CIREBON – Msalah program rumah tidak layak huni (rutilahu) di Kota Cirebon kerap menjadi topik utama dalam reses anggota dewan. Untuk menidaklanjuti keluahan warga tersebut, Komisi II melakukan pertemuan dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Cirebon.
Pertemuan yang berlangsung di Griya Sawala pada Senin (7/11/2022) tersebut menyebutkan, jika Peraturan Walikota (Perwali) yang mengatur terkait pengentasan rutilahu sudah diterbitkan nanti, realisasi program rutilahu harus lebih objektif.
Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, H. Karso menjelaskan, dalam rapat kerja bersama Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) didapatkan informasi bahwa penyusunan Perwali tentang Rutilahu sudah memasuki tahap akhir. Hanya saja ketika dievaluasi ditemukan beberapa kesalahan redaksi pada drafnya.
“Sebenarnya dua bulan lalu sudah jadi, hanya setelah dievaluasi ada koreksi di bagian redaksi. Sehingga harus paraf ulang,” kata Karso usai rapat bersama DPRKP di Griya Sawala gedung DPRD, Senin (7/11/2022).
Karso menilai, regulasi tersebut merupakan terobosan baru karena selama ini pelaksanaan program pengentasan rutilahu di Kota Cirebon berasal dari program pemerintah pusat dan provinsi.
Adapun terkait dengan teknis dan persyaratannya juga telah disetujui. Termasuk relaksasi persyaratan bagi calon penerima program rutilahu, sehingga mereka tidak disulitkan dengan masalah administrasi.
“Nanti sumbernya dari APBD, kalau pun tidak itu akan menjadi bagian dari pokok pikiran DPRD. Sehingga tidak akan menghambat perubahan APBD. Syukur-syukur dari TAPD mengalokasikan anggaran untuk rutilahu murni dari anggaran DPRKP,” ujar Karso.
Sedangkan saat rapat berlangsung, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Cirebon, dr H Doddy Aryanto MM menyampaikan, proses verifikasi untuk calon penerima bantuan rutilahu harus dilakukan secara objektif. Sebab, ia menilai pelaksanaannya belum berjalan dengan baik.
“Dengan adanya perwali nanti, harapan saya kebijakan terkait penanganan rutilahu dapat berjalan objektif dan baik,” ungkap Doddy.
Sementara itu, Kepala DPRKP Kota Cirebon, Wandi Sofyan menyambut baik usulan-usulan yang disampaikan Komisi II kepada pihaknya. Oleh karena itu DPRKP akan menampung dan memilahnya sesuai dengan tupoksi lembaganya.
Dalam aturan yang tercantum pada Perwali tentang Rutilahu, nominal bantuan yang akan diserahkan kepada calon penerima senilai Rp 15 juta. Masyarakat yang memenuhi syarat, harus membuat RAB sesuai kebutuhan perbaikan kemudian melaporkanya lewat fasilitator.
“Intinya kami menyambut baik, karena ini menjadi bagian dari upaya juga untuk penanggulangan rumah tidak layak huni di Kota Cirebon,” katanya. (irgun)