CIREBON – Pentas Drama Musikal “Ibu Aku Pulang” karya Able Ballet bekerjasama dengan Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon dan Komunitas Gerbang berlangsung meriah, bahkan mendapat apresiasi dari ratusan penonton yang memadati auditorium Hotel Prima, Kota Cirebon, Sabtu (17/12/2022) malam.
Drama musikal bertajuk “Gemerlap Malam untuk Ibu” yang ditampilkan oleh para pemain siswa TK, SMP, SMA dan pelaku seni profesional memukau penonton. Tak ayal tanggapan positif pun berdatangan dari berbagai kalangan.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati dan M. Dany Jailani selaku penasihat Komunitas Seni Komunitas Gerbang serta ratusan undangan dan penonton.
Ketua Pelaksana, Andrianus Tjokro Budiyanto mengatakan, seni adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai mahluk yang mengatur dan universal.
Lanjutnya, drama musikal ini adalah genre atau karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak musik dan tari.
“Seni menggambarkan kehidupan realita watak serta tingkah laku manusia, melalui peran dan dialog yang dipentaskan kisah cerita dan drama, yang memuat konflik dan emosi secara khusus, ditujukan untuk pementasan teater,” ucap Andi.
Di akhir acara diberikan juga penghargaan khusus untuk para ibu sebagai bukti bakti generasi muda kepada para ibu yang memiliki banyak peran dalam kehidupan.
Terpisah, Dany selaku Penasihat Komunitas Gerbang Seni dan pentas drama memberikan masukan, pentas dan drama dengan tema “Ibu Aku Pulang.”
“Pentas seni dan drama yang baru saja digelar, ini bertujuan membangkitkan kembali kreativitas generasi muda Cirebon di bidang seni, memasukan seni Kota Cirebon dan balet, memberika apresiasi kepada para ibu yang mempunyai peran dalam pembangunan,” pungkasnya.
Sinopsis Cerita
“Ibu aku Pulang” mengambil background tahun 90-an. Kisah sepasang kekasih yang akhirnya menikah, lalu memiliki anak.
Suatu hari Sang Ayah meninggal yang mengakibatkan perekonomian keluarga mulai mengalami kesulitan. Warisan Ayah yang sudah tidak banyak lagi disimpan oleh Ibu untuk biaya kuliah anaknya kelak, dan untuk kehidupan seharihari, Ibu berjualan jamu gendong.
Anaknya si Jaka malu dengan pekerjaan Ibunya dan bermaksud pergi meninggalkan rumah, dia berpikir jika tetap tinggal di rumah, tidak ada masa depan baginya.
Sebelum meninggalkan rumah, Jaka meminta bagian warisannya, dengan berat hati diberikanlah bagian si anak.
Jaka pergi merantau ke kota besar, namun ternyata sebelum mimpinya tercapai, uangnya sudah menipis. Saat uangnya mulai habis, Jaka direndahkan teman-temannya.
Dalam keterpurukannya, Jaka menyadari caranya yang salah dan teringat kepada kampung halamannya, terutama kepada ibunya.
Akhirnya Jaka kembali ke kota asalnya dan mulai membangun kotanya, justru pada saat dia mencintai keluarganya yang sederhana dan kotanya, impiannya menjadi kenyataan. (yus)