Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Pemuda Negarawan”
Alhamdulillah, saya bersyukur, haru dan bangga karena hari ini Jumat 9 Agustus 2024 saya mendapat undangan dan berkesempatan untuk menghadiri acara Talkshow “Public Speaking As A Solution For Introvert” yang mengulas tentang cara meningkatkan kemampuan berbicara di depan khalayak umum. Acara yang berlangsung di Aula Lantai 2 DKUKMPP Kota Cirebon, Jawa Barat ini menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya yaitu Dwi Janur Wulan, S.I.Kom, M.Pd. (Dosen UI BBC), Dr. Junny Setyawati (Konselor), Fitri Meliani, M.Psi (UI BBC), dan Melinda Destiyana atau Layung (Content Creator).
Forum ini dihadiri oleh Iing Daiman (Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian, DKUKMPP) Kota Cirebon dan Dr. Oman Faturohman (Rektor Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon, UI BBC), ratusan undangan atau peserta terdiri dari beberapa tokoh Cirebon, pengusaha, penggiat UMKM, penggiat sosial, penggiat literasi, penulis, public speaker, guru, dosen, pelajar dari beberapa sekolah dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Cirebon dan sekitarnya.
Pada sambutannya Iin Daiman menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, materi “Public Speaking” merupakan materi yang sangat penting di era kekinian dan percaturan global. Baik dalam rangka pengembangan potensi atau kemampuan komunikasi maupun dalam rangka penguatan brand produk. “Materi ini sangat perlu diperdalam dalam rangka meningkatkan kompetensi diri dan pengenalan produk. Sebagus apapun produk UMKM, hanya akan dikenal orang manakala kita memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik,” ungkapnya.
Oman Faturohman juga mengapresiasi forum yang diikuti secara antusias oleh peserta ini. Menurutnya, pada era ini dibutuhkan keterampilan 5 C yaitu communication (komunikasi), critical thinking (berpikir kritis), collaboration (kolaborasi), creative (kreatif), character (karakter). “Saat ini dibutuhkan keterampilan utama yang dikenal dengan 5 C yaitu komunikasi, berpikir kritis, kolaborasi, kreatif dan karakter. Secara khusus pada acara ini semoga anak-anak muda termasuk mahasiswa saya dari UI BBC bisa mengikuti dan mengambil manfaat acara ini,” ungkapnya.
Menjadi komunikator handal butuh belajar dan latihan. Mereka yang belum berani dan tidak percaya diri dalam berkomunikasi terutama di hadapan umum, sejatinya masih bisa untuk meningkatkan potensi sekaligus keterampilan komunikasinya. Menurut Fitri Meliani, ada beberapa tips yang harus dimiliki oleh seseorang agar semakin komunikatif yaitu (1) berani memulai bicara, (2) berbaik sangka dalam menghadapi sesuatu, (3) afirmasi positif, (4) aktif di komunitas yang mendukung dan (5) terus berlatih berbicara.
Selanjutnya Junny menyampaikan bahwa public speaking bertujuan untuk menyampaikan pesan yang hendak digapai kepada pendengar. Dalam komunikasi ada orang yang terbiasa untuk berbicara ke dalam diri dan enggan untuk berbicara langsung pada selain dirinya. Orang semacam ini sering (1) mawas diri, (2) analis dan (3) kerap lama dalam menimbang setiap bertindak. Orang semacam ini biasanya (4) tidak suka lingkungan yang terlalu ramai. Tapi orangnya (5) kreatif dan (6) inovatif. Itulah contoh orang introver. Kebalikannya adalah ekstrover. Umumnya orang kategori ini lebih ramai dan aktif dalam berkomunikasi. Hanya saja umumnya lemah dalam menganalisa sesuatu.
Menjadi public speaker yang baik butuh modal dan latihan terus menerus. Misalnya, (1) kuasai materi yang hendak disampaikan, (2) belajar bicara yang tepat, (3) menjaga bahasa dan sikap yang sesuai, (4) pemilihan bahasa dan diksi yang sesuai, (5) menggunakan penekanan sesuai yang dibutuhkan, (6) pastikan bahasa tubuhnya disesuaikan dengan kondisi tempat dan momentumnya, (7) pahami pendengar dan yang tak kalah pentingnya adalah (9) jadilah diri sendiri. Selebihnya percayalah bahwa setiap orang memiliki potensi unggulan, termasuk kemampuan dalam berkomunikasi di hadapan khalayak. Hanya saja menggunakan pola dan langkah yang tak selalu sama.
Setiap hari kita akrab atau biasa berbicara. Namun tidak semua bisa berkomunikasi dengan baik dan efektif. Menurut Janur, secara sederhana komunikasi seperti jembatan. Jembatan umumnya adalah penghubung. Karena penghubung, komunikasi sangat menentukan siapa kita dan apa potensi kita serta apa yang hendak kita sampaikan. Menurutnya, (1) komunikasi bukan saja menyampaikan pesan tapi (2) memastikan pesannya sampai kepada pendengar. Sehingga (3) apa yang disampaikan saat berkomunikasi bisa dipahami dan mendapat respon yang positif dari pendengar. Kuncinya, (4) komunikasi harus menyentuh jiwa, sehingga berdampak positif bagi orang yang diajak berbicara dan berkomunikasi.
Pada sesi ini Layung bercerita tentang pengalaman dirinya selama ini. Ia mengaku bahwa dirinya adalah sosok introver. Belum percaya diri bila berada di depan banyak orang. Bila bicara masih malu dan khawatir bila saja apa yang disampaikan salah dan tidak diterima oleh pendengar. Baginya, salah satu kebutuhan introver adalah perhatian dan diberi kesempatan untuk berani bicara di hadapan orang lain, bahkan banyak orang. Ia mengaku diuntungkan bisa memanfaatkan media sosial sebagai media komunikasi kepada banyak orang. Sehingga ia terlihat menyendiri tapi tetap bisa membangun hubungan dan berkomunikasi secara positif dengan banyak orang.
Sebagai penutup, saya perlu menyampaikan bahwa semua orang bisa bicara tapi tidak semua orang bisa berkomunikasi, apalagi komunikasi yang baik dan produktif. Berbicara tak selalu bermakna komunikasi, tapi diam bisa jadi adalah komunikasi paling relevan untuk momentum yang tepat. Berbicara hingga sampai level kategori berkomunikasi, bahkan menjadi publik speaker butuh belajar dan latihan. Berani memulai, terus mencoba, aktif berlatih dan yakinlah bahwa kita bisa. Ingat, Tuhan mencintai kita dengan rahmat-Nya yang paling agung. Tuhan juga bakal membuat kita hebat sesuai potensi kita masing-masing. Sebab setiap orang punya kehebatannya masing-masing. (*)