Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Membaca Politik Dari Titik Nol”
KITA tentu sering melihat pemandangan penuh baliho, poster, flyer bergambar calon anggota legislatif atau pileg. Hal ini menandakan Indonesia sudah memasuki tahun politik, termasuk menjelang pileg yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024 mendatang.
Penyebaran baliho, poster dan flyer di beberapa tempat merupakan bagian dari kampanye yang dilakukan untuk mengenalkan diri para caleg kepada khalayak atau kita sebagai calon pemilih. Kampanye juga menjadi hal yang diberikan negara untuk memberikan edukasi sekaligus mempromosikan orang terkait yang akan maju dalam pileg.
Secara umum kampanye adalah suatu aktivitas komunikasi atau kegiatan penyampaian informasi yang dilakukan secara terencana untuk mendidik, meyakinkan, mempengaruhi serta mengambil simpati individu atau masyarakat menggunakan berbagai media untuk memenuhi target dalam satuan waktu tertentu.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, disebutkan bahwa kampanye merupakan kegiatan peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta Pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri peserta Pemilu.
Tujuannya secara jelas disebutkan yaitu guna meyakinkan pemilih untuk memilih dirinya. Namun begitu, periodenya pun biasanya terbatas yaitu dilakukan sekitar 75 hari atau 2,5 bulan menjelang hari pelaksanaan Pemilu. Nah, dengan kesempatan yang terbatas ini, para peserta Pemilu, termasuk peserta Pileg biasanya menggunakan berbagai cara yang diperbolehkan UU. Adapun beberapa cara yang umum dilakukan yaitu penyebaran poster, flyer, interaksi langsung dengan pemilih, hingga promosi di media sosial.
Salah satu Caleg DPR RI Dapil Jawa Barat VIII yang meliputi Kota/Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu yang maju di Pileg 2024 kali ini adalah Drs. H. Anwar Yasin Warya, yang akrab disapa Haji Anwar Yasin. Beliau maju sebagai Caleg untuk DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan nomor urut 2.
Salah satu kampanye yang cukup unik dan menarik yang dilakukan oleh politisi PKS ini adalah menampilkan foto seluruh presiden Indonesia pada latar baliho miliknya. Kita bisa menyaksikan beberapa baliho di beberapa titik di Dapil VIII Jawa Barat ini.
Pertanyaanya, di mana letak unik dan menariknya? Pertama, konten. Ini adalah jenis kampanye modern yang mampu memahami keragaman latar dan afiliasi politik pemilih. Masyarakat Dapil VIII adalah masyarakat yang memiliki tokoh idola tersendiri, termasuk presiden idola mereka dari satu periode ke periode kepresidenan. Haji Anwar Yasin mengambil celah itu sebagai konten kampanye. Di sini tak ada ajakan untuk memilih dirinya, sebab yang tertulis hanya penulisan nama dan nomor pencalegan. Di sini tak ada foto diri, yang ada hanya foto presiden dari masa ke masa dan calon presiden sekaligus calon wakil presiden usungan PKS, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar.
Kedua, pesan. Pesan kampanye ala baliho semacam ini tentu beragam, diantaranya, (1) saling menghormati perbedaan dukungan, (2) merebut suara pemilih dengan elegan, (3) menjaga persatuan di tengah dinamika politik. Hal ini bukan saja bakal berdampak pada keterpilihan di Pileg mendatang, tapi juga memastikan Pileg diikuti oleh semua pemilih dan terlaksananya pileg secara jujur, adil dan bermartabat.
Kampanye yang dilakukan oleh Anggota DPRD Jawa Barat Periode 2019-2024 ini merupakan kampaye edukatif yang dapat mencerdaskan masyarakat atau pemilih. Kita mesti terbiasa untuk menghadapi perbedaan pandangan dan pilihan politik dengan dewasa dan saling menghormatinya. Toh penentu keterpilihan adalah pemilih. Biarkan pemilih yang memilih sesuai dengan selera dan standarnya, hanya saja Caleg perlu memastikan diri sudah dikenal, sering melakukan advokasi dan dikenal oleh masyarakat luas.
Kita, dalam keragaman idola dan dukungan pada Pileg, tetap terus belajar pada pemimpin yang pernah memimpin selama ini. Setiap kepemimpinan pasti memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing. Caleg pun mesti mampu merebut suara pemilih yang beragam idola dengan cara yang santun dan menarik. Semoga pileg 2024 terpilih orang-orang yang berkualitas dan berintegritas, sehingga Indonesia semakin maju dan mampu menjemput momentumnya sebagai Indonesia Emas pada 2045 mendatang; tak terkecuali Haji Anwar Yasin. (*)