BANDUNG, fajatdatu.coom – Ormas Islam Hidayatullah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V dan Seminar Nasional di Kota Bandung, Jawa Barat, 30 November – 2 Desember 2024.
Rakernas yang mengangkat tema “Konsolidasi Jati Diri, Organisasi, dan Wawasan, Menuju Terwujudnya Standardisasi, Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik” ini secara resmi dibuka oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr. H. Nashirul Haq.
Sebelum acara Rakernas berlangsung Panitia bersilaturahmi ke salah satu anggota Dewan Republik Indonesia Bapak H. Ahmad Najib Qadratullah, S.E, M.H yang di amanahi sebagai Sekretaris Fraksi DPP dari Partai PAN, selain menyampaikan undangan panitia juga menyampaikan harapan dukungan untuk suksesnya acara tersebut, dengan penuh persahabatan dan keakraban, tidak Panjang lebar Pak Haji Najib beliau langsung memberikan semangat kepada panitia berupa bantuan dana, untuk memastikan acara bisa berjalan dengan baik dan lancar, dukungan beliau bukan hanya moril tapi juga materil yang selama ini telah banyak menjalin silaturahmi dan selalu mensuport kegiatan Hidayatullah.
Acara yang berlangsung di Grand Asrilia Hotel ini dihadiri ratusan peserta dari unsur DPP, DMP, DM, DPW, amal usaha, badan usaha dan orpen Hidayatullah se-Indonesia.
Acara yang dirangkai dengan Seminar Pendidikan Nasional ini dihadiri berbagai kalangan, seperti pejabat, pengusaha, ormas Islam, cendekiawan, tokoh, mahasiswa dan para aktivis dakwah. Bahkan, perwakilan dari luar negeri yaitu Turki, Malaysia, Filipina, dan Arab Saudi.
Dari kalangan pejabat hadir H. Mamat Rahmat, S.Pd, M.Ag, (Analisis Kebijakan Ahli Muda) Biro Kesra Setda Prov Jabar, yang mewakili PJ Gubernur Jabar, H. Ahmad Najib Qadratullah, S.E, M.H (Anggota DPR RI), Kolonel Inf. Supriatin Jaya Kusuma (Pamen Ahli Bidang Sosbud) yang mewakili Pangdam III/ Siliwangi, AKBP Amin Taufan (Kasubdit 3 Dit Intelkam Polda Jabar), dan AKBP Kusno Diantara, S.Pd. (Kasat Bimas Polrestabes Bandung) yang mewakili Kapolda Jabar.
Selain itu, hadir juga Harry Gusti Utama (Direktur Bisnis Ritel BSI),
H. Sujana Ruswanda, SH, MH (Kepala Kesbangpol Karawang dan H. Rahmat Heriansyah, S.Sos., M.Si (Asda dan Plt Inspektorat Purwakarta).
Kalangan cendekiawan hadir Dr. Ir. H. Asep Najmuddin, M.P (Rektor UICM), Prof. Dr. Ali Abdurahman, S.H, MH (Ketua APTISI Jabar), Dr. Didin Saepudin, S.E, M.SE, (Rektor USB YPKP), Prof. Didi Turmudzi (Mantan Rektor Unpas dan Ketua Paguyuban Pasundan), dan KH. Ahmad Mansur Suryanegara (sejarawan Islam).
Ormas Islam pun turut hadir menyemarakan acara seperti Dewan Dakwah, Muhamadiyah, Al Washliyah, Persis, FSOI, IKADI, PB Wanita Al-Irsyad, Peristri, Muslimat Wahdah Islamiyah, Nasyiatul Aisyiah dan yang lainnya.
Momentum Rakernas juga di manfaatkan oleh Korps Mubaligh Hidayatullah ( KMH ) Jabar untuk ta’aruf / mengenalkan program Hidayatullah oleh peserta Rakernas dari berbagai Provinsi se Indonesia, para asatif yang di jadwal mengisi kultum pada waktu magrib dan shubuh ini mendapat sambutan hangat dari pengurus DKM, ada 8 masjid yang di kunjungi oleh para asatidz salah satunya Ketua DKM Al Ukhwah Kota Bandung Bapak Ir. H. Iming Ahmad,M.Si.,M.H mempersilahkan untuk mengisi kultum di masjidnya dan berharap kedepan bisa sinergi dan Kerjasama kebaikan dalam membina umat lewat dakwah dan tarbiyah.
Sekilas Ormas Hidayatullah
Hidayatullah didirikan oleh KH. Abdullah Said (almarhum).
Cikal bakal Hidayatullah dimulai sejak 5 Februari 1973 Masehi/1 Muharram 1393 Hijriyah di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pada tahun 1976, Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kalimantan Timur diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Mukti Ali. Pesantren seluas 120 hektar ini menjadi pusat kultur Hidayatullah.
Pada tahun 1984, Presiden Soeharto menganugerahkan Kalpataru kepada pendiri Hidayatullah, KH. Abdullah Said karena beliau dinilai mampu mengubah kawasan kritis di Gunung Tembak menjadi lingkungan pesantren yang hijau dan asri.
Dalam perkembangan selanjutnya, KH. Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah pedalaman.
Setelah KH. Abdullah Said wafat tahun 1998, kepemimpinan Hidayatullah dilanjutkan oleh KH. Abdurrahman Muhammad.
Melalui Musyawarah Nasional pertama tanggal 9-13 Juli 2000 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Hidayatullah secara resmi mengubah bentuknya dari organisasi sosial menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas). (sep)