CIREBON, fajarsatu.com – Ekonomi kreatif menjadi sektor penting yang bisa menopang perekonomian masyarakat secara masif. Pemerintah harus membuat kebijakan yang mendorong agar sektor ekonomi bisa berkembang.
Hal itu disampaikan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Bambang Mujiarto saat kegiatan reses di wilayah Arjawinangun Kabupaten Cirebon, Sabtu (8/7/2023).
Menurut Bambang, Jawa Barat sendiri menjadi salah satu penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif (Ekraf) Jabar mencapai Rp191,3 triliun atau 20,73 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) ekraf nasional.
“Kontribusi ekspor ekraf Jabar mencapai 6,38 juta USD atau 31,93 persen dari total ekspor ekraf nasional,” ujarnya.
“Jumlah usaha ekraf yang bergerak di Jabar mencapai 1,5 juta unit dengan menyerap tenaga kerja sekitar 3,8 juta orang,” sambungnya.
Ditambahkan Bambang, ekonomi kreatif di Jawa Barat hingga kini masih disumbang oleh tiga besar subsektor, yakni kerajinan tangan, kuliner dan fashion. Untuk kerajinan tangan menyumbang 27,1 persen, kuliner 26,4 persen, dan fashion 16,7 persen. Sedangkan subsektor lainnya total
29,8 persen.
Jawa Barat menjadi salah satu penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) di bidang ekraf terbesar, yakni 11,81 persen atau tertinggi ketiga setelah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 16,12 persen, dan Bali sebesar 12,57 persen.
“Ekraf bisa menjadi peluang ekonomi yang menjadi tulang punggung ekonomi masysrakat yang tahan terhadap berbagai krisis ekonomi, tentunnya harus di topang dengan pendampingan dari pemerintah yang membantu menyiapkan pasar dan peningkatan keterampilan dari pelaku usahanya,” Imbuhnya.
Kabupaten Cirebon, kata Bambang, punya banyak sentra ekraf dari mulai pusat kuliner dari Batembat dan Talun, lalu fashion Di Trusmi dan Tegalgubug, serta kerajinan grabah di Sitiwinangun, Gegesik dan banyak daerah lainnya. (de)