Oleh : Andri Dian Suandri
Ahad, 07 Juli 2024 merupakan hari istimewa bagi keluarga besar Ar Rahmat, karena kedatangan ratusan santri baru tingkat SMP-MA dari berbagai kabupaten/kota dan provinsi. Berbagai persiapan telah dilakukan dengan maksimal untuk menyambut mereka. Mulai dari pembentukan panitia terdiri dari Asatidz dan pengurus ISMAT, penataan kamar atau hujroh, kebersihan lingkungan, sampai kepada penataan tempat parkir.
Hari ini pula hari bersejarah bagi seluruh wali santri yang mengantarkan putra-putrinya ke Pondok Pesantren Modern Ar Rahmat. Para santri diantar oleh keluarga tercintanya untuk diserahkan kepada pengasuh dan para Asatidz yang akan membimbing mereka. Tidak mudah memang melepas putra-putri kesayangannya untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren. Berbagai perasaan berkecamuk dalam fikiran dan hati. Timbul rasa khawatir, takut, sedih, bahagia, terharu dan perasaan lain yang datang silih berganti. Terkadang terlintas ingin membawa kembali putra-putrinya dan dititipkan di Sekolah terdekat, namun fikiran itu segera ditepis karena ingin melihat putra-putrinya sukses dikemudian hari setelah menimba ilmu di Ar Rahmat.
Para santri yang berani memutuskan tinggal di pesantren merupakan pejuang sejati. Mereka mampu menaklukan hawa nafsunya serta siap meninggalkan berbagai macam kenikmatan, kebebasan, kemewahan, kebersamaan dengan orang-orang tercinta di rumah. Mereka akan tinggal di tempat yang akan membentuknya menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, mandiri, jujur, dan bertanggung jawab. Di Pesantren pula mereka akan diajarkan, dididik, dibimbing, dilatih, diarahkan oleh Asatid dan Asatidzah selama 24 jam.
Pada acara penerimaan santri baru bertempat di Mesjid Ar Rahmat, Dr.KH.Adib M.Ag selaku Pengasuh Ponpes Modern Ar Rahmat juga sebagai Direktur URAIS dan Pembinaan Syariah Kemenag RI berpesan kepada seluruh wali santri. Diantaranya :
Pertama, ketika orang tua mengantarkan putra-putrinya ke pesantren, yang harus dilakukan adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas bimbingan dan ridho-Nya sehingga putra-putrinya mau tinggal di Pesantren. Karena di zaman sekarang tidak banyak anak-anak yang mau mesantren.
Kedua, pendidikan terbaik saat ini adalah pesantren. Di pesantren tidak hanya diajarkan ilmu agama dan pengetahuan tetapi keteladanan dari pengasuh dan ustad-ustadzahnya. Mereka tinggal bersama dalam suka maupun duka, mereka menjadi orang tua kedua dalam berbagai hal. Tempat curhat, tempat berkeluh kesah, tempat berbagi kebahagiaan dan kesedihan. Krisis keteladanan yang terjadi saat ini bisa diatasi di pesantren.
Ketiga, anak-anak di Pesantren sedang diselamatkan dari berbagai ancaman, gangguan, keburukan dan Fir’aun-fir’aunnya zaman ini. Apa itu Firaun zaman ini ? yaitu pengaruh gadget yang sulit dikendalikan tanpa ada peraturan dan pengawasan secara sistematis. Terlebih saat ini sedang marak Game Online (Gimol), Judi Online (Judol), Pinjaman Online (Pinjol).
Indonesia menjadi urutan ke-tiga di dunia dengan peresentase pengguna internet bermain video game sebesar 94,5% atau 263.420.981 orang. Di Indonesia remaja usia 15-18 tahun yang mengalami kecanduan game online sebesar 77,5% atau 887.003 remaja putra dan 22,5% atau 241.989 remaja putri (Gurusinga, 2021). Sementara menurut data yang diungkapkan Michael (2021) melalui merdeka.com, dilihat dari esport (sebuah kompetisi game), sekitar 58% atau 12.876.174 orang berasal dari anak muda berusia dibawah 18 tahun.
Berdasarkan data tersebut kondisi anak-anak dan remaja sungguh memprihatinkan. Jika tidak ada benteng yang kokoh, besar kemungkinan mereka akan terjerumus bahkan masa depan akan pupus. Dan Pesantren menjadi pilar kuat dari pengaruh tersebut.
Keempat, ketika orang tua sudah menyerahkan putra-putrinya ke pengasuh, berusahalah untuk ikhlas dan tegar karena kondisi psikologis orang tua akan sangat berpengaruh terhadap putra-putrinya di pesantren. Wajar saja manakala orang tua rindu, ingin bertemu, ingin melihat putra-putrinya namun kerinduan itu bisa disimpan untuk nanti pada saat penjengukan santri.
Kelima, jangan berhenti berdoa disepertiga malam untuk kebaikan putra-putrinya, ustad dan ustadzah, pengasuh, pemilik dan seluruh civitas akademika yayasan Ar Rahmat karena dengan doa tersebut akan mengantarkan kepada keberkahan.
Keenam, selalu menjaga komunikasi, kordinasi dan saling percaya diantara orangtua, putra-putri dan Asatidz. Segala permasalahan akan bisa diselesaikan dengan baik jika hal itu bisa terjalin erat, karena dalam mendidik dibutuhkan kebersamaan.
Itulah beberapa nasihat yang disampaikan oleh pengasuh. Dalam kesibukannya mengurus ummat secara nasional bahkan Internasional beliau sangat peduli dan perhatian terhadap kesehatan, keselamatan dan kesuksesan para santri. Beliau ingin para santri Ar Rahmat menjadi orang-orang sukses dunia akhirat. Bahkan beliau sudah mewakafkan dirinya untuk pendidikan pesantren.
Ini merupakan anugerah yang luar biasa bagi Pondok Pesantren Modern Ar Rahmat. Semoga pondok ini semakin ada di hati, masyarakat, bermanfaat untuk ummat serta membawa rahmat. (*)