Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Merindui Ramadan”
SHAUM adalah salah satu ibadah wajib, sebab ia merupakan bagian dari salah satu rukun Islam. Shaum wajib ini secara syariat dilaksanakan pada bulan ramadhan tahun hijriyah di setiap tahunnya. Allah pun menyuruh orang beriman untuk menjalankan shaum ini sebagai sebuah kewajiban syariat yang mesti dijalankan oleh mereka yang memenuhi syarat menjalankannya. Tentu ini merupakan ibadah khas bagi orang beriman. Karena itu pulalah Allah memerintahkan secara khusus untuk menjalankan ibadah shaum hanya untuk orang beriman.
Dalam surat al-Baqarah ayat 183, Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, telah diwajibkan atas kalian untuk bershaum sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum kalian. Semoga kalian termasuk umat yang bertaqwa.” Ayat ini menjadi dalil utama betapa wajibnya shaum ramadhan bagi orang beriman. Kewajiban ini sangat menentukan seseorang di hadapan Allah, apakah hanya sebagai manusia biasa atau manusia yang memiliki kadar iman sekaligus taqwa.
Kini kita memasuki awal atau 1 Ramadan 1446 H, bertepatan dengan Sabtu 1 Maret 2025. Secara massal, umat Islam di seluruh dunia memulai shaum ramadhan tahun ini dengan shalat tarawih berjamaah di berbagai masjid, musola dan tempat lainnya. Kerinduan kita untuk bersua dengan ramadan pun Allah kabulkan dengan takdir-Nya. Bagaimana pun kita sangat ingin agar pada ramadan kali ini kita benar-benar bisa menjalankan berbagai ibadah kepada-Nya, di samping amal soleh yang sesuai syariat.
Bersua ramadan artinya kita punya kesempatan untuk menjalankan ibadah shaum dan ibadah lainnya di bulan mulia ini. Ibadah shaum yang kita tunaikan diharapkan mampu membawa kita pada tujuan akhir yaitu orang beriman yang giat bertaqwa. Maksudnya, kualitas taqwa kita semakin tinggi yang dibuktikan dengan giat kita dalam menjalankan ibadah dan berbagai amal kebaikan pada sesama. Pada saat yang sama kita juga ingin agar shaum yang kita jalankan mampu membawa kita ke dalam surga melalui pintu khusus bagi yang bershaum yaitu ar-Rayyan.
Kita tentu masih ingat sebuah hadits yang sangat mashur yang mengulas perihal surga yang bakal dikhususkan bagi orang beriman yang mampu menjalankan ibadah shaum dalam kehidupannya kala di dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya dalam surga itu ada pintu yang dinamakan ar-Royyan. Pada hari kiamat diserukan dari pintu itu. ‘Di mana orang-orang yang bershaum?’ Apabila mereka semuanya telah masuk, maka pintu itu pun ditutup kembali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Suatu hari, seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersama Abu Umamah bercerita, “Saya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu saya katakan, ‘Suruhlah aku mengerjakan sesuatu amalan yang memasukkan aku ke dalam surga!’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tetaplah engkau bershaum, karena shaum itu tidak ada bandingannya.’ Kemudian pada waktu yang lain aku datangi beliau lagi (untuk menanyakan hal yang sama), maka beliau bersabda, ‘Tetaplah engkau bershaum.'” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Hakim)
Karena itu, selain menjalankan ibadah shaum, pada ramadan kali ini kita mesti manfaatkan untuk memperbanyak zikir sekaligus berdoa kepada Allah. Sebab doa yang kita panjatkan di momentum shaum mendapat garansi dikabulkan oleh Allah. Selain itu, doa juga merupakan senjata terbaik orang beriman. Maka pada ramadan ini berdoalah kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga kelompok yang tidak akan ditolak doanya: orang yang bershaum hingga ia berbuka, imam yang adil, dan orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Ramadan kali ini kita bisa memohon kepada Allah agar seluruh hajat kita Allah kabulkan, berbagai rencana mendapat kelancaran dan seluruh langkah dinilai sebagai amal kebaikan yang diberkahi. Kita juga perlu mendoakan juga orang tua, keluarga, kolega, tetangga dan para pemimpin kita agar selalu mendapat keberkahan dari Allah serta seluruh kebaikannya mendapat balasan dari Allah. Selain itu, kita juga perlu mendoakan agar saudara-saudara kita yang sedang ditimpa bencana dan masalah mendapat jalan keluar yang terbaik dari Allah. (*)