CIREBON, fajarsatu.com – Kisruh perseteruan makam palsu yang berada di komplek Makbaroh Ki Gede Suropati Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon makin memanas.
Hingga kedua kubu yang berseteru masing-masing melakukan klarifikasi hingga musyawarah bersama yang difasilitasi sesepuh Tegalgubug.
Awal mula perseteruan Ali Fiksi yang merupakan warga Tegalgubug memposting di media Facebook kalau ada dua makam palsu (Tanpa zenazah) yang berada di Komplek Makbaroh Ki Gede Suropati Tegalgubug.
Hingga membuat postingan tersebut viral dimedia sosial. Dan menyulut kemarahan masyarakat dan salah seorang peziarah dari Jakarta yang sangat membantu pembangunan pada komplek Makbaroh tersebut.
Menurut Ali Fiksi dirinya memposting hal itu karena mendapatkan informasi dari ustad Gus Dalhar kalau makam yang dikeramatkan itu kosong alias tak ada zenajahnya.
Bahkan menurut Ali fiksi ada kabar makam itu merupakan ba’alawi atau kelompok yang mengklaim memiliki hubungan darah atau sanad langsung dengan Nabi Muhammad SAW hingga membuat resah masyarakat.
Ali fiksi menilai, klaim Ba’alawi ini diduga membelokkan sejarah leluhur Desa Tegalgubug sehingga meresahkan namun meski demikian perseteruan tersebut berakhir damai setelah kedua belah pihak beserta Gus Dalhar dipertemukan hingga di musyawarahkan bersama. Hingga semuanya memberikan klarifikasi dihadapan para tokoh ulama setempat.
Ali Fiksi mengatakan, kesalahpahaman tersebut bermula ketika dirinya mendapatkan informasi dari Gus Dalhar yang mengatakan bahwa dua makam yang berada di petilasan Ki Gede Suropati itu adalah makam palsu ( tidak ada jenazahnya.red),
Karena di anggap telah meresahkan lalu kedua makam itu di bongkar. Namun belakangan banyak warga yang memprotes dan menyebutkan bahwa kedua makam itu sudah ada sejak dulu sebelum adanya renovasi di kompleks Makbaroh ki Gede Suropati dan dua makam itu juga dipastikan ada isinya (jenazahnya.red).
“Saat pendopo utama Makbaroh Ki Gede Suropati di renovasi pada 2019, ada seorang peziarah yang datang dari Jakarta kesini dan memberikan bantuan berupa renovasi bangunan, dari situ isu makam palsu mencuat dengan mengaku makam ba’alawi yang sengaja di klaim oleh salah satu peziarah asal jakarta itu” kata Ali Fiksi kepada media Senin (20/1/2025).
Sementara itu, H.Ali Said peziarah asal Jakarta yang memberikan bantuan renovasi bangunan komplek Makbaroh Ki Gede Suropati, merasa tersinggung dan marah dengan adanya postingan di media sosial terkait makam.
Menurutnya ia mengaku bahwa dirinya rutin berziarah ke Ki Gede Suropati di Tegalgubug seminggu sekali murni karena ziarah tidak ada unsur apapun, bahkan dirinya mengaku, saking cintanya dengan petilasan ini beberapa bangunan yang sudah tidak layak pun telah di renovasinya.
“Dengan ada postingan itu saya jadi korban atas informasi yang tidak benar, bahkan hingga terjadi konflik dengan warga sekitar padahal tidak ada niat apapun, murni saya kesini hanya ingin berziarah tidak ada maksud lain dan yang aneh – aneh” ujar Ali Said.
Setelah melakukan upaya pendekatan kekeluargaan akhirnya Ali fiksi dan H. Ali Said bersepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum. Diketahui kedua makam itu di bongkar pada Rabu 8 Januari 2025 lalu, namun demikian, asal usul makam itu masih belum diketahui,sebagian warga menyebut bahwa kedua makam itu merupakan leluhur yang dari dulu sudah ada.
Deni warga setempat mengatakan banyak sekali peziarah yang datang dari luar kota bahkan tak jarang peziarah yang cuma – cuma memberikan bantuan berupa pembangunan maupun sarana dan fasilitas pada Makbaroh Ki Gede Suropati.
“Alhamdulillah hasil kesepakatan tadi makam yang di bongkar itu akan di lakukan pemasangan batu nisan kembali hanya sebatas penanda bahwa itu makam asli namun secara identitas asal usul sejarahnya masih belum diketahui,yang jelas itu masih leluhur desa tegalgubug” katanya.
Sekadar diketahui,Ki Gede Suropati adalah pendiri sekaligus terbentuknya nama Tegalgubug yang terjadi sekitar tahun 1489. Setelah terbentuk sebuah nama pedukuhan atau perkampungan Tegalgubug, kemudian Ki Suropati melanjutkan misinya untuk menyebarkan agama Islam di pedukuhan baru tersebut.
Hingga sekarang Situs Ki Gede Suropati banyak dikunjungi orang dari berbagai penjuru daerah. Lokasinya terletak di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon dan berdiri di tanah seluas 600 meter. (de)