Oleh: Dr. H. Muchlis, M.Pd.I
Dosen Fakultas Farmasi Universitas YPIB Majalengka, Jawa Barat
PENDIDIKKAN holistik Islam adalah suatu filsafat pendidikan yang berakar dari sebuah pemahaman bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna, dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai kemanusiaan yang konektif dengan landasan Islam. (Wiwin Hartati dan Muclis, 2022)
Pendidikan holistik Islam sendiri tidak hanya fokus pada aspek kognitif atau akademik, tetapi juga pada aspek afektif, psikomotorik, dan spiritual. Pendidikan holistik bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki keseimbangan dalam kehidupan dan dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan berdaya saing juga kompetitif.
Pendidikan holistik dapat membentuk individu yang kompleks dengan berbagai karakter unggulan sebagai berikut. Pertama, beraqidah yang lurus. Yaitu individu yang memiliki kesadaran dan keyakinan yang kokoh akan adanya Allah dengan segala nama dan sifat-Nya yang agung. Bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah, seluruh apapun selain-Nya adalah makhluk ciptaan-Nya.
Kedua, beribadah yang benar. Ibadah yang benar ditandai oleh tiga hal yaitu (1) beribadah sesuai perintah Allah dan rasul-Nya, (2) melakukannya secara rutin serta (3) berdampak baik pada perilaku sehari-hari. Setiap individu yang mengakui dan beriman kepada Allah mesti memahami bahwa hakikat keberadaan dirinya adalah untuk mengagungkan Allah dan bermanfaat bagi sesama sebagai wujud ketaatan pada ajaran Allah. Sehingga semakin menyadari bahwa tujuan diciptakan adalah untuk beribadah hanya kepada Allah, bukan untuk yang selain-Nya.
Ketiga, berakhlak mulia. Indikator paling ril dari aqidah yang lurus dan ibadah yang benar adalah akhlak mulia. Individu berakhlak mulia sangat ditentukan oleh pembiasaan dan keteladaan (uswah). Semakin lurus aqidah dan makin benar ibadah seorang individu akan mewujud dalam bentuk perilaku dan tingkah lakunya. (Syamsudin Kadir, 2023)
Dengan begitu individu yang melalui proses pendidikan holistik Islam akan menjadi penerus autentik sang rasul tercinta yaitu untuk menyempurnakan akhlak mulia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Bukhari). Mereka pun tidak berakhlak buruk, sebab itu hanya menjadi perusak amal kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akhlak yang buruk merusak amal kebaikan seperti cuka merusak madu”. (HR. Ibnu Majah)
Keempat, mandiri dan tertib dalam segala urusan. Mental mandiri dan tertib pada individu mesti dipupuk sejak dini. Praktisnya, individu mesti melatih diri untuk adil atau tidak zolim dengan waktu, menempatkan sesuatu pada tempatnya, menghormati orang sesuai martabat kemualiannya, latihan mandiri, bersungguh-sungguh dalam hal kebaikan dan telaten dalam mengembangkan potensi dirinya.
Bahkan dalam konteks yang lebih spesifik, mesti disiplin dalam menekuni profesi tertentu sejak dini. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. al-Hujurat: 13).
Kemudian Allah berfirman, “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. at-Tiin: 6). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah sangat menyukai hamba-Nya yang beriman dan berusaha”. (HR. Thabrani, al-Baihaqi)
Kelima, berwawasan luas dan berfisik sehat. Luasnya wawasan individu sangat ditentukan oleh tradisi belajar, termasuk tradisi baca di lingkungan keluarga. Proses pendidikian holistik harus mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dasar dan wawasan setiap individu agar lebih luas.
Wawasan yang luas saja tak cukup, karena itu ia mesti ditopang oleh fisik yang sehat dan kuat. Individu yang holistik mesti berolahraga secara rutin. Misalnya, lari, renang, berkuda, bermain bulu tangkis, futsal, silat dan sebagainya. Sehingga ia memiliki wawasan yang luas dan memiliki fisik yang sehat sekaligus kuat. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” (QS. al-Baqarah: 247). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menghendaki kebaikan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang mengendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu, serta barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keenam, bermanfaat bagi diri dan kemanusiaan. Hal penting dalam kehidupan manusia adalah kebermanfaatan. Individu yang holistik mesti dikondisikan sejak dini untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi lingkungannya. Allah berfirman, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.” (QS. al-Israa: 7). Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (HR. Bukhari dan Muslim), dan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi kemanusiaan.” (HR. Ahmad).
Intinya, pendidikan holistik sejatinya dapat menghasilkan individu holistik dalam segala aspek dan dimensinya. Beberapa ciri sekaligus karakteristik yang disebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari begitu banyak hal yang mesti kita pahami dan internalisasi bagi generasi semacam itu. Semoga dengan proses pendidikan yang holistik, terutama yang didasari oleh nilai-nilai Islam, dapat memenuhi kebutuhan bangsa kita Indonesia dalam melahirkan generasi unggul atau generasi emas Indonesia di masa mendatang!