CIREBON, fajarsatu.com – Panglima Tinggi Laskar Macan Ali Nuswantara, Prabu Diaz memimpin 32 biksu dalam perjalanan lintas negara melakukan Thudong atau ritual jalan kaki ribuan kilometer dari Thailand yang akan berakhir di Borobudur, Jawa Tengah.
Prabu Diaz bersyukur atas tibanya para biksu di Kota Cirebon karena hal ini menjadi kebanggaan tersendiri khususnya warga kota karena menjadi tempat persinggahan para biksu.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar dan sesuai rencana, kami melakukan perjalanan panjang dari Thailand Selatan sampai di Indonesia melalui Malaysia dan Singapura. Semoga misi perdamaian dan segudang makna yang terkandung dalam tradisi ini dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Dari 32 Biksu tersebut, setelah melintasi empat negara, yakni Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia saat ini mereka sudah sampai di Kota Cirebon, Kamis (18/5/2023) siang.
Dalam perjalanan para biksu ini, sempat singgah dulu di Vihara Dharma Sukha yang terletak belakang Pasar Kue Weru, mereka sempat beristirahat di Klenteng yang berusia ratusan tahun ini. Para biksu pun tak pelak disambut oleh ratusan warga sekitar. Suasana ramai membahana di sekitar klenteng tersebut.
Dalam perjalanan ini para biksu atau bhante ini, dengan pengawalan dari Laskar Macan Ali (LMA) Nuswantara, TNI dan Polri juga relawan, setelah melalui perjalanan panjang, mereka singgah dulu di kediaman Ketua Thudong Internasional, Welly Widadi di Jalan Pembangunan, Kota Cirebon.
Menurut Welly, potret perjalanan tersebut, membuktikan Indonesia masih memiliki nilai toleransi tinggi.
“Kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia itu negara aman toleransinya sangat tinggi. Bhante sendiri terlihat sangat senang melihat keberagaman yang ada di Indonesia,” terang Welly pada sejumlah awak media dihalaman rumahnya.
Lanjut Welly, mejelaskan ada tradisi yang menarik saat para bhante tiba yaitu melepas alas kaki dan satu persatu ada ritual pencucian kaki.
“Ritual cuci kaki bhante sebagai wujud bakti para umat untuk bhante yang sedang menjalankan ritual thudong menuju Candi Borobudur.” tukasnya.
Wakil Walikota Cirebon, Hj. Eti Herawati mengatakan, pihaknya memastikan Kota Cirebon merupakan tanah wali yang masyarakatnya menjungjung tinggi nilai toleransi yang tinggi, terutama Kita Cirebon yang terbentuk dari ragam budaya agama dan kultur.
“Diharapkan bisa menjadi persinggahan yang nyaman bagi para bhante thudong untuk menelusuri tempat-tempat religi seperti vihara yabg ada dan juga lainnya,” kata Eti.
Ia menambahkan, selama perjalanan atau ritual thudong, para bhante bahkan mendapat pengawalan dari mayoritas masyarakat muslim.
“Ini akan menjadi sejarah bagi negara Indonesia dan Cirebon yang menjadi bagian pelaksanaan ritual thudong di Indonesia,” tandasnya.
32 biksu selanjutnya akan melanjutkan perjalanannya dari Cirebon akan melewati, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Ambarawa dan berakhir di Magelang yakni menuju Candi Borobudur jelang Perayaan Waisak 2567 BE, Minggu (4/6/2023). (yus)