MAJALENGKA, fajarsatu.com – Ratusan pengunjung lokal maupun dari luar daerah seperti dari Cirebon, Kuningan dan Indramayu dibuat makin seru saat berada di lokasi objek wisata Situ Cipanten, Kabupaten Majalengka.
Pasalnya, selain berwisata, mereka antusias sambil berburu durian di Festival Pasar Leuweung (pasar hutan) yang digelar objek wisata di daerah Desa Gunungkuning, Kecamatan Sindang itu.
Pengunjung bisa menikmati langsung di tempat durian lokal terbaik mulai dari harga Rp.50 – Rp.250 ribu per buahnya. Sedangkan, khusus untuk harga jual yang sudah dikupas dan dikemas hanya Rp.40 ribu per toplesnya.
Anggota DPRD Majalengka dari Fraksi PDI Perjuangan, H. Sahidi mengapresiasi dan turut antusias larut dalam festival durian yang digelar di Situ Cipanten tersebut.
Menurutnya, festival durian yang dikemas dalam acara bernama Pasar Leuweung ini dinilai sangat positif, sebab menghadirkan segala produk lokal unggulan yang ada di wilayah Majalengka.
“Saya apresiasi buat tim dari Desa Gunungkuning, Karang Taruna dan Bumdes-nya. Mudah-mudahan acara ini bisa langsung menyentuh dan tentunya dapat memacu terhadap pergerakan ekonomi masyarakat,” ungkap Sahidi, Minggu (5/3/2023).
Sahidi memandang, melalui kegiatan festival ini selain sebagai ajang promosi wisata, juga mengenalkan berbagai potensi yang dimiliki Majalengka seperti halnya hasil bumi dan produk-produk unggulan lainnya kepada khalayak luar.
Untuk itu ia berharap, agar Festival Pasar Leuweung ini supaya bisa digelar berkesinambungan guna memunculkan terus potensi yang ada, sekaligus agar membuka peluang untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Saya berharap kegiatan semacam ini bisa terus berkelanjutan. Kalaupun sedang tidak musim durian, maka tinggal disesuaikan saja momennya dengan penentuan musim varietas lainnya,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Bumdes Karya Mekar, Yosep Hendrawan menjelaskan, bahwa festival durian yang dikemas dalam acara Pasar Leuweung ini berlangsung di bawah naungan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dan didukung penuh oleh Asosiasi Produsen dan Pengedar Benih Hortikultura.
Yosep menuturkan, rencana sebelumnya kegiatan acara festival durian akan diadakan di Tasikmalaya. Namun mengingat pertimbangan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat melihat bahwa kabupaten berjuluk Kota Angin dinilai mumpuni dan terdapat banyak potensi ragam durian lokal terbaik, maka akhirnya pelaksanaannya pun digeser ke Majalengka.
Pihaknya bersyukur bisa dilibatkan dalam penyelenggaraan acara tersebut. Pasalnya, walau pun hanya diberi waktu selama 2 minggu untuk mempersiapkan konsep acara besar itu, namun mampu menggelar sukses tepat pada waktu pelaksanaannya.
“Alhamdulillah tantangan ini sudah kami buktikan ke Pak Kadis Kehutanan Provinsi Jawa Barat, bahwa Situ Cipanten bisa mendukung penuh acara Cabang Dinas Kehutanan wilayah VIII,” jelasnya.
Yosep mengatakan, di sesi awal acara dibuka terlebih dahulu dengan diadakannya sayembara atau penilaian terhadap beberapa jenis durian lokal yang diikutsertakan dalam festival itu.
Jenis durian lokal lainnya yang turut dilombakan dalam festival ini yaitu antara lain Durian Lato-lato, Durian Demes, Durian Cinta, Durian Simpur, Durian Domas dan lainnya.
“Alhamdulillah durian lokal dari daerah Payung namanya Durian Domas itu yang menjadi juara pertama dan langsung dinobatkan menjadi durian fantastis dengan harga jual seharga Rp.250 ribu perbuahnya,” ungkapnya.
Tak hanya menampilkan buah durian saja yang ada dalam ajang festival tersebut, namun jenis-jenis produk olahan lainnya dari hasil hutan juga turut ditampilkan. Salah satu contohnya yaitu madu.
Selain itu, aneka produk UMKM kreasi dari PKK Desa Gunungkuning, Kecamatan Sindang pula dihadirkan dalam Pasar Leuweung Situ Cipanten, seperti aneka kuliner jajanan, hasta karya hingga kopi khas Gunungkuning. (hen)