Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Plan Your Success”
IBADAH umrah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Syariat mengajak umat Islam untuk menyempatkan beribadah umrah di tanah suci dengan berbagai standar dan syarat yang sudah baku dalam khazanah Islam. Balasan pahala bagi mereka yang beribadah umrah pun begitu besar. Begitu juga esensi dan maknanya secara sosial, benar-benar menjadi daya tarik tersendiri bagi umat Islam lintas generasi dan lokasi. Dengan demikian, ibadah ini pun benar-benar dirindukan.
PT. Manasik Haji Umrah (MHU) merupakan salah satu travel yang melayani jasa pemberangkatan bagi umat Islam ke tanah suci, baik untuk ibadah haji maupun umrah. Secara khusus untuk umrah, selama setahun terakhir ini MHU sudah memberangkatkan sekira ribuan jamaah umrah ke tanah suci. Perusahaan dengan Owner Ustadz Haji Aba Maher ini menjadi “pelayan” baru di dunia syiar dan pemberangkatan umrah di tanah air.
Saya sendiri mengikuti berbagai kegiatan MHU sejak November 2022 lalu. Kala itu, MHU perwakilan Jawa Barat mengadakan seminar bisnis sekaligus syiar baitullah di sebuah hotel di Kota Cirebon, Jawa Barat. Saat itu saya merupakan salah satu panitia yang menggawangi terselenggaranya acara ini. Seingat saya, acara tersebut dihadiri oleh sekira 200-an lebih peserta dengan pendaftar sekira 300-an lebih. Namun karena berbagai kegiatan mendesak dan darurat, sebagian tidak bisa mengikuti acara ini.
Selain ratusan peserta yang berasal dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu dan sekitarnya, acara ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Haji Zaenal Muttaqin (Kang HZM), Ibu Hj. Affiati dan beberapa tokoh lainnya, termasuk beberapa tokoh sekaligus pengusaha muda asal Kota Cirebon. Acara tersebut tergolong sukses, terutama dari sisi publikasi dan pemberitaan. Tak tanggung-tanggung, saat itu Radar Cirebon Televisi (RCTV) turut menjadi partner, begitu juga fajarsatu.com dan sebagainya.
Karena berbagai kegiatan atau aktivitas lain di unit usaha lain, saya belum berkesempatan mengikuti kegiatan MHU di beberapa kota di luar Jawa hingga Mei 2023 lalu. Wala begitu, secara online saya selalu berupaya untuk memanfaatkan media sosial, terutama akun Facebook MHU Jawa Barat, yang memang untuk adminnya diamanahkan ke saya dan salah satu kolega saya. Selanjutnya, pada Mei hingga Juli 2023 ini, MHU mengadakan road show ke beberapa kota atau daerah di NTB dan NTT.
Khusus untuk acara di Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Timur juga Sumbawa saya turut hadir. Saya juga hadir di Dompu dan persiapan atau menjelang acara di Labuan Bajo. Namun karena berbagai kegiatan lain di Jawa Barat, saya belum sempat mengikuti kegiatan di Labuan, Bajo, Ruteng dan Ende. Pada kegiatan di tiga lokasi bahkan kegiatan tambahan lainnya di NTT saya hanya mengikuti dari media sosial dan media massa terutama media online. Walau demikian, saya bergembira karena para pejabat daerah, tokoh masyarakat dan masyarakat umumnya mendukung bahkan menghadiri acara MHU.
Sepengetahuan saya, diantara keunikan MHU selama ini adalah memberi jatah umrah gratis bagi jamaah yang terpilih. Baik yang gratis 15 persen, 25 persen, 50 persen hingga gratis 100 persen. Selain itu, MHU juga langsung menjemput jamaah di berbagai pelosok tanah air. Ini merupakan terobosan yang memungkinkan MHU dikenal langsung oleh masyarakat pelosok sekalipun. Bahkan yang menarik, Owner, Direktur dan Tim Teknis pun langsung terjun ke lokasi. Berbagai media pun turut meliput dan memberitakan acara MHU. Ini sebuah informasi dan kenangan baik atau positif bagi masa depan MHU.
Saya menyaksikan betapa MHU memiliki peluang menjadi “champion” baru bisnis travel umrah di Indonesia. Dengan Owner muda yang memiliki pengalaman berbisnis di ibukota Jakarta, MHU bakal menemukan momentumnya sebagai elemen “pelayan” jasa keberangkatan umrah papan atas Indonesia. Jejaring dan marketer yang tersebar di berbagai provinsi bahkan kota atau daerah adalah kekuatan sekaligus modal penting. Dalam konteks itu, jejaring dan marketer perlu dijaga dan diperkuat, terutama dari sisi pengetahuan dan soliditas nasional.
Hal lain, sepertinya perlu diadakan konsolidasi nasional bagi seluruh marketer yang secara langsung bertemu atau bersentuhan dengan jamaah atau calon jamaah umrah di berbagai pelosok Indonesia. Konsolidasi diadakan bukan saja untuk menyolidkan basis internal dan jejaring MHU, tapi juga untuk memastikan informasi kebijakan dan fokus kegiatan terkini diketahui dan diikuti oleh berbagai tempat. Bila pertemuan offline belum memungkinkan, maka pertemuan online bisa ditempuh. Ini kesempatan untuk mengokohkan dan menyolidkan basis MHU di seluruh Indonesia.
Ekspansi MHU memang menjadi salah satu prioritas ke depan. Jumlah umat Islam yang cukup besar dan geliat masyarakat untuk beribadah umrah adalah peluang besar bagi pelayanan MHU ke depan. Ini adalah potensi besar yang perlu dijaga oleh MHU. Karena itu, hubungan baik dengan perwakilan, marketer dan jejaring perlu dijaga dengan baik, termasuk dengan media massa dan pemerintah di berbagai tempat. Secara khusus, saya termasuk yang percaya bahwa syiar dan citra di media adalah penting. Karena itu, MHU perlu meningkatkan kualitas publikasi dan sosialisasi di media terutama media online. Dan satu media yang gratis adalah media sosial. Jadikan media sosial sebagai senjata sekaligus peluru bahkan juru bicara! (*)