Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Selamat Datang Di Kota Cirebon”
SAYA merupakan warga pendatang di Kota Cirebon-Jawa Barat. Pertama kali saya berdomisili di Kota Cirebon sejak 7 Oktober 2010 silam. Awalnya saya berdomisili di Kota Bandung. Secara resmi berpindah dan menjadi warga Kota Cirebon sejak 2014 silam. Sebagai warga pendatang, karena memang asli Manggarai Barat-NTT, saya mesti mengenal Cirebon dari segala aspeknya. Untuk menggapai ini, saya pun sering silaturahim kepada para tokoh, penggiat dan warga sekitar. Hasilnya, minimal saya bisa mengenal Cirebon dari sebelumnya.
Mengenal Cirebon memang butuh waktu yang lama, namun saya merasakan dan menyaksikan betapa Cirebon adalah kita yang kaya inspirasi. Kota Wali adalah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan religi. Sehingga destinasinya cukup menarik dan membuat pengunjung dari mana pun mau berkunjung berkali-kali di kota yang terletak tak jauh dari mulut pantai Utara pulau Jawa ini. Apalah lagi kota ini merupakan salah satu kota yang akrab dengan salah satu Wali Songo (Wali Sembilan), yaitu Sunan Gunung Djati, membuat kota ini akrab dengan nilai religi terutama Islam.
12 tahun sudah saya berdomisili di Kota Cirebon. Ada banyak kenangan dan kesan yang membuat saya semakin mencintai kota yang akrab dikenal sebagai Kota Udang ini. Berbagai destinasi wisata baik yang akrab dengan agama, budaya dan sejarah sudah saya kunjungi, termasuk berbagai kraton yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarahnya. Bila mengenang kembali satu persatu tentu butuh waktu yang panjang dan tentu bakal membutuhkan tenaga dan biaya tak sedikit.
Sebagai salah satu wujud cinta pada Kota Cirebon, beberapa waktu lalu saya sukses menulis dan menerbitkan buku terbaru saya yang berjudul “Selamat Datang Di Kota Cirebon”. Buku ini membahas tentang profil umum Kota Cirebon, termasuk membahas berbagai destinasi wisata yang dari waktu ke waktu semakin disukai oleh para pengunjung. Sebagai pendatang, saya menelisik Kota Cirebon dari berbagai sisinya, dari jarak dekat. Walau tak mengungkapkan semua keunikan Kota Wali, namun saya merasa sudah mulai mencicil apa yang mesti saya lakukan sebagai tanda cinta.
Sepertinya, pembangunan Kota Cirebon dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan. Setelah hadirnya Alun-alun Kejaksaan, dibawah pimpinan Walikota dan Wakil Walikota Cirebon 2018-2023 (H. Nashrudin Azis dan Hj. Eti Herawati) ada begitu banyak hal-hal baru yang membanggakan seperti taman kota, dan masih banyak lagi yang lainnya. Salah satu destinasi yang sangat menarik dan baru saja diresmikan adalah Taman Pedati Gede Pekalangan yang berada di depan Gedung BAT, sebuah gedung yang juga menjadi tempat kunjungan banyak pengunjung bila ke Kota Cirebon.
Taman yang diresmikan pada Senin 12 Desember 2022 dan dihadiri oleh Muspida, OPD, dan para undangan juga umum ini merupakan tempat yang memiliki latar sejarah bagi warga Kota Cirebon dan sekitarnya. Pedati Gede Pekalangan adalah salah satu peninggalan bersejarah Kota Cirebon abad ke-XV. Pembuatan pedati ini merupakan ide bersama Pangeran Cakrabuana dan Syeikh Syarif Hidayatullah dalam membuat alat transportasi yang rangka utamanya mengambil bentuk rangkaian huruf al-Quran.
Kini taman ini terlihat semakin indah dan menarik, sehingga sangat layak dikunjungi oleh siapapun. Apalah lagi anak-anak muda yang hendak berfoto ria di tempat ini, tinggal datang saja langsung aksi di lokasi. Menelisik taman ini saya jadi teringat beberapa tulisan saya, dari artikel hingga buku, sebagiannya saya tulis di sela-sela berkunjung ke gedung BAT. Taman Pedati Gede pun menjadi tempat baru yang layak saya kunjungi berkali-kali, setelah berbagai tempat lain yang semuanya menjadi sumber inspirasi dan tempat saya menulis artikel dan buku.
12 tahun di Kota Cirebon adalah momentum bersejarah dalam hidup saya. Sebab di sini bukan saja menambah ruang belajar tentang kehidupan, tapi juga tempat yang inspiratif untuk melanggengkan cinta. Bagaimana pun istri saya: Eni Suhaeni adalah sosok kelahiran dan besar di Cirebon. Walau asli Gebang, Kabupaten Cirebon, namun ia termasuk akrab dengan Kota Cirebon. Bahkan sebagian besar waktunya di Kota Cirebon. Apalah lagi kini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri saya, ia pun sangat paham Kota Cirebon. Di sinilah saya dan dirinya memandu dan merayakan cinta seutuhnya.
Alhamdulillah, saya layak memuji Allah yang telah menakdirkan saya menjadi warga Kota Cirebon. Saya menyaksikan di sini banyak hal unik. Bukan ratusan tapi jutaan. Bahkan banyak tulisan saya yang terinspirasi dari keunikan Kota Cirebon. Terutama yang saya selesaikan dan terbitkan menjadi artikel juga buku. Hadirnya Taman Pedati Gede tentu saja menambah semangat saya untuk terus berkarya, termasuk untuk mengambil bagian dalam menghadirkan karya literasi yang bermutu dan inspiratif bagi Kita Cirebon dan sekitarnya. Sungguh, di Kota Cirebon ada jutaan ide, inspirasi dan cinta. Selamat berkunjung dan menikmati Kota Cirebon! (*)