Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Pemuda Negarawan”
PADA Ahad 4 Agustus 2024 saya diundang untuk menjadi moderator acara “Beberes Cirebon” yang diadakan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Cirebon. Pada acara yang dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini turut hadir Drs. H. Anwar Yasin atau Kang Yasin (anggota DPRD Jawa Barat Fraksi PKS) dan dua orang narasumber yaitu Rohmat Hidayat (Akademisi Universitas Muhammadiyah Cirebon, UMC) dan Wahyudi (Ketua Pemuda ICMI Cirebon), termasuk kalangan jurnalis dan penggiat sosial lainnya.
Beberes Cirebon menjadi tema yang menarik terutama menjelang Pilkada 27 November 2024 dimana Cirebon menjadi salah satu kabupaten yang mengikuti Pilkada kali ini. Tema ini semakin menarik terutama karena Cirebon untuk beberapa tahun terakhir mengalami berbagai permasalahan yang pelik seperti infrastruktur jalan yang rusak, afirmasi investasi yang negatif, kasus korupsi yang masih terjadi, lapangan kerja yang minim, akses dan pelayanan pendidikan yang belum merata, pengelolaan sampah yang problematik, permodalan usaha yang sulit dan pelayanan publik yang diserbu kritik, adanya kemiskinan, masih adanya pengangguran dan sebagainya.
Cirebon merupakan daerah yang sangat kaya. Objek wisata, budaya, adat istiadat, letak geografis dan fotografi Cirebon cukup menarik. Cirebon juga merupakan pintu gerbang masuk menuju Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bukan saja dekat dengan bandar udara Kertajati, Cirebon juga merupakan pintu keluar dan masuk tol menuju Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Tengah. Berbagai suku dan ras manusia menghuni Cirebon, sehingga Cirebon semakin menarik dan mendapatkan sentimen positif dari berbagai kalangan juga wisatawan asing atau mancanegara.
Bila merujuk pada sejarah, Cirebon sejatinya memiliki sejarah gemilang dengan tokoh monumental yang menjarah. Salah satunya adalah adanya Mbah Kuwu. Beliau bukan sekadar bangsawan, tapi juga intelektual dan pemimpin terkemuka pada eranya. Bahkan beliau masuk kategori pemimpin yang autentik bagi Cirebon dan sekitarnya pada era itu. Bila ditelisik, tiga modal sekaligus kompetensi yang dimiliki yaitu leadership (kepemimpinan), modal sosial berupa trust (saling percaya) saling membantu, empati dan gotong royong masyarakat, serta sumber daya alam juga manusia yang tak bisa dianggap remeh.
Sehingga wajar bila dari masa ke masa Cirebon selalu memiliki daya tarik. Bukan saja karena kepemimpinan para pemimpin era itu yang monumental dan kayak diteladani, tapi juga budaya dan kultur masyarakat Cirebon yang mampu mengakrabkan antar elemen yang ada, sehingga membuat nyaman semua orang yang datang berkunjung ke Cirebon. Ini merupakan modal besar yang kalau saja dikelola dengan baik maka bakal berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat juga kemajuan daerah. Cirebon pun semakin maju, ya Cirebon benar-benar baru.
Dalam konteks ke depan, termasuk menjelang pilkada, kita harus pertegas bahwa Cirebon butuh sosok pemimpin yang berisi dalam bentuk visi, misi dan gagasan yang aplikatif. Ia hadir dengan sejumlah gagasan brilian yang memungkinkan untuk membangun dan memajukan Cirebon. Ia juga mesti mengerti masalah masyarakat dan mampu menemukan solusinya. Sehingga ia hadir bukan sebagai pencaci maki keadaan, tapi pembawa solusi terbaik. Pemimpin Cirebon juga harus berintegritas dan nampak berintegritas. Ia tidak boleh terlibat kasus korupsi, tidak cacat moral, dan tidak terjebak kasus hukum lainnya.
Siapapun Bupati Cirebon ke depan, ia harus mampu melakukan penguatan pada UMKM terutama dari sisi permodalan. Ia juga harus mampu meningkatkan jumlah pengusaha terutama di kalangan usia muda. Pemimpin Cirebon ke depan harus mampu mengafirmasi investasi. Pastikan para pengusaha nyaman untuk berinvestasi di Cirebon. Bagaimana pun, dari berbagai sisi Cirebon ini sangat potensial. Termasuk dari sisi destinasi atau objek wisata yang sangat potensial. Bila dikelola dengan baik, hal tersebut bakal menjadi sumber kekuatan sekaligus penopang utama pembangunan daerah.
Secara khusus, perguruan tinggi budayawan dan media massa memiliki peranan besar dalam memajukan Cirebon. Para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi juga memiliki kesempatan dan tanggungjawab untuk memajukan Cirebon. Mahasiswa dengan kekuatan moral, gagasan dan aksi sosialnya dapat menopang pemerintah dalam memajukan Cirebon. Mahasiswa harus meningkatkan kualitas diri terutama dari sisi literasi mencakup ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, kepemimpinan dan berbagai dimensi lainnya. Mahasiswa seperti juga elemen lainnya harus turun tangan untuk agenda bersama: Beberes Cirebon.
Secara khusus saya mengutip sebagian poin penting dari Kang Anwar Yasin yang saya catat, yaitu pemimpin harus berani mengeluarkan kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, peduli dan paham isu pendidikan serta tidak disabotase oleh kasus hukum. Ke depan, Bupati Cirebon harus bebas dari berbagai anasir buruk yang membuatnya seakan-akan diburu kasus hukum. Ia harus merdeka dari rasa takut, sebab ia dipilih oleh masyarakat secara langsung. Lalu, pemimpin Cirebon harus memiliki iman dan taqwa yang berkualitas sebagai modal sekaligus pemantik turunnya rahmat dari Allah dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Semoga dengan semangat kolaborasi semua elemen membuat Cirebon semakin maju, ya semakin baru! (*)