Oleh: Siti Nurfiati, S.Pd
Penulis adalah Guru SMPN 1 Komodo, Labuan Bajo, NTT
PENULIS merupakan guru dan mengajar mata pelajaran IPA (Fisika) di SMP Negeri 1 Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Penulis mengajar di sekolah ini sejak 2002 silam, tak terasa kini hampir 21 tahun. Tentu banyak suka duka yang dialami sejak menjadi guru hingga saat ini. Sebagai guru kita dituntut untuk kreatif dalam menyusun perangkat pembelajaran, serta berprestasi.
Penulis menyadari bahwa terus belajar dan belajar terus untuk menjadi menjadi guru yang kreatif dan berprestasi adalah dua hal yang harus tetap terpatri dalam jiwa dan raga serta diikuti dengan perilaku yang profesional pada diri guru sebagai pendidik dan penuntun bagi murid, ataupun untuk kemaslahatan orang banyak.
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen memperkuat perlunya penghargaan kepada guru berprestasi dan berdedikasi yang diberikan atas dasar jenis dan jenjang tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, telah dijelaskan tentang deskripsi prestasi guru. Jika ditelisik lebih mendalam, mungkin 8 poin berikut dapat menjadi gambaran (indikator) guru yang berprestasi baik.
Guru dapat didefenisikan sebagaai tenaga professional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menfasilitasi, menuntun, menilai, melatih dan mengevaluasi para murid, baik itu pada pendidikan formal mulai dari usia dini sampai pada pendidikan menengah mamupun pada pendidikan non formal.
Guru adalah sosok yang dapat membentuk watak dan jiwa para peserta didik untuk membangun dan membentuk maupun menuntun kepribadian murid agar bisa menjadi orang bermanfaat dan juga mencapai kebahagiaan sesuai dengan cita-cita sebagai kodrat hidupnya sebagaimana yang tertera dalam defenisi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Beliau mengatakan, “Pendidikan adalah usaha untuk mempersiapkan anak sesuai kodrat anak yaitu kodrat merdeka dalam belajar dan bermain, tugas guru adalah sebagai pendidik adalah menuntun, memotivasi, mengarahkan agar tumbuh dan kembang sesuai usianya dan membimbingnya agar mampu mengikuti perubahan zamannya lebih khusus menuju Pentium 4.0 dengan tanpa menghilangkan nilai dan kultur budaya serta ketakwaan kepada sang pencipta Tuhan yang Maha Esa.”
Untuk mewujudkan tumbuh kembang dan murid yang mampu mengikuti arahan menuju zaman Pentium 4.0 tentu diperlukan sosok guru yang kreatif, inovatif dan berprestasi dalam mengarahkan, melatih, memfasilitasi murid.
Kreatif adalah suatu kemampuan atau keahlian yang sudah dimilki oleh sesorang atau untuk menciptakan kombinasi baru, atau mereka bisa menemukan berbagai macam inovasi baru dan mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang baru dan berbasis data. Sedangkan prestasi adalah seorang guru yang memilki motivasi tinggi dalam membangun diri maupun orang lain secara profesional dengan pengetahuan yang dimilkinya, serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Guru dengan dedikasi yang tingg. (Eko Sudarmanto, Manejemen Kreatifitas dan Inovasi, 2022)
Seorang guru yang memiliki dimensi kreatif berarti mampu memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan baik untuk dirinya sendiri, untuk murid ataupun untuk lingkungan di sekitarnya.
Guru kreatif memilki beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Kreatif: seperti 1) mampu menghasilkan gagasan yang orisinal. 2). mampu menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal. 3) memilki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan. 4) rasa ingin tahu yang tinggi atau kuat membuat sesorang terus Belajar menemukan jawabannya.
Dalam peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, telah dijelaskan ada beberapa poin yang dapat dijadikan indikator guru berprestasi yaitu : 1) memilki komptensi pedagogik yang tercermin dari tingkat pemahaman, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan professional. 2) memilki kepridaian yang matang, baik itu secara personalyaitu kepribadian yang dewasa, arif dan berwibawa serta menjadi teladan untuk murid, rekan guru maupun dalam bermasyarakat serta berakhlak mulia.
Selanjutnya, 3) memilki komptensi sosial dan kemampuan berkomonikasi efektif baik dengan siswa, sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua murid, serta masyarakat sekitarnya, 4). kompetensi profesional yang tercermin dalam tingkat pemahaman penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, menguasai subtansi keilmuan sehingga dengan demikian guru tersebut mampu merancang pembelajaran dengan menarik, penuh kreatif dan inovatif sehingga sehingga mampu mewujudkan murid yang berprestasi, bukan saja pada bidang academik tetapi juga dalam keterampilan dan karakternya.
Guru berprestasi adalah salah satu bentuk aktualisasi diri. Untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi ini tentu akan mendatangkan rasa kebanggaan dan percaya diri dan menghasilkan kebahagiaan. Aktualisasi seorang guru berprestasi akan nampak pada perilakunya dan karakter yang selalu mencerminkan rasa syukur kepada sang pemberi nikmat yaitu Allah dan selalu ikhlas serta sabar menerima keadaanya, serta menjadi teladan untuk orang lain dan masyarakat sekitar. (Ifah Hidayah, Tips Trik Menjadi Guru Berprestasi Di Era Digital, 2022)
Untuk mewujudkan guru yang berprestasi tentu banyak hal yang dilakukan yait; pertama, hendaklah kita membuka diri, reflektif terhadap apa yang sudah dikerjakan dan apa yang belum, sebagai medoman atau petunjuk untuk melangkah ke program berikutnya, Kedua, senang terhadap perubahan dan mampu menjadi teladan untuk orang lain.
Menjadi guru kreatif dan berprestasi tentunya dua hal yang selalu dimpikan oleh setiap guru, karena dengan berprestasi kita bisa membuktikan pada diri kita atau orang- orang di sekitar kita bahwa kita telah melakukan hal terbaik dengan segala kerja keras dan pengorbanan tentunya. Namun untuk mencapai dua hal ini, tentu tidak mudah dan penuh tantangan, dan bukan sekadar kata tetapi diikuti dengan perilkaku dan usaha yang serius untuk mencapainya, diperlukan pengorbanan, keikhlasan dan kesabaran dan fokus dalam untuk mencapai predikat ini.
Pengorbanan bukan saja dari segi biaya tetapi juga waktu, keikhlasan dan kesabaran dari diri manakala apa yang dicapai belum belum maksimal. Namun dalam kamus guru kreatif dan berprestasi tak ada kata menyerah, kegagalan adalah sebagai pembelajaran untuk terus maju menuju kesuksesan. Teruslah melangkah meski itu pelan, karena dengan melangkah akan menjadikan kita semakin dekat dengan tujuan dan prestasi yang kita inginkan. (Tita Meydhaalifah, Motivasi Berprestasi, 2021)
Akhirnya, teruslah berbenah dengan memanfaatkan kesempatan sekecil apapun itu, terulah termotivasi untuk melakukan hal-hal terbaik, dan bermanfaat untuk orang lain, serta jadilah pembelajar yang kreatif dan berprestasi yang tidak hanya menunggu peluang tetapi mampu berinovasi dan menciptakan peluang. (*)