Oleh: H. Daddy Rohanadu
(Penulis Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat)
SUDAH lama kabar beredar. Sudah banyak kabar tersiar. Pemerintah akan membangun jalan tol penghubung Jawa Barat (Jabar) dengan Jawa Tengah (Jateng). Jalan tol itu panjangnya 206,65 kilometer.
Jalan itu semula dinamai Cigatas karena hanya menjadi penghubung Cileunyi-Garut-Tasikmalaya. Artinya, jalan tol tersebut hanya menjadi penghubung antar-kabupaten di dalam Provinsi Jabar. Panjangnya pun tidak seperti itu. Semula ada tiga pilihan dengan ruas terpanjang 117 kilometer.
Karena menjadi infrastruktur konektivitas yang lebih luas, dari Cileunyi-Garut-Tasikmalaya menjadi Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, namanya pun berubah menjadi Tol Getaci. Dengan ruas baru tersebut, Tol Getaci pun digadang-gadang bakal menjadi tol terpanjang se-Indonesia.
Dengan panjang seperti itu, Tol Getaci nantinya akan menggeser posisi Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) yang panjangnya 189 kilometer. Tol Terpeka saat ini merupakan tol terpanjang di Republik Indonesia.
Tol Getaci bakal digarap PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC) yang merupakan konsorsium. Adapun perusahaan yang masuk dalam konsorsium tersebut adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Daya Mulia Turangga, PT Jasa Sarana, PT Gama Group, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Jalan Tol Getaci akan dibagi menjadi empat seksi. Seksi 1: Junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 kilometer. Seksi 2: Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 kilometer. Seksi 3: Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 kilometer. Seksi 4: Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 kilometer.
Total investasi Tol Getaci adalah Rp 56 triliun. Ini nilai investasi yang tidak sedikit. Pembangunan jalan tol sepanjang itu bisa dipastikan tidak akan tuntas dalam satu tahun anggaran. Dengan nilai investasi seperti itu, masih dirasa wajar jika masa konsesi yang diberikan pun cukup panjang, yakni selama 40 tahun.
Tol Getaci diharapkan menjadi salah satu pengungkit roda perekonomian Jabar selatan bagian timur. Selain itu, tol ini juga diharapkan memperlancar akses selatan ke utara dan sebaliknya. Tol Getaci akan mempermudah calon penumpang Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Tol Getaci juga menjadi jalan pintas ke arah Indramayu-Cirebon dan sekaligus menjadi penghubung utara-selatan Jabar bagian timur. Tol Getaci juga dinanti para calon penumpang BIJB Kertajati. Selama ini dari arah Kota Tasikmalaya–Kota Bandung atau sebaliknya saja minimal membutuhkan waktu tempuh sekitar 2-3 jam.
Demikian pula Bandung ke Cirebon dan sebaliknya. Rute ini juga minimal membutuhkan waktu tempuh sekitar 3-4 jam. Ini akibat rute yang ditempuh jika lewat jalan Tol Cipularang dan Tol Cipali harus melambung hingga ke Kabupaten Karawang di Km 67 Tol Cikampek.
Jika rute yang digunakan adalah melalui Sumedang dan Majalengka, ada hal yang kerap jadi masalah. Cadas Pangeran sepertinya m,enjadi salah satu masalah karena kemacetan di daerah bertebing curam itu kerap memakan korban. Meskipun jalur ini cukup menarik karena keindahan alamnya, tetap dibutuhkan alternatif.
Andai Tol Getaci dan Tol Cisumdawu sudah beroperasi, pasti waktu tempuh Kota Tasikmalaya-Kertajati hanya sekitar dua jam saja. Dengan demikian, baik dari segi biaya maupun dari segi waktu tempuh, penyelesaian Tol Getaci dan Tol Cisumdawu sangatlah membantu.
Itu menunjukkan peran strategis Tol Getaci dan Tol Cisumdawu untuk perekonomian Jabar. Kedua tol tersebut pasti akan lebih memperlancar pergerakan orang dan barang di Jabar. Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pun akan terdongkrak.
Bagaimana posisinya kini? Tol Cisumdawu dalam tahap penyelesian. Tol Cigatas masih dalam tahap persiapan. Kita tunggu perkembangannya. Semoga percepatan segera dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang selalu kita idamkan. (*)