Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Muhammadiyah: Ide, Narasi dan Karya”
Allah berfirman, ‘Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. al-Juma’ah: 8)
Kematian merupakan realitas sekaligus takdir yang tidak dapat kita hindari. Tugas kita sebagai manusia adalah menjalankan peran kekhalifaan dengan sebaik-baiknya dan mengabdi kepada Sang Khaliq secara maksimal dan optimal. Dalam al-Qur’an surat az-Zariat ayat 56 Allah berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Pembahasan tentang persiapan untuk akhirat ini memberikan landasan bahwa kehidupan di dunia ini adalah persiapan untuk kehidupan setelah mati. Hadits Nabi Muhammad SAW juga menguatkan hal ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)
Beberapa tahun lalu, seingat saya akhir tahun 2022 lalu, saat menjadi Kepala Kemenag Kota Cirebon, saya dan beliau sama-sama diundang menjadi panelis atau narasumber pada acara seminar yang diadakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Cirebon. Dihadiri sekitar 60-an orang peserta delegasi lintas tokoh agama di Kota Cirebon.
Kala itu, saya menyampaikan isi buku saya yang berjudul “Moderasi dan Toleransi Beragama: Konsep dan Aplikasinya Dalam Islam”. Saat itu buku saya yang ditulis dengan Pak Arif Husni Mubarok (ASN di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat) baru saja terbit, tepatnya pada Juni 2022. Sembari bercerita tentang pengalaman kehidupan beragama di Manggarai Barat, NTT.
Belakangan, beliau kembali menjadi Kemenag di Kabupaten Cirebon, setelah sebelumnya menjadi kepala Kemenag Kota dan menjadi kepala Kemenag Kabupaten Cirebon. Cirebon kota dan kabupaten memang menjadi tempat beliau berkarir dan bersosial. Sehingga dikenal luas oleh kalangan muda, termasuk pengurus ormas keagamaan.
Menurut informasi yang beredar, Mantan Ketua KPU Kabupaten Cirebon periode 2014-2019 itu meninggal dunia hari ini Rabu 22 Januari 2025 pukul 12.45 WIB di RS. Medimas, Kota Cirebon. Saya benar-benar kaget, sebab saya belum mendengar kabar kalau beliau sakit. Beliau adalah Kang H. Saefuddin Jazuli, M.Si. Sosok yang komunikatif, hambel dan menjaga hubungan baik dengan semua kalangan.
Kang Jazuli, demikian saya menyapanya, adalah kader NU yang akrab dengan semua kalangan, termasuk lintas ormas keagamaan. Sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah saya menyaksikan beliau sosok yang mampu menjaga ukhuwah dan keakraban dengan siapapun. Semoga Allah mengampuni, memaafkan dan menyediakan surga bagimu Kang Jazuli! (*)