Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Mencintai Nurul Hakim Tanpa Syarat”
SIAPA sih yang engga ingin menjadi santri sukses dan berprestasi di atas rata-rata? Tentu kamu menginginkan, bukan? Nah, bila kamu demikian, maka hal yang paling utama kamu miliki adalah motivasi yang tinggi untuk terus menjadi santri yang tidak biasa-biasa saja. Kamu harus melakukan hal-hal yang memungkinkan kamu dapat menggapai apa yang kamu inginkan. Kamu harus memastikan setiap detik yang kamu peroleh dari Allah benar-benar terisi dan punya makna, bukan sia-sia alias mubajir. Kamu bukan sahabat setan, bukan?
Lebih praktis, beberapa hal yang dapat kamu miliki dan lakukan adalah sebagai berikut:
Pertama, miliki niat dan tekad yang kuat. Niat adalah kunci amal. Niat juga kunci mencari ilmu. Bila kamu sudah berkomitmen menjadi santri maka kamu harus menjaga niat kamu. Kamu pastikan kamu menjadi santri karena Allah. Niatkan untuk menempuh jalan yang Allah ridhoi dan berkahi. Jangan berniat untuk mengejar jabatan, kekayaan dan pamer ilmu. Karena itu hanya membuat kamu jatuh dan rugi. Niat Lilah harus dibarengi dengan tekad yang kuat dalam hati. Kamu harus sungguh-sungguh dalam memilih jalan menjadi santri yang sukses.
Kedua, tinggikan cita-cita. Menjadi santri belum tentu bisa mencapai apa yang diharapkan. Karena itu, kamu harus punya cita-cita yang jelas. Apa impian kamu ke depan, kamu mau menjadi apa? Hal ini bisa mendorong diri kamu untuk lebih giat dalam belajar dan memastikan semuanya berjalan lancar. Tak sedikit orang yang jatuh atau gagal karena enggan bercita-cita bahkan tidak memiliki cita-cita. Mereka menjalani hidup begitu saja. Nah, kamu harus berbeda dengan mereka. Kamu harus punya kejelasan impian. Karena impian itu menggerakkan kamu dari dalam diri kamu sendiri.
Ketiga, disiplin waktu. Kamu harus menyadari sejak dini bahwa setiap orang diberi waktu oleh Allah sama-sama 24 jam dalam sehari. Ya, dalam ritme waktu sehari, siang dan malam, setiap orang mendapatkan anugerah yang sama yaitu 24 jam. Kamu harus pastikan waktu yang kamu lalui terisi dengan aktivitas yang bermanfaat. Tak boleh ada sedetik pun waktu yang berlalu begitu saja tanpa dimanfaatkan dengan baik. Bila berlalu tanpa manfaat, maka ketahuilah bahwa waktu itu selamanya takkan pernah kembali. Dan itu kerugian besar, bahkan biang malapetaka.
Keempat, giat belajar. Menjadi santri itu artinya kamu harus berkomitmen untuk mencari dan mendalami berbagai mata ilmu. Kamu harus menjaga kesungguhan untuk belajar, sehingga kamu semakin paham pelajaran yang kamu pelajari. Tak ada lagi kesempatan untuk malas belajar. Sebab malas belajar hanya akan merugikan bahkan membunuh masa depan kamu. Kamu boleh tidur, tapi sewajarnya. Jangan sampai kamu terlalu banyak tidur. Bangun motivasi dari dalam diri. Ingat, sehebat apapun motivasi dari luar, yang menentukan tetap saja diri kamu sendiri.
Kelima, rajin membaca. Kunci ilmu adalah membaca. Kamu tentu paham itu. Hanya saja kadang kamu menganggap remeh ungkapan itu. Mengapa? Karena lemahnya motivasi belajar dari dalam diri, termasuk untuk membaca. Nah sekarang, saatnya kamu berbenah diri. Ubah itu semuanya dari sekarang. Kamu harus bangun kesadaran bahwa membaca itu adalah pintu gerbang bagi kamu dalam memahami berbagai hal. Maka sediakan waktu khusus untuk membaca. Bila perlu, ke mana dan kapan pun harus membaca buku. Jadilah kutu buku, bukan santri asal-asalan!
Keenam, menjaga ibadah. Ingat, menjadi santri itu artinya menjadi pencari ilmu. Selama kamu mencari ilmu maka selama itu pula kamu dalam lingkaran suci. Bahkan kamu bakal meraih berbagai pahala dan kemudahan dalam banyak hal. Kuncinya adalah menjaga ibadah. Kamu harus menjaga shalat kamu, yang wajib maupun yang sunah. Shaum sunah juga begitu. Kamu harus rutin melakukannya. Jangan lupa berdoa kepada Allah, sebab itu adalah penentu. Ikhtiar kamu bakal mendapat keberkahan dari Allah bila kamu menjaga ibadah-ibadah itu, lalu lengkapi dengan berdoa kepada-Nya.
Apa yang aku sampaikan di atas hanya menambah apa yang sudah kamu pahami selama ini. Bahkan bisa jadi hanya mengulang apa yang sudah menjadi hal biasa bagi kamu. Itu tak mengapa. Sebab menjadi santri di atas rata-rata butuh penambahan motivasi. Minimal agar kamu semakin memahami tentang pentingnya menjadi santri yang berbeda dari biasanya. Kamu harus membangun komitmen dalam diri bahwa menjadi santri adalah pilihan sadar. Karena itu, kamu harus menjaganya dengan baik dan membuatnya lebih bermakna. Dan tentu saja layak dibanggakan oleh mereka yang kamu cinta: orangtua, keluarga dan guru-guru kamu, bahkan oleh teman-teman kamu sendiri! (*)