Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Ketika Allah Memilihmu”
BERBAGAI ujian hidup merupakan selingan yang pernah dialami oleh setiap orang, apapun bentuk dan takarannya. Kadang membuat seseorang seperti kehilangan arah. Seperti tak ada lagi kesempatan untuk berbenah. Merasa bahwa semua jalan sudah tertutup, bagai benteng yang tak mampu didobrak, selamanya. Membuat hati serasa remuk tak berdaya untuk bangkit kembali. Mengalah, dan ya benar-benar sudahlah. Pokoknya dirasa semuanya tak ada lagi ruang untuk sekadar menanti kembali tentang hati dan jalan hidup.
Allah memang punya cara tersendiri untuk menguji kualitas kita, hamba-Nya. Ia memiliki hak untuk melakukan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Siapapun tak mampu melawannya, tapi bisa diubah dengan doa hamba-Nya. Maka berdoa adalah lakon mulia yang selalu diharap dari hamba yang selalu ingin kembali pada rahmat-Nya.
Berdoa tak selalu bermakna tak berdaya di hadapan-Nya, tapi juga semakin kuat di atas jalan-Nya. Maka berdoalah hingga kita semakin yakin bahwa ada Zat yang selalu mendengar hamba-Nya.
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. al-A’raf: 55)
“Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Hai Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah kepada mereka bahwa Aku adalah dekat kepadanya dan Aku memperkenankan doa orang yang berdoa kepada-Ku.” (QS. al-Baqarah: 186)
Allah berjanji akan memperkenankan doa hamba-Nya, akan tetapi Dia tidak menetapkan waktu diperkenankan-Nya itu. Kita punya keharusan untuk mengikuti perintah-Nya, perihal diper¬kenankan itu terserah kepada kebijaksanaan Allah.
Sungguh, ujian apapun pada dasarnya adalah tangga bagi hamba-Nya agar naik kelas. Bahkan kita diciptakan lalu kelak meninggal dunia adalah ujian naik kelas di hadapan-Nya. Allah berfirman, “Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Mulk: 1). Pada ayat selanjutnya, “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS. al-Mulk: 2)
Intinya, semakin banyak ujian semakin besar peluang untuk meraih cinta terbaik dari-Nya. Bahkan bisa jadi ujian hidup yang dialami adalah pertanda Allah bertambah dan menambah cinta-Nya untuk kita.
Ya, bisa jadi berbagai ujian hidup adalah tanda cinta sekaligus sayang dari Allah untuk kita hamba-Nya yang selama ini mulai menjauh dengan segala pilihan ideal hidup kita. Allah sengaja memberi ujian agar kita berbenah dan banyak belajar sehingga semakin kokoh dan tangguh.
Jika kita dipilih oleh Allah untuk menerima ujian atau musibah tertentu, maka pahamilah bisa jadi itu adalah isyarat kasih sayang Allah kepada kita. Untuk itu, terimalah ia apa adanya. Lalu tengoklah ke dalam, dengar apa kata hati kita. Karena ia selalu jujur untuk mengatakan tentang apa yang kita alami sekarang. Hati yang mau berbenah bakal mendapat bimbingan dari Allah. Karena Allah rindu pada hamba yang mau berbenah dan bertaubat. Allah sangat menanti hamba-Nya kembali kepada-Nya, mendekat kepada-Nya.
Ya, bisa jadi Allah sedang mendidik diri kita dengan cara yang berbeda. Allah sedang merencanakan hal terbaik untuk kita saat ini dan beberapa waktu mendatang. Allah adalah Pencipta, maka secara otomatis Ia Maha Tahu tentang kita dan apa kebutuhan kita. Dan Ia pula yang paham kemampuan diri kita dalam melalui ujian dari-Nya. Maka ujian apapun bentuknya bisa jadi padanya terdapat hikmah dan pelajaran berharga yang kamu renungi dan pelajari.
Percayalah, Allah sedang mempersiapkan diri kita menjadi orang terbaik, menjadi bahan teladan ke depannya bagi banyak orang. Minimal untuk orang-orang terdekat, atau mereka yang kita cintai: keluarga atau siapapun yang selalu mendoakan sekaligus mendukung kamu agar lebih baik. Allah ingin kita menjadi sosok yang berbeda dari biasanya. Sosok yang menjadi inspirasi bagi siapapun di luar sana, sehingga menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang.
Karena itu, kita harus banyak bersabar dan berupaya sekuat tenaga agar bisa menjalani ujian tersebut dengan baik dan sukses. Hingga ke depan kita memperoleh berbagai hikmah dan dampak berharga. Bukan saja untuk kehidupan kita yang lebih baik tapi juga untuk mereka yang selama ini menanti peran terbaik yang kita persembahkan untuk mereka. Di situlah kita mesti menyadari betapa kita harus banyak melihat ke dalam. Tentang diri kita yang sesungguhnya.
Hidup ini menang tak saja butuh menang tapi juga tenang. Sebab tak semua menang itu bikin tenang. Ada yang menang karena curang, maka itu bakal membuat hatinya selalu tak tenang. Bahkan tak sedikit yang diceritakan sebagai raja curang, zalim dan manusia tidak adil. Maka pilihlah jalan dan lakon hidup yang membuat hati kita menang, bukan sekadar egomu. Bila hati kita tenang maka insyaa Allah kita bakal meraih menang yang hakiki.
Menang dari rampasan dosa dan maksiat, menang dari sifat angkuh, riya dan sombong. Menjadi manusia pilihan memang sulit, tapi semuanya mungkin dan dapat dicapai. Kita hanya butuh perjuangan dan keberanian untuk memulai dari sekarang.
Sungguh, Allah selalu bersama kita dan menanti kesungguhan kita. Kini, kita hanya butuh jedah sejenak untuk kembali terbang ke langit kepasrahan yang tulus kepada-Nya. Karena sesungguhnya kita benar-benar pilihan-Nya! (*)