CIREBON – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober 2022 diselenggarakan dengan sejumlah kegiatan. Selain upacara dan kirab, perayaan HSN juga dilakukan dengan melaksanakan ziarah kubur ke makam para kiai.
Salah satu makam kiai yang banyak dikunjungi oleh sejumlah kalangan saat peringatan HSN, adalah makam KH Abbas Abdul Jamil. Kiai Abbas merupakan salah satu kiai yang ikut menginisiasi dan menggerakan fatwa resolusi jihad.
Beberapa rombongan yang secara khusus melaksankan ziarah ke Makam Kiai Abbas dalam rangka Hari Santri, yaitu Pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, Pengurus PWNU Jawa Barat, Pengurus PCNU Kabupaten Cirebon, Pemda dan jajaran Kemenag Kabupaten Cirebon dan sejumlah instansi lainnya.
“Hari ini, ada ribuan santri buntet juga yang melakukan ziarah ke Makam Kiai Abbas,” ujar KH Salman Al-Farisi, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Pondok Buntet Pesantren, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Sabtu (22/10/2022).
Salah satu bukti dari sentralnya peran Kiai Abbas dalam menggelorakan fatwa resolusi jihad, yaitu dipilih oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk memimpin perang 10 November.
Perang yang saat ini momennya diabadikan sebagai hari pahlawan itu, merupakan puncak dari perlawan para ulama dan santri, yang merupakan realisasi dari fatwa resolusi jihad.
“Kiai Abbas menjadi penggerak resolusi jihad, salah satunya dibuktikan dengan kepemimpinannya saat perang 10 November,” ujar Salman.
Sejarawan pesantren, Akhmad Rofahan juga menuturkan, bahwa perang 10 November yang sebelumnya diminta dimulai lebih awal oleh Bung Tomo, dicegah oleh Kiai Hasyim Asy’ari.
Ditolaknya permintaan Bung Tomo itu bukan tanpa alasan. Karena saat itu, Kiai Hasyim Asy’ari tidak mau memulai perang 10 November, sebelum macan dari Cirebon tiba di Surabaya.
“Macan dari Cirebon yang dimaksud, yaitu Kiai Abbas,” ujar Magister Islam Nusantara Unusia Jakarta ini.
Saat perang 10 November, Kiai Abbas tidak sendirian. Sejumlah ulama dan santri dari berbagai daerah, juga ikut terlibat dalam perang besar pasca kemerdekaan itu.
Bahkan, salah satu saksi mengatakan, Kiai Abbas juga ikut andil dalam menggerakan ribuan santri dari Cianjur untuk bisa ikut berperang di Surabaya.
“Banyak daerah yang merasa dibantu oleh Kiai Abbas dalam melawan penjajah, Bukan hanya Cirebon dan Surabaya saja, tapi juga Cianjur, Pati dan wilayah lainnya,” ujar Rofahan. (yus)