CIREBON – Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Cirebon menyelenggarakan peringati Hari Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang berlangsung di salah satu hotel di kawasan Jalan Siliwangi, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Kamis (1/11/2022).
Sekretaris KPA Kota Cirebon, Sri Maryati, menyatakan, pihaknya harus menyatukan langkah untuk Human Munodeficiency Virus (HIV) semua setara dan akhirnya KPA akan terus berupaya untuk menggali karena memang kalau HIV ini kan berbeda dengan yang lainnya.
“Karena harus dibongkar fenomena gunung es yang memang harus sesuai dengan tahapan-tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan tentunya angka kasus yang menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) ada sekitar 1.700 orang yang terkena dampak HIV. Masyarakat juga mendorong mereka yang perilakunya beresiko untuk melakukan tes HIV,” tuturnya.
Sehingga, lanjut Sri, pihaknya dan teman-teman yang bergerak dalam kasus ini yang luar biasa tinggi hampir 100 persen psda 2021 hingga Juli 2022 itu ada 126-an yang terjangkit mulai usia 15-54 tahun.
“Memang kita masih menemukan angka di 170-an dan itu sangat tinggi. Kita akan terus mencari masyarakat yang terjangkit HIV karena jika tidak maka ending di tahun 2030 tidak akan bisa terlaksana. Jsdi memang bicara soal HIV memang harus kita temukan sebanyak-banyaknya agar tahun 2030 tidak ada lagi orang yang terinfeksi baru karena HIV,” tandas Sri.
Dikatakannya, kalau temuannya hari ini pada 2022 lebih tinggi dibanding 2019. Nanti akhir tahun kita hitung totalnya berapa, sebab kasus HIIV ini tidak bisa diberhentikan hingga 30 Desember 2022, tetapi akan terus dipantau pada tahun berikutnya.
Sementara, Sri menyebut, pada November 2022 ini setiap bulan pihaknya hampir selalu memukan kasus HIV baru tidak hanya di satu titik tetapi sudah menyebar hampir di semua titi kelurahan yang ada di Kota Cirebon.
“Di tahun 2022 ini orang yang terjangkit HIV di Kota Cirebon sudah menyebar di 22 Kelurahan. Ini memang semuanya sudah tidak ada lagi kasus. Yang ada kasus HIV di 22 kelurahan ini dilakukan upaya penanggulangannya.
Sri menambahkan, sebetulnya virus HIV ini bisa dicegah. Siapapun bisa tahu dia tertular atau tidak. Sebetulnya ketika memang nanti oramg tertular HIV bisa dlihat dari perilaku seksualnya.
“Jadi upaya pencegahan kasus HIV ini yang tadi saya bilang unsur-unsur ini memang harus terus ditingkatkan agar pencegahan ini terutama di sekolah. Rencana kedepan kita akan lebih konsentrasi lagi di sekolah, karena kita akan mengundang juga untuk melakukan workshop dengan guru-guru di sekolah, dan mereka di salah satunya adalah guru Penjaskes yang di dalamnya ada materi soal HIV dan kita akan latih supaya anak-anak di SMP ini juga sudah paham secara kompetensi,” katanya.
Terkait penyebaran HIV di pelabuhan, Sri mengatakan, sebetulnya kasus yang ditemukan waktu itu hanya ada satu kasus.
“Sebetulnya Pelabuhan Cirebon ini sudah menjadi pelabuhan yang baik untuk penanggulangan tersebut, karena memang secara rutin dilakukan tes HIV bagi mereka yang berpotensi tertular HIV,” pungkas Sri. (yus)