Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Muhammadiyah; Ide, Narasi dan Karya”
IKATAN Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan secara lokal di Yogyakarta pada 14 Maret 1964 M bertepatan dengan 29 Syawal 1384 H dan menasional pada tahun 1965. IMM merupakan organisasi yang terikat dengan persyarikatan Muhammadiyah. Sehingga ia merupakan bagian yang inheren dengan organisasi dan pergerakan Muhammadiyah. Fatsun IMM mesti merupakan ejawantah dari fatsun Muhammadiyah. Dan sejak awal hingga saat ini kita merasakan IMM masih dalam jalur yang benar sesuai dengan fatsun Muhammadiyah sebagai pergerakan dakwah amar makruf nahi mungkar.
Pada 1 hingga 3 Maret 2024 IMM melangsungkan muktamar ke-XX yang berlangsung di Palembang, Sumatra Selatan. Pada forum tertinggi ini mengangkat tema “Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat”. Beberapa tokoh nasional diundang dan bakal hadir pada pembukaan acara ini, diantaranya
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Maruf Amin, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala BPN Raja Juli Antoni.
IMM merupakan organisasi mahasiswa Islam yang juga merupakan organisasi otonom dalam tubuh Muhammadiyah. IMM memiliki basis konseptual yang menjadi pijakannya dalam menjalankan berbagai langkah pergerakannya yaitu dikenal dengan trilogi IMM. Trilogi IMM merupakan konsep atau arah gerak IMM yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kemahasiswaan, keagamaan, dan kemasyarakatan. Konsep ini menjadi dasar bagi IMM dalam menjalankan aktivitas dan mencapai tujuannya.
Pertama, kemahasiswaan. Hal ini menekankan pentingnya peran IMM dalam mengembangkan mahasiswa sebagai individu yang berkualitas dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan diri. Dalam konteks ini, IMM memberikan perhatian pada pengembangan potensi intelektual mahasiswa, keterlibatan dalam kegiatan akademis, serta pengembangan soft skill seperti kepemimpinan, kemampuan berorganisasi dan berkomunikasi serta jaringan juga entrepreneurship.
Kedua, keagamaan. Hal ini menunjukkan komitmen IMM untuk memperkuat akidah dan spiritualitas mahasiswa di berbagai perguruan tinggi, lebih khusus lagi di perguruan tinggi Muhammadiyah. Ini mencakup kegiatan keagamaan seperti pengajian, pemahaman agama, dan kegiatan ibadah. Tujuannya yaitu untuk membentuk mahasiswa yang memiliki pemahaman agama yang baik dan memiliki nilai-nilai moral yang kuat. Keimanan dan moralitas merupakan modal penting yang harus terus dijaga dalam rangka menjaga konsistensi organisasi dalam menjalankan aksi pergerakannya.
Ketiga, kemasyarakatan. Hal ini menunjukkan peran IMM dalam mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam masalah sosial dan kemasyarakatan. Seperti melalui berbagai program sosial, kegiatan kepedulian terhadap masyarakat, dan advokasi terhadap isu-isu sosial kemasyarakatan. IMM bertujuan untuk menciptakan mahasiswa yang peduli, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Sederhananya, di mana ada masalah sosial di situ ada IMM. IMM hadir di hampir berbagai masalah sosial masyarakat yang beragam latar belakangnya.
Adanya Trilogi IMM ini mengharuskan IMM untuk menciptakan mahasiswa yang seimbang dan holistik, yang berkembang dalam aspek akademik, juga dalam aspek moral, spiritual, dan sosial. Konsep ini mencerminkan visi dan misi IMM dalam membentuk generasi mahasiswa Islam yang berakhlak mulia dan dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan bangsa. Bila trilogi ini terus terjaga dan mampu membentuk karakter IMM maka IMM semakin geliat dan sukses dalam menjalankan peranannya sebagai organisasi mahasiswa Islam yang bersenyawa Muhammadiyah untuk kemajuan bangsa dan negara.
IMM untuk Kedaulatan Indonesia
Dalam rangka menjaga kedaulatan Indonesia maka IMM perlu memperhatikan beberapa hal berikut. Pertama, konsisten menjadi organisasi mahasiswa Islam. IMM adalah organisasi mahasiswa yang menjadikan Islam sebagai basis nilai pergerakannya. Dengan demikian, prinsip dan nilai-nilai luhur Islam tetap menjadi pijakan IMM dalam menjalankan berbagai aktivitas dan mengeksekusi kebijakan organisasinya. Namun Islam yang dianut IMM adalah Islam yang tengahan atau wasathiyah. Dengan demikian, IMM mampu menjaga keharmonisan organisasi mahasiswa Islam sebagai pelanjut estafeta perjuangan Islam untuk Indonesia yang berkemajuan.
Kedua, konsisten menjaga independensi gerakan. IMM adalah organisasi mahasiswa yang independen dari partai politik mana pun. Dengan demikian, IMM tidak meletakkan dirinya sebagai partisan kepentingan politik kelompok. Politik yang dianut IMM adalah politik kebangsaan yang meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan primordial politik kelompok mana pun. Walau demikian, independensi IMM harus tetap dalam bingkai prinsip-prinsip dan nilai-nilai luhur yang dianut Muhammadiyah. Sebab IMM merupakan organisasi otonom dalam tubuh Muhammadiyah
Ketiga, memperkuat kaderisasi dan perluas jaringan. Kaderisasi merupakan mesin penting dalam tubuh sebuah organisasi tak terkecuali IMM. Berbagai perguruan tinggi mesti menjadi laboratorium kaderisasi IMM. Mahasiswa beragam latar belakang terus dipastikan memiliki ketertarikan bahkan aktif di IMM. Di IMM mereka mendapatkan berbagai materi pengkaderan dan pengalaman berorganisasi untuk menempa potensi diri dalam hal keimanan, moralitas, kepemimpinan, sosial dan jejaring. Secara khusus, IMM perlu perkuat jaringan di level perguruan tinggi nasional dan internasional, agar ekspansi nilai dan pengaruh pergerakannya semakin luas dan mendunia.
Keempat, memiliki dan menjaga fokus isu periodik. Indonesia saat ini menghadapi berbagai masalah pelik diantaranya masalah lingkungan dan pangan. Dua hal ini perlu mendapat perhatian serius IMM sebagai organisasi yang telah berpengalaman dan memiliki sepak terjang yang terjaga. Periode ke depan masalah lingkungan dan pangan perlu diperdalam dan mendapatkan perhatian lebih dari IMM. Bila memungkinkan, IMM menawarkan solusi yang apik dan strategis kepada pemerintah agar mampu mengantisipasi dampak masalah lingkungan dan pangan di masa yang akan datang.
Kelima, berkomitmen pada keutuhan bangsa. Indonesia baru saja melangsungkan pemilu serentak untuk pemilu presiden dan pemilu Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat propinsi dan tingkat kabupaten/kota. Dinamika politik tentu menjadi dampak ikutan yang pasti dialami bangsa ini. Di tengah situasi semacam itu, IMM memastikan pemilu berlangsung konstitusional dan memiliki legitimasi publik yang kuat. Berbagai pelanggaran perlu dihadapkan pada hukum, sehingga pemilu adil dan bermartabat serta menghasilkan kepemimpinan yang memiliki legitimasi, bahkan keutuhan bangsa tetap terjaga dengan baik.
Kita tentu punya banyak harapan pada IMM yang hingga kini masih konsisten dengan nilai perjuangannya. Moral gerakan, potensi akademik kader dan jaringan yang luas organisasi merupakan modal penting yang memungkinkan IMM tetap dalam fatsun organisasi yang terjaga, berkarakter dan memiliki dampak sosial di tengah kehidupan masyarakat dan bangsa. Muhammadiyah adalah persyarikatan yang dikenal bermoral dan memiliki kepedulian yang tinggi pada isu pendidikan, sosial dan kebangsaan, di samping sebagai penjaga yang kokoh bagi kedaulatan bangsa. Sebagai anak kandung Muhammadiyah, IMM berada pada barisan yang sama dengan Muhammadiyah: penggawa kedaulatan Indonesia. (*)