CIREBON – Masjid merah ternyata bukan hanya milik Masjid Merah Panjunan, yang berlokasi di Jalan Panjunan, Kota Cirebon. Masjid merah juga terdapat di Kelurahan Kalijaga, tepatnya di RW 06 Kedung Menjangan, Kota Cirebon.
Masyarakat sekitar menyebutnya Masjid Nurbuat atau lebih dikenal dengan nama Masjid Merah Kedung Menjangan.
Berbeda dengan Masjid Merah Panjunan, Masjid Merah Kedung Menjangan ini terlihat lebih unik dengan arsiktektur sangat fenomenal. Melihat fisik bangunan, masjid ini memilki ciri khas yang jarang, bahkan tidak dimiliki masjid bersejarah berlatar syiar Islam lainnya.
Selain didominasi warna merah, mulai dari pagar hingga bangunan masjid, yang tampak terlihat bentuk menara masjid yang tidak biasa. Terdapat sembilan umpakan atap saling menumpuk ditutup wuwungan (memolo) khas Kesultanan Cirebon.
Sangat artistik bahkan terkesan sangat unik. Jika dibandingkan dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan atau Masjid Demak di Kudus, ada kesamaan atap. Yang membedakannya, tumpukan atap Masjid Merah Kedung Menjangan tersebut bukan ditempatkan di atas bangunan utama masjid, tetapi terkesan terpisah dari bangunan masjid.
Letaknya pun berada di depan masjid menaungi sebuah sumur berbentuk unik pula yang bagian sisinya ditempelin piring kecil khas Tiongkok. Terkait sembilan atap yang menghiasi menara, agaknya berhubungan erat dengan sembilan wali atau Walisanga, sebagai penyiar Islam di tatar tanah Jawa.
Konon menurut warga setempat, bangunan masjid itu belum banyak direnovasi tetapi material bangunan terlihat masih kokoh. Luar biasa.
Seperti umumnya masjid bersejarah di Cirebon, desain artsitektur merupakan perpaduan budaya Islam, Budha dan Tiongkok. Hal ini terlihat dengan adanya gapura, bentuk bangunan masjid dan tempelan piring Tiongkok.
Yang lebih mengejutkan, dari cerita turun temurun, pendirian masjid tersebut hanya dibangun dalam tempo 100 hari. Subhanallah. (Irgun)