CIREBON, fajarsatu.com – Panglima Tinggi Laskar Macan Agung Nuswantara, Prabu Diaz mengatakan, Alun-alun Kebumen, yang memiliki nilai sejarah signifikan, diyakini merupakan tempat favorit ketika orang dulu sowan ke Sultan Kanoman II.
“Dalam sejarahnya, di sini adalah titik nol kilometer ketika dibuat jalan dari Anyer Panarukan pada masa Gubernur Jenderal,” kata Prabu Diaz, kepada sejumlah awak media di Alun-alun Kebumen, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (22/1/2024).
Pengelolaan alun-alun ini melibatkan berbagai aspek, termasuk keterlibatan SKPD dan instansi terkait lainnya. Pj Wali Kota dengan langkah-langkahnya, berencana membenahi alun-alun dan menghidupkan kembali fungsinya sebagai ruang terbuka hijau.
“Dengan revitalisasi ini, Alun-alun Kebumen akan kembali menjadi ruang terbuka hijau dan ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai komponen masyarakat,” tambah Prabu Diaz.
Dirinya menyampaikan rasa gembira atas inisiatif oemerintah kota, agar fungsi dari Alun-alun Kebumen ini sebagai tempat untuk berbagai kegiatan seni dan budaya.
Prabu Diaz juga menyoroti perlunya perawatan dan pengamanan yang baik untuk mencegah kerusakan dan pencurian. Ia menekankan perlunya Pemerintah Kota Cirebon segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan keberlanjutan perawatan alun-alun tersebut.
Terakhir, Diaz memberikan saran terkait penempatan patok kilometer di alun-alun.
“Sebaiknya, suhu tubuh yang menjadi daya tarik wisatawan, seperti kilometer ditempatkan di posisi yang strategis agar tidak mengganggu aktivitas di tengah lapangan,” ujar Prabu Diaz.
Pembenahan alun-alun dan cagar budaya ini diharapkan dapat memperkaya pengalaman warga dan wisatawan serta menjadi kontribusi positif terhadap keberlanjutan warisan sejarah Kebumen.(yus)