Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Pemuda Negarawan”
Indonesia merupakan negeri yang sangat kaya akan sumber daya alam. Baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang masih tersimpan dalam etalase alam yang begitu luas. Kekayaan alam Indonesia menjadi daya tarik tersendiri yang menyebabkan berbagai bangsa bahkan negara pada era dulu menjadikannya sebagai bancakan bahkan jajahan. Kini, jumlah penduduk Indonesia termasuk salah satu yang terbanyak di dunia. Letak geografis Indonesia juga memiliki daya tarik tersendiri. Indonesia menjadi salah satu lintasan perdagangan global.
Indonesia yang luar biasa itu memiliki peran penting dalam rangka menjaga stabilitas global sebagaimana yang tersurat dalam tujuan bernegara yang dimuat dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu (1) melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia. Hal ini menjadi pijakan dalam rangka memperteguh kedaulatan negara dan memperkokoh peranan global Indonesia.
Masyarakat baru adalah masyarakat yang hidup dalam era serba baru namun tetap berpijak pada tujuan negara sebagai satu pengikat entitas kolektif dalam wadah yang lebih luas dan kokoh. Membangun masyarakat semacam itu membutuhkan kerja keras dan kesadaran untuk hidup bersama dalam wadah yang disepakati yaitu Indonesia. Walau demikian, masyarakat semacam itu memiliki kesadaran dan peranan dalam menghadirkan stabilitas global. Bukan saja dalam rangka mewujudkan tujuan bernegara tapi juga wujud nyata misi terdalam sebagai bagian dari manusia global.
Paling tidak ada beberapa hal yang diperlukan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan peranan Indonesia pada kancah global. Pertama, ide dan narasi. Ide atau gagasan adalah ciri masyarakat berkemajuan. Masyarakat semacam ini akrab dengan fitur-fitur kemajuan seperti ilmu pengetahuan, penelitian dan rekayasa sosial juga pemberdayaan masyarakat. Ide atau gagasan yang kuat akan berdampak pada perilaku atau tindakan masyarakat dalam skala sederhana hingga luas. Kemampuan bernarasi menjadi kunci mendasar yang harus dimiliki sehingga ide atau gagasan-gagasan yang ada dapat dipahami bahkan berdampak pada masyarakat luas.
Kedua, fitur asli masyarakat. Umumnya masyarakat Indonesia memiliki karakter unik yang sudah menjadi bawaan sejak lama. Misalnya, kekeluargaan, keakraban, gotong royong, saling membantu dan saling menghormati serta empati. Fitur semacam itu menjadi modal utama dalam rangka menghadirkan masyarakat baru dalam skala besar. Kesadaran akan pentingnya kolaborasi antar berbagai elemen pun menjadi kebutuhan utama masyarakat. Masyarakat yang terbiasa dengan fitur-fitur itu memiliki semangat yang sama untuk menghadirkan tatanan dunia yang lebih beradab dan maju.
Ketiga, opini dan penyadaran publik. Kekuatan opini merupakan hal utama di era ini. Era media mendesak kita untuk menjadi masyarakat media. Bukan saja akrab dengan media tapi juga melek media. Kemampuan memanfaatkan media merupakan elemen yang tak bisa dianggap remeh. Gagasan tentang pentingnya kolaborasi, misalnya, akan mendapatkan respon dan persetujuan masyarakat manakala mereka paham substansi dan dampaknya. Opini yang baik dan efektif akan berdampak pada penyadaran publik yang lebih masif. Begitu juga tentang gagasan-gagasan lainnya.
Keempat, kesadaran global. Hal yang tak kalah pentingnya adalah kesadaran global yaitu kesadaran bahwa masyarakat suatu bangsa tidak terpisahkan dengan masyarakat bangsa lainnya. Manusia merupakan entitas yang menyatu dalam senyawa yang sama yaitu kemanusiaan. Fitur-fitur masyarakat suatu bangsa sejatinya memiliki titik temu dan kesamaan dengan fitur-fitur bangsa lainnya. Karena itu jugalah berbagai ketimpangan global harus menjadi konsen. Masyarakat sebuah bangsa mesti peduli pada kondisi masyarakat bangsa lainnya. Di sinilah pentingnya konektivitas global, baik dalam skala individu dan kelompok masyarakat maupun dalam skala negara dan kawasan.
Berbagai konflik yang terjadi di berbagai penjuru dunia terjadi karena berbagai kepentingan yang mendasarinya. Baik yang berlatar ideologi dan politik maupun ekonomi dan sumber daya alam. Semuanya dipicu oleh hasrat untuk menguasai dan menafikan adanya senyawa kemanusiaan yang adil dan beradab bagi semua. Bila kejadian semacam itu terus dipelihara dan dijadikan komoditas yang berlarut-larut maka akan berdampak pada stabilitas global. Ketegangan satu kawasan berdampak pada ketegangan di kawasan lain. Ujungnya, manusia menjadi pemangsa bagi manusia lainnya. Pada kondisi demikian maka peradaban binatang sejatinya jauh lebih baik daripada peradaban manusia.
Indonesia dengan segala tantangan dan dinamikanya memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari elemen utama global. Yaitu elemen yang (1) mengarusutamakan perdamaian dunia daripada peperangan, (2) mengedepankan dialog daripada konflik, dan (3) menghargai perbedaan daripada mengupayakan unifikasi yang anti kemanusiaan. Masyarakat baru Indonesia harus diperkuat oleh nilai-nilai dasar bangsa Indonesia, sehingga nilai-nilai tersebut mewarnai masyarakat global. Masyarakat semacam itulah yang mampu menghadirkan peradaban baru dunia yang lebih humanis, maju dan saling topang. (*)