BANGKOK, fajarsatu.com – Perjalanan spiritual Thudong 2025 resmi dimulai, sebanyak 38 biksu berangkat dari Bangkok, Thailand, pagi ini Kamis (6/2/2025), untuk menempuh perjalanan
Prabu Diaz, Panglima Tinggi Laksa Agung Acara Nuswantara sekaligus Sekjen Forum Lingkungan Hidup dan Budaya Nuswantara, mengonfirmasi pelepasan ini.
“Mereka mulai berjalan kaki pukul 08.00 pagi dari Bangkok menuju perbatasan Malaysia di Padang Besar,” ungkapnya.
Di Malaysia, para biksu akan berjalan selama 30 hari menyusuri berbagai kota hingga mencapai Johor Bahru. Perjalanan berlanjut ke Singapura selama 12 hari, sebelum mereka menyeberang ke Batam sekitar 12-15 April 2025 menggunakan kapal feri.
Setelah empat hari di Batam, rombongan akan terbang ke Jakarta untuk menghadiri acara bersama Kementerian Agama RI, melalui Direktorat Jenderal Bina Masyarakat Buddha. Jika sesuai rencana, mereka akan dilepas oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Puncak perjalanan ini berlangsung pada 12 Mei 2025 dalam perayaan Waisak di Candi Borobudur. Sebelum itu, para biksu akan menjalani prosesi sakral, seperti mengambil api abadi di Mrapen (10 Mei) dan air suci di Umbul Jumprit (11 Mei 2025). Acara puncak akan berlangsung pada 12 Mei 2025 dalam perayaan Waisak di Candi Agung Borobudur.
Usai prosesi Waisak, para biksu akan kembali ke Jakarta 13 Mei dan bermalam sebelum akhirnya pulang ke negara masing-masing 14 Mei 2025.
Perjalanan Thudong 2025 ini didampingi oleh Ketua Umum Panitia Williardi, Ketua Pelaksana Harian Romo Hasan, dan Sekretaris Umum Vera Fitriani.
Upacara pelepasan di Bangkok juga dihadiri oleh Lumpho, biksu tertinggi di Kerajaan Thailand.
“Kami mohon doa restu dari seluruh masyarakat agar perjalanan ini berjalan lancar. Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang toleran,” jelas Prabu Diaz.
Perjalanan ini bukan sekadar ziarah spiritual, tetapi juga menjadi ajang untuk menunjukkan kepada dunia nilai-nilai toleransin dan keberagaman yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
Jalan kaki para biksu ini menempuh jarak sejauh 2.657 km melintasi empat negara. (yus).