CIREBON, fajarsatu.com – Channel Youtube Napak Tilas mengadakan acara Kopi Darat Komunitas Sahabat Napak Tilas yang berada di Wilayah III Cirebon yang di Kopi Trusmi Kabupaten Cirebon pada Jumat (19/1/2024) malam lalu.
Kopdar ini merupakan kali pertama yang diadakan oleh Channel Youtube Napak Tilas sebagai salah satu cara mendekatkan diri dengan warga Pecinta Channel Napak Tilas.
Dengan Tema “Bangga Pakai Iket Kepala Nusantara” merupakan suatu program yang di selenggarakan Napak Tilas dan El John Indonesia dengan tujuan untuk memupuk kecintaan kaum milenial terhadap Budaya Indonesia, salah satunya adalah Iket.
Acara di mulai dengan Pentas Tari Topeng oleh 3 penari Cilik dari Sanggar Galih Pawentar yang piawai menarikan setiap gerakannya.
Acara kemudian di lanjut dengan bedar Filosofi Iket kepala oleh Jaenudin, salah satu pelaku budaya di Trusmi.
Menurutnya, banyak sekali filosofi yang terkandung dalam iket kepala diantaranya iket itu adalah sesuatu yang disimpulkan, di taleni bahasa orang cirebon.
“Iketana mustakamu supaya ojo gumede, ikatlah kepalamu supaya jangan membesar. Ini mengingatkan kita supaya selalu ingat bahwa sehebat apapun semampu apapun ada dzat yang lebih tinggi yaitu Allah SWT. Itu salah satu dasar filosofi iket” ujarnya.
“Kemudian ada lagi yang mengartikan bahwa dalam tarekat Cirebon, iket itu Iku kudu eling sifat sing seket. Hidup harus selalu ingat sifat yang 50 yaitu 20 sifat wajib bagi Allah, 20 Sifat mustahil bagi Allah dan 1 sifat Jaiz (sifat wenang) bagi Allah. Sisanya 9 adalah 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi Rasul dan 1 sifat jaiz bagi Rasul”, lanjutnya.
Jae, panggilan akrabnya mengatakan, banyak model iket di Cirebon, bahkan disinyalir mungkin dulu di setiap desa punya iket sendiri. Secara garis besar kalau iket yg biasa digunakan kiayi atau setingkatnya yaitu dengan nama iket Kutagara dan setiap model dan jenis iket kepala memiliki makna filosofi masing-masing.
Menurut Pakem, dalam setiap pembuatan iket ada do’a dan ritual tertentu, hal ini untuk memunculkan sima. Minimal ada wewangian, dianjurkan bertelanjang dada. Ini maksudnya dari hasil karya yang kita buat nantinya kalau hasilnya baik atau jelek harus berlapang dada. Pembuatan iket kepala ini dimulai dengan pembacaan shalawat.
Acara Kopdar Napak Tilas dihadiri oleh Raja Sawer Cirebon yaitu Ahmad Tantowi, akrab di panggil papih Tanto. Menurutnya, budaya Cirebon merupakan budaya linuhung yang sudah dicontohkan mulai dari prabu Walangsungsang sampai Gusti Sinuhun Gunung Jati.
“Saya berharap agar channel Youtube Napak Tilas ini di dukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah. Karena ini salah satu cara mengedukasi masyarakat dan anak milenial untuk cinta terhadap budaya dan bangsa”.
Acara semakin meriah ketika Raja Sawer memberikan saweran dalam acara Kopdar Napak Tilas.
Acara yang berlangsung dari Jam 19 sampai jam 11 ini di hadiri oleh beberapa tokoh budayawan dan sejarawan di Wilayah 3 Cirebon, diantaranya Toto Sugiarto. Toto menyampaikan bahwa dia telah mengumpulkan 590 situs yang berada di Kabupaten Cirebon dan akan dibuatkan bukunya.
Menurut Undang-Undang Cagar Budaya No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, ada 5 yang masuk dalam kategori Cagar Budaya yaitu bangunan, benda, struktur, situs dan kawasan. Ke-5 Kategori tersebut harus memiliki kriteria, berusia 50 tahun atau lebih dan Memiliki nilai penting bagi sejarah, pendidikan, ilmu pengetahuan dan agama.
“Generasi penerus supaya tahu leluhur kita siapa, sejarahnya bagaimana dan nilai-nilai moralnya seperti apa” ujarnya.
Acara Kopdar Napak Tilas ini sekaligus Launching Program Bangga Pakai Iket Kepala Nusantara yang bisa di ikuti oleh anak muda di wilayah 3 Cirebon mulai usia 15 s/d 25 tahun. Syaratnya sangat mudah yaitu dengan mengenakan ike kepala selama 6 jam dihari sabtu atau minggu selama 1 bulan. Bagi yang konsisten akan di undi untuk mendapatkan 1 juta rupiah setiap bulan. Program ini berlangsung mulai februari s/d april 2024.
Ketua Kopdar Napak Tilas yang sekaligus Pemilik Channel Youtube Napak Tilas Nana Taryana, mengatakan bahwa Channel Napak Tilas adalah salah satu cara untuk mengangkat kembali situs, budaya, sejarah dan tradisi leluhur yang berada di wilayah 3 Cirebon.
“Meski usia Channel baru 6 bulan, harapan saya kedepannya channel NapakTilas bisa terus menyuguhkan liputan yang bermutu dengan tujuan mengedukasi masyarakt khususnya anak muda untuk cinta terhadap budaya leluhur kita. Semoga kopdar ini bisa kontinyu dilakukan”, ujar Kang Nana, sapaan akrabnya.
Acara Kopdar Napak Tilas di akhiri dengan pembagian door prize dan Do’a bersama. (nan)