Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Selamat Datang Di Kota Cirebon”
Majunya Dani Mardani – Fitria Pamungkaswati (Dani – Fitria) pada Pilkada atau Pilwalkot Cirebon 27 November 2024 merupakan kabar gembira bagi masyarakat Kota Cirebon terutama kaum muda. Pasangan yang mendapatkan nomor urut 1 ini dinilai menjadi representasi kalangan muda Kota Cirebon. Tentu tanpa menafikan kalangan tua, kehadiran Dani – Fitria di panggung Pilwalkot semakin menemukan relevansinya karena dua sosok ini adalah politisi muda yang berpengalaman, paham Kota Cirebon dan memiliki kemampuan untuk membenahi berbagai permasalahan di Kota Cirebon ini.
Kita tahu bahwa Dani – Fitria mengajukan Kota Cirebon yang religius, maju dan sejahtera sebagai visi kepemimpinannya. Religiusitas Kota Cirebon memang sudah melekat sejak lama. Bagaimana pun, salah satu wali ternama dari sembilan wali merupakan salah satu tokoh sekaligus ulama Cirebon yaitu Sunan Gunung Djati. Beliau dikenal sebagai ulama yang paham agama, dalam hal ini Islam, tapi juga memahami konsep kepemimpinan yang universal. Sehingga nilai-nilai religiusitas yang tumbuh dan berkembang di Kota Cirebon berlandas pada Islam, namun tak menepikan nilai-nilai budaya khas.
Religiusitas sebuah kota dalam hal ini Kota Cirebon hanya akan tumbuh dan berkembang manakala instrumen pendukungnya mendapatkan perhatian lebih dari para pemimpinnya. Kota Cirebon yang akrab dengan nilai-nilai agama tentu saja berdampak pada kegiatan kemasyarakatan terutama kegiatan keagamaan. Kegiatan semacam ini bakal berdampak pada nilai-nilai kebaikan dan moralitas masyarakat. Bahkan dapat meneguhkan Kota Cirebon sebagai Kota Wali yang sudah familiar sejak lama.
Di sinilah perlunya pemerintah daerah untuk menghadirkan kebijakan yang memungkinkan kegiatan keagamaan semakin meriah, digandrungi dan memberi dampak positif bagi moralitas masyarakat Kota Cirebon. Pemerintah daerah mesti menyediakan anggaran khusus yang cukup untuk kegiatan keagamaan masyarakat. Bahkan para imam dan khotib perlu mendapatkan perhatian sekaligus tunjangan khusus, sehingga kegiatan keagamaan semakin meriah dan membentuk masyarakat yang kokoh keyakinannya, tinggi moralnya dan baik akhlaknya.
Selanjutnya, Dani – Fitria konsen pada Kota Cirebon Maju. Kemajuan mengindikasikan adanya perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik dan berdampak pada kehidupan masyarakat Kota Cirebon. Maju melingkupi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik, misalnya, infrastruktur, sarana prasarana, dan pelayanan publik yang prima. Berbagai ruas jalan di Kota Cirebon perlu dilakukan pembenahan, terutama jalan yang masih berlubang. Fasilitas pelayanan publik juga perlu dibenahi, sehingga berdampak baik pada percepatan dan kepastian pelayanan publik. Pemanfaatan teknologi secara tepat guna dapat menunjang pelayanan publik yang cepat, tepat dan aksesibilitas.
Aspek non fisik, misalnya, keimanan, ketakwaan dan akhlak. Tiga aspek ini menjadi elemen kunci yang mesti mendapat perhatian dari pemangku kebijakan di Kota Cirebon. Selain sebagai amanah konstitusi, pada dasarnya tiga aspek ini merupakan ejahwantah dari lima sila Pancasila. Lima sila Pancasila mesti diafirmasi dalam berbagai bentuk peraturan daerah atau Perda yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan cita-cita jangka panjang Kota Cirebon. Dengan demikian, dunia pendidikan sebagai instrumen hidup dalam membentuk karakter kebaikan sebagai manifestasi dari iman, taqwa dan akhlak mulia mesti mendapat afirmasi ril dalam bentuk anggaran.
Adapun Kota Cirebon yang sejahtera dapat ditelisik dari sudut pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kota Cirebon. Dani – Fitria sangat konsen pada penguatan UMKM dan peningkatan daya beli masyarakat. P
Menurut pasangan muda ini, pemerintah daerah mesti turun tangan dalam memastikan adanya keadilan ekonomi di tengah masyarakat. UMKM adalah salah satu elemen penting sekaligus penunjang yang menghidupkan ekonomi masyarakat. Secara sederhana, masyarakat perlu mendapatkan pendidikan dan pelatihan, di samping mendapatkan modal atau akses modal usaha.
Kota Cirebon yang religius, maju dan sejahtera atau REMAJA adalah cita-cita mulia dan sangat mungkin diwujudkan di Kota Cirebon. Berbagai studi dan instrumen pendukung sangat memungkinkan untuk mencapai level itu. Kuncinya adalah kemauan yang kuat dan kepemimpinan pemimpin. Dani – Fitria sangat memenuhi standar dan prasyarat kepemimpinan yang ideal untuk Kota Cirebon. Dua sosok ini sangat cerdas, merakyat dan berpengalaman. Mereka tahu masalah Kota Cirebon, tahu solusi menyelesaikannya dan tahu juga cara menjalankan solusinya. Pada pasangan ini masyarakat Kota Cirebon terutama kalangan muda menitipkan harapan. Kita optimis Dani – Fitria bisa, karena itulah kita layak mendukung, memilih dan memenangkan pada Pilwalkot 27 November 2024. (*)