Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Pemuda Negarawan”
NAMANYA Hasanudin, lahir Wae Nepa, 4 Agustus 1986. Ia akrab disapa Bung Hasan atau Nana Hasan. Anak dari pasangan Bapak Da’ami dan Ibu Jemami ini merupakan anak ke-4 dari lima bersaudara. Masa kecil adalah masa terindah yang selalu ia kenang. Bermain ala anak kecil di tanah Manggarai Barat yang masih jauh dari pembangunan membuatnya selalu terngiang untuk “menjadi orang” dan melakukan sesuatu.
Bung Hasan kecil pun adalah sosok yang selalu tertarik untuk menempuh pendidikan formal. Selain mendapatkan pendidikan dan bimbingan kedua orangtuanya di rumah, ia juga menempuh pendidikan di sekolah yang berada di Manggarai Barat seperti pada tahun 1995-2001 ia menempuh Sekolah Dasar (SD) di SDN Jarak, tahun 2001-2003 menempuh SMP di SMP Negeri 1 Komodo Labuan Bajo, dan tahun 2003-2006 menempuh SMA di SMAN 1 Komodo, Labuan Bajo.
Pengalaman berbeda saat kelas 3 SMA di SMAN 1 Komodo membuatnya pindah sekolah. “Sempat duduk sampai kelas 3 SMAN 1 Komodo Labuan Bajo, tapi karena waktu itu kenakalan remaja lalu dipindahkan. Saya lanjut 6 bulan di SMA Sinar Jaya Kota Bima untuk selesaikan studi saya pada tingkat Sekolah Menengah Atas,” kenangnya.
Tak berhenti di situ, semangat belajarnya terus menggebu. Kondisi kampung halaman dan Manggarai Barat yang belum maju membuatnya tak patah semangat untuk mencari ilmu dan pengalaman di tanah rantauan. Ia pun melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Satria Makasar, tepatnya di Jurusan Kehutanan. Di sini, ia tempuh selama 5 tahun, dari tahun 2006 hingga 2011.
Pada saat kuliah, ia menjadi sosok yang berbeda dari mahasiswa kebanyakan. Sebagai perantau ia benar-benar mengisi waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat dan menumbuhkan minat juga bakatnya. Baginya, tak boleh ada waktu yang terbuang begitu saja, harus ada upaya mengisinya secara produktif.
Selain aktif menjalani kegiatan akademik, mendalami berbagai pemikiran dan isu, ia juga aktif di berbagai organsiasi mahasiswa. Berdasarkan rekam jejaknya, ia tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Kehutanan Universitas Satria Makassar 2006-2007, Ketua Komisariat HMI Cabang Makassar 2007-2008, Ketua Himpunan Mahasiswa Manggarai Barat (HIMMAB) Makassar 2009-2010.
Sepak terjangnya di organisasi mahasiswa sangat membanggakan dan layak dicontoh. Terutama oleh anak-anak muda Manggarai Barat yang sedang merantau di berbagai kota di seluruh Indonesia. Bahwa merantau bukan saja untuk mencari ilmu, tapi juga mencari pengalaman di berbagai organsiasi. Memiliki visi dan misi hidup yang jelas, disiplin waktu dan aktif mengembangkan potensi diri merupakan modal yang harus dimiliki dan dijaga dengan baik.
Setelah menmpuh pendidikan tinggi dan melanglang buana di dunia aktivisme di Kota Makasar, ia pun pulang kampung di Manggarai Barat, NTT. Baginya, ilmu pengetahuan dari perguruan tinggi dan pengalaman di berbagai organsiasi merupakan bekal penting dalam mengbadikan diri di tengah masyarakat. Baginya, intelektualisme dan aktivisme itu adalah saudara kembar yang tak bisa dipisahkan satu sama lain.
Daya kritisnya saat mahasiswa sepertinya terus menyala, terutama ketika menyaksikan kondisi Manggarai Barat yang butuh keterlibatan kaum muda. Baginya, kaum muda bukan saja pandai berretorika, tapi harus jago bertindak atau aksi nyata. Karena itu pulalah pada tahun 2011 hingga 2014 ia menerima pinangan untuk aktif sebagai Staf Ahli Pimpinan DPRD Kabapaten Manggarai Barat. Sebuah pengalaman yang mmebuatnya semakin tertantang untuk bergerak dan terjun di tengah masyarakat.
Pengalaman berorganisasi, advokasi sosial kemasyarakatan dan di lingkaran lembaga legislatif Manggarai Barat, membuatnya semakin terdorong untuk aktif di berbagai organsiasi di Manggarai Barat. Salah satunya adalah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Bahkan karena kapasitas dan rekam jejaknya yang enerjik membuatnya mendapatkan dukungan sekaligus mandat sebagai Ketua KNPI Manggarai Barat untuk periode 2022-2025.
Setelah mendapatkan dorongan dan dukungan para tokoh dan elemen muda di Manggarai Barat, ia pun memantapkan dirinya untuk terjun ke dunia politik praktis. Baginya, pembangunan dan kemajuan hanya akan berlangsung dengan baik dan merata manakala memiliki “tangan” atau “palu” yang konstitusional. “Ya, kuncinya adalah punya wewenang yang jelas,” ungkapnya suatu ketika.
Tak menunggu lama, ia pun masuk Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Partai besutan Hary Tanoesoedibbjo, pemilik MNC Grup ini sendiri didirikan pada 8 Oktober 2014 dan dideklarasikan pada 7 Februari 2015 di Jakarta Internasional Expo, Jakarta. Perindo merupakan partai yang terbuka dan sebagian besar yang bergabung di dalamnya merupakan anak-anak muda Indonesia lintas latar belakang, termasuk di Manggarai Barat.
Pada pemilihan legislatif (pileg) Manggarai Barat 14 Februari 2024 lalu Bung Hasan maju melalui Perindo dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 mencakup Kecamatan Komodo, Boleng, Sano Nggoang, dan Mbeliling. Walau begitu, ia sudah berjanji bahwa bila terpilih, ia bakal menjadi wakil bagi seluruh masyarakat Manggarai Barat. “Saya pasti bekerja untuk semua masyarakat Manggarai Barat,” ucapnya suatu ketika dalam sebuah grup WhatsApp.
Baginya, maju di Dapil 1 merupakan sebuah tantangan tersendiri. Selain karena melingkupi Labuan Bajo sebagai ibukota Manggarai Barat, di Dapil ini juga melibatkan politisi berpengalaman dan tokoh-tokoh penting Manggarai Barat. Namun kenyataan semacam itu ia jadikan sebagai motivasi untuk lebih matang dalam menyiapkan dan memenangkan kompetesi lima tahunan ini.
Sebagaimana diduga oleh sebagaian orang dan kalangan media massa, tokoh muda yang dikenal kritis dan akrab dengan semua kalangan ini pun mendapatkan dukungan yang memuaskan dari masyarakat terutama pemilih Dapil 1 Manggarai Barat. Bayangkan, walau pun baru maju sebagai calon legislatif (caleg), ia langsung mendapat suara yang membanggakan yaitu 923 suara. Itu pertanda betapa besarnya dukungan sekaligus harapan masyarakat Manggarai Barat pada sosok yang dikenal akrab dengan semua kelangan ini.
Bung Hasan yang berdomisili di Golo Mori, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat ini pun kini bisa tersenyum riang. Pengorbanan, kerja keras dan sepak terjangnya selama ini di tengah masyarakat akhirnya membuahkan hasil. Ia pun benar-benar terpilih sebagai anggota DPRD Manggarai Barat untuk periode 2024-2029.
Sebagai bagian dari masyarakat Manggarai Barat yang lahir di Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang pada 8 Agustus 1983 dan kini masih menjadi warga diaspora sekaligus berdomisli di Cirebon, Jawa Barat, saya sangat bersyukur, haru dan bangga karena ikhtiarnya mendapatkan hasil yang maksimal. Allah benar-benar mengabulkan doa terbaiknya selama ini. Begitu juga harapan keluarga dan masyarakat Manggarai Barat. Menjadi “lidah bagi rakyat”, ya masyarakat Manggarai Barat.
Kita titipkan banyak harapan pada wataknya yang anggun dan pundaknya yang kokoh, sembari mendoakan mudah-mudahan Bung Hasan mampu menempati janji politik dan sukses menjalankan tugas juga fungsi sebagai wakil rakyat. Singkatnya, saatnya kaum muda berkolaborasi sekaligus berkontribusi untuk memajukan Manggarai Barat. Mari ukir sejarah dengan lakon terbaik wahai Dewan Muda! (*)