PERNYATAAN Ketua DPRD Manggarai Barat Martinus Mitar dalam sebuah video rekaman yang beredar di YouTube beberapa hari ini mendapat respon dan kecaman keras dari pemuda Wae Racang, Ahmad Rafiq. Menurutnya, pernyataan Mitar merendahkan dunia pendidikan dan martabat masyarakat Wae Racang.
“Kami sebagai pemuda Manggarai Barat khususnya Wae Racang merasa tersinggung atas pernyataan Saudara Martinus Mitar selaku Ketua DPRD Manggarai Barat yang mengatakan bahwa pendidikan gratis yang diperoleh anak-anak Manggarai Barat di berbagai kota bisa menjadi biang pemahaman intoleran dan aksi teror. Pernyataan tersebut merendahkan harkat dan martabat masyarakat terutama Wae Racang yang sudah berupaya melanjutkan pendidikan keluar kota”, ungkap pemuda asal Wae Racang yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makasar ini.
Ia menambahkan isu terorisme yang disampaikan Mitar telah selesai dari dulu dan yang bersangkutan pun telah ditangani oleh negara. Menurutnya, pernyataan tersebut sangat tendensius dan sangat bias kepentingan politik menjelang pilkada 27 November 2024 mendatang.
“Kami sangat resah jika isu terorisme ini terus diungkit dan dikaitkan dengan dunia pendidikan gratis. Kami menilai pernyataan tersebut seakan-akan pemuda dan masyarakat Wae Racang minim informasi terkait pendidikan, padahal sudah banyak sarjana yang lahir dari Wae Racang dan banyak yang sukses dengan karirnya masing-masing”, lanjutnya.
Ia pun mempertanyakan peranan pemerintah daerah dan anggota DPRD Manggarai Barat dalam memajukan pendidikan selama ini. Menurutnya, para pejabat dan politisi kebanyakan berjanji manis pada masyarakat, tanpa kerja nyata. Sarana prasarana sekolah tidak diperhatikan.
“Segala bentuk tindakan teror, pejabat yang gemar berjanji manis politik tanpa realisasi dan koruptor merupakan bagian dari bentuk terorisme”, tegasnya.
Ia pun menantang Ketua DPRD Manggarai Barat dan Camat Sano Nggoang untuk adu informasi dan gagasan mengenai isu terorisme. Sehingga pejabat di Manggarai Barat tidak terkesan minim bacaan, miskin literasi dan intoleran. (syam)