Oleh: Ustadz Abdul Aziz Farodi, Lc
Pengajar di Madrasah Quran Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat, NTB
Dr. Adian Husaini, Ketua Dewan Dakwah Pusat, pada kesempatan khutbah Jum’at 23 Agustus di Masjid Al Walidaen Kampus 3 PPKh Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, NTB menyampaikan khutbah yang mengajak kita untuk bertanya tentang hal mendasar yang jawabannya menjadi penting untuk kita jadikan acuan pemikiran kita sebagai seorang muslim.
Pertanyaan tersebut adalah “Mengapa umat Islam mundur dan terpecah belah?”. Beliau menjelaskan bahwa penyebab utama kemunduran umat Islam adalah tersebab hilangnya semangat jihad umat Islam yang diiringi dengan tumbuhnya sikap cinta dunia yang lahir dari semangat dan cara menuntut ilmu yang salah.
Demikian yang beliau kutip dari risalah yang ditulis oleh Syekh Amir Syakib Arsalan dengn judul “Limaadza Ta’akharal Muslimun wa Limaadza Taqoddama Ghoiruhum”. Sebuah risalah yang lahir sebagai jawaban atas pertanyaan yang ditulis ulama asal Kalimantan Syekh Basyuni Imran.
Lebih lanjut lagi dalam menegaskan sebab tersebut, beliau mengutip rumus abadi penyebab kemunduran umat Islam yang dikemukakan Imam Al-Ghazali dalam kitab “Ihya Ulumuddin” yang berbunyi:
ففساد الرعية بفساد الملوك وفساد الملوك بفساد العلماء وفساد العلماء باستيلاء حب المال والجاه
Artinya : “Kerusakan rakyat disebabkan rusaknya pemimpin, dan kerusakan pemimpin disebabkan rusaknya ulama, dan rusaknya ulama disebabkan kecintaan mereka terhadap harta dan tahta”.
Beliau juga mengajak kita untuk melihat sejenak beberapa peristiwa kekalahan terbesar umat Islam dalam sejarah yang semua polanya disebabkan hal-hal tersebut di atas, seperti takluknya umat Islam oleh tentaram Salib di Yerusalem, dan runtuhnya peradaban Islam di Baghdad oleh bangsa Mongol, dan hari ini, bungkamnya umat Islam dalam kehinaan di atas penjajahan yang dilakukan Zionis Israel atas Palestina dan kaum muslimin lainnya di berbagai belahan dunia.
Beliau kemudian menutup khutbah dengan mengingatkan kita bahwa hanya dengan menumbuhkan tradisi keilmuan Islam dengan benarlah yang akan menjadikan umat Islam dapat merebut kembali kejayaannya. (*)