MAJALENGKA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Majalengka melaksanakan kunjungan studi banding ke Baznas Provinsi Jawa Tengah, salah satunya yang bertujuan untuk belajar soal peran Baznas dalam membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan belum lama ini.
Seperti diketahui, Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi didampingi Asisten Kesejahteran Rakyat Setda Majalengka, Rd. Muh. Umar Maruf dan Kabag Kesejahteraan Rakyat, Maman Komarudin bersama jajaran Baznas Majalengka meneropong kiat-kiat Baznas Jawa Tengah dalam memfasilitasi potensi UMKM di sana agar bisa diterapkan di Kabupaten Majalengka.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Karna dan jajaran Baznas pun melakukan dialog langsung bersama pelaku UMKM dan ekspos di hadapan Baznas Provinsi Jawa Tengah.
Ketua Baznas Majalengka, Agus Yadi Ismail menerangkan, pihaknya terus menghimbau agar masyarakat Kabupaten Majalengka memberikan amanah kepada Baznas dalam mengelola dana infaq dan sodaqohnya.
“Baznas Majalengka bertekad mendukung program pemerintah dengan strateginya melahirkan program Majalengka Cageur, Majalengka Pinter, Majalengka Bageur dan Majalengka Bener,” kata Agus.
Sumber Baznas Provinsi Jawa Tengah menerangkan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah semakin melebarkan sayap untuk membantu pemerintah. Tidak hanya memberikan bantuan yang sifatnya konsumtif, Baznas Jateng akan mulai mengembangkan permodalan bagi masyarakat yang membutuhkan dengan sebutan Baznas Mikro Finance.
Ketua Baznas Provinsi Jawa Tengah, KH Ahmad Daroji Daroji menerangkan, Baznas berkeinginan membuat program pembiayaan dan akses permodalan bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Kami ingin keberadaan Baznas semakin membantu pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan. Saat ini banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses permodalan karena dianggap tidak bankable, nah kami berencana membuat pembiayaan dan bantuan modal bernama Baznas Mikro Finance,” katanya.
Baznas Mikro Finance tersebut, lanjut Daroji, dapat digunakan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat tidak mampu se-Jateng. Bantuan yang dapat diberikan tidak terlalu besar, hanya sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 jutaan.
“Kami menilai potensi zakat di Jateng ini sangat besar dan sudah terbukti dari zakat Aparatur Sipil Negara (ASN) yang digalakkan oleh Gubernur. Untuk itu, kami ingin lebih memberdayakan kemampuan untuk membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Dengan potensi yang ada, kami yakin pasti bisa,” bebernya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi program Baznas. Menurut dia, pembiayaan dan bantuan akses permodalan memang sangat diperlukan masyarakat.
“Jadi Baznas tidak hanya menyelesaikan persoalan yang sifatnya konsumtif saja, namun masyarakat produktif juga mendapat bantuan. Saya senang dan mendukung program ini. Silahkan nanti bisa bekerjasama dengan Bank Jateng Syariah untuk pengelolaannya,” ucapnya.
Gubernur membenarkan, potensi zakat di Jawa Tengah sangat besar. Di kalangan ASN Pemprov Jateng saja, setiap bulan terkumpul Rp 2,5 miliar lebih setiap bulan.
“Padahal dulu waktu awal saya luncurkan, hanya sekitar Rp600 juta, namun perkembangannya sangat pesat. Kami coba tularkan ke daerah dan daerah, justru larinya lebih banter. Saya berharap hal ini dapat menjadi gerakan nasional, sehingga sejumlah persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan anggaran negara, bisa menggunakan dari zakat ini,” paparnya.
Ditambahkan, kehadiran Baznas dalam membantu pembangunan Jawa Tengah sudah sangat terasa. Ia mencontohkan, di Kabupaten Pekalongan ada sepasang kakek nenek tinggal di gubuk reyot dan tanahnya milik desa. Dengan Baznas, Ganjar langsung membantu kakek nenek tersebut.
“Kalau pakai APBD kan lama, harus menganggarkan dulu tahun depan, belum lagi berdebat dengan DPRD. Sekarang dengan adanya Baznas ini, bisa langsung diselesaikan. Contoh lainnya misalnya ada yang tidak bisa bayar sekolah langsung bisa dibantu, sakit langsung bisa dibantu. Pembangunan lembaga keagamaan, gaji guru Madin dan sebagainya dapat dialokasikan dari sini,” bangganya.
Dalam waktu dekat, Baznas Nasional akan menggelar Rakernas di Solo. Dalam kesempatan itu, Ganjar diundang untuk menjadi pembicara karena dianggap berhasil mengelola Baznas dengan baik.
“Nanti akan kami tularkan ke daerah lain dan kami juga akan belajar ke daerah lainnya. Saya berharap ini akan jadi gerakan nasional dan dapat menjadi sumber untuk menyelesaikan program-program sosial kemasyarakatan di luar anggaran negara,” pungkasnya. (gan)