Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Muhammadiyah: Ide, Narasi dan Karya”
Muhammadiyah merupakan organisasi persyarikatan sekaligus pergerakan Islam terbesar di dunia saat ini yang dikenal memiliki manajemen dan administrasi yang cukup rapih. Amal Usaha Muhammadiyah atau AUM mencakup lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi, lembaga kesehatan seperti rumah sakit dan klinik dan masih banyak lagi. Di samping lembaga perekonomian dan lembaga simpan pinjam seperti BMT. Termasuk lembaga sosial yang fokus pada advokasi publik dan pelayanan kebencanaan. Semua itu adalah wujud kesungguhan Muhammadiyah dalam menerapkan Islam rahmatan lil’alamin dan berkemajuan.
Organisasi berbasis massa muslim yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 8 Zulhijjah 1330 H yang bertepatan dengan 18 November 1912 silam di Kauman, Jogjakarta ini, akrab dengan gerakan amar makruf nahi mungkar sekaligus gerakan tajdid yang bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Dari pijakan semacam itu Muhammadiyah sukses menghadirkan Islam yang relevan dengan kebutuhan zaman dan kemanusiaan. Konsisten Muhammadiyah dalam pelayanan masyarakat pun layak dicontoh, bukan saja oleh sesama umat Islam tapi juga non muslim.
Saya sebetulnya sudah mengenal Muhammadiyah sejak SD di Manggarai Barat, NTT medio 1990-1996 silam. Karena ada kakak sekampung di NTT yang melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Namanya Ahmad Jerudin. Kak Jerudin, demikian saya menyapanya, kini bertugas di Kemenag Manggarai Barat, NTT. Setelah itu, ketika nyantri di Pondok Pesantren Nurul Hakim di Lombok Barat, NTB medio 1996-2002, saya juga kerap membaca Suara Muhammadiyah di perpustakaan sekolah atau pondok.
Kemudian, saat menempuh pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung medio 2002-2008, saya juga kerap mengikuti kajian yang diadakan oleh para dosen saya sekaligus tokoh Muhammadiyah seperti Prof. Ayat Dimiyati, Prof. Dadang Kahmad dan masih banyak lagi. Saya juga akrab dengan aktivitas atau kader Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), baik yang kuliah di UIN Bandung maupun alumni pesantren Darul Arqam di Garut dan sebagainya.
Sejak 2016 lalu, saya juga rutin mengikuti pengajian Muhammadiyah di Cirebon setelah sejak tahun 2000-an membaca Suara Muhammadiyah setiap edisi terbit, terutama kala masih berdomisili di Bandung dan saat sejak 2010 hingga saat ini berdomisili di Cirebon. Dalam berbagai momentum, sejak tahun 2000-an hingga saat ini saya juga kerap mengikuti berbagai seminar dan talk show yang diadakan oleh Muhammadiyah, atau bedah buku seputar tokoh dan pemikiran tokoh Muhammadiyah.
Setelah aktif di Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) sejak 2016 hingga 2023 lalu, kemudian sejak 2023 hingga saat ini aktif di Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Muhamadiyah, saya kerap mengikuti kegiatan Muhammadiyah seperti pengajian, workshop dan kegiatan serupa, baik offline maupun online. Saya ikuti sebagai komitmen belajar sekaligus meneguhkan diri untuk mengambil peran pada persyarikatan yang kini berusia lebih dari seabad ini. Saya ingin belajar pada para tokoh yang ikhlas dan tulus beramal melalui Muhammadiyah.
Secara rutin, sejak 2016 hingga 2023 lalu saya pun menulis opini atau artikel seputar Muhamadiyah yang dimuat di koran dan media online, termasuk website resmi Suara Muhammadiyah dan Muhammadiyah Jawa Barat. Di samping tulisan selain opini yang kerap saya share ke akun media sosial saya terutama akun Facebook. Bunga rampai tulisan tersebut sudah diterbitkan dalam bentuk buku yang berjudul “Muhammadiyah: Ide, Narasi dan Karya”. Buku setebal 157 halaman tersebut diterbitkan oleh Penerbit Zahir Publishing pada Februari 2023 lalu.
Belakangan saya tetap menulis tulisan serupa dan kini sudah mencapai 42 artikel. Rerata sudah dimuat di berbagai surat kabar dan media online, termasuk media milik Muhammadiyah seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Termasuk beberapa media online yang digawangi oleh pengurus atau kader Muhammadiyah di beberapa kota yang rutin mempublikasi tulisan saya dalam beragam tema. Di samping resensi beberapa buku yang saya publikasi menggunakan nama pena atau tanpa menggunakan nama Syamsudin Kadir sebagai penulisnya.
Untuk yang terakhir ini, terutama yang sudah mencapai 42 artikel tersebut, insyaa Allah akan diterbitkan menjadi buku baru berjudul “Ikhtiar Merawat Semesta”. Buku yang tebalnya kurang lebih 250 halaman ini insyaa Allah akan terbit pada Agustus 2025 mendatang dan dilaunching pada 8 Agustus 2025 mendatang, tepat pada momentum saya genap berusia 42 tahun. Buku ini secara umum berisi tentang Muhammadiyah, dari gagasan dan sepak terjang hingga inspirasi tokoh dan berbagai hal yang masih berkaitan dengan Muhammadiyah seperti AUM dan sebagainya. Semoga bukunya bermanfaat! (*)