Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Optimisme KAMMI Merawat Indonesia”
KESATUAN Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa di Indonesia yang lahir pada momentum reformasi 1998, tepatnya 29 Maret 1998 silam. Sepak terjang KAMMI dari waktu ke waktu tergolong sangat apik dan layak diapresiasi. Selain konsisten menyuarakan kepentingan masyarakat luas juga aktif melakukan berbagai kegiatan sosial, di samping melakukan kaderisasi sebagai upaya melahirkan stok pemimpin yang menjalankan kepemimpinan di berbagai lini di Indonesia yang lebih kompetitif.
Kini KAMMI sudah berusia 27 tahun, seusia reformasi yang juga sudah genap 27 tahun. Pengalaman melakoni berbagai agenda perubahan di semua lini selama dua dekade lebih merupakan tapak sejarah yang sangat berharga. Berbagai momentum tentu memiliki hambatan dan peluangnya masing-masing. Semua itu adalah model penting dalam melangkah sekaligus menjalankan aksi gerakan ke depan. Terutama dalam memastikan KAMMI eksis dan konsisten pada jalur perjuangan untuk perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Pada Kamis 17 April 2025 lalu diselenggarakan Silaturahim dan Halal Bihalal Pengurus KAMMI dan Alumni KAMMI yang berlangsung di Hotel Raffles, Jakarta dengan tema “Dari Fajar Perjuangan Menuju Terang Peradaban”. Pada kesempatan ini saya menyaksikan betapa besar potensi yang dimiliki KAMMI. Alumni KAMMI yang beragam latar profesi adalah potensi besar yang layak diperhitungkan. Perbedaan pilihan politik, latar profesi dan peran sosial adalah keniscayaan. Kita mesti dewasa dan menikmati pilihan kita masing-masing.
Sebagai masyarakat biasa yang pernah bergulat, tepatnya kaderisasi di KAMMI dari komisariat hingga pusat (tahun 2003-2013), saya berpandangan bahwa kini KAMMI semakin mampu menunjukan posisinya sebagai elemen muda bangsa yang layak diperhitungkan. Sehingga posisi ini harus terus dijaga dengan baik dengan langkah gerakan yang semakin tegas dan jelas.
Bagi saya, forum ini adalah forum yang sangat berharga bagi pengurus KAMMI dan alumni KAMMI untuk mengokohkan konsolidasi, menjaga ritme dan menyicil kontribusi untuk organisasi dan bangsa sekaligus negara tercinta Indonesia ke depan. Dalam rangka itu, saya perlu menyampaikan beberapa catatan untuk KAMMI dan alumni KAMMI.
Pertama, menjaga hubungan baik dengan pemerintah. Kita harus akui bahwa “muslim negarawan” sebagai model kepemimpinan yang kerap dinarasikan KAMMI berujung pada keterlibatan KAMMI dalam memajukan bangsa. Kuncinya adalah kepemimpinan nasional, dalam hal ini presiden dan kepemimpinan daerah seperti gubernur, bupati dan walikota. Menjaga hubungan baik dan adanya aksi kolaboratif dengan pemerintah di berbagai levelnya perlu diperkuat dan dijaga.
Kedua, perkuat kolaborasi dengan berbagai elemen. Kolaborasi merupakan kata kunci adanya percepatan perubahan bangsa di berbagai lini. Kehadiran KAMMI dan alumninya harus mencerminkan perekat keragaman dan kolaborasi lintas kepentingan. Harus ada upaya serius untuk mencari titik temu di setiap perbedaan yang tersedia, termasuk di internal KAMMI juga alumni KAMMI.
Ketiga, konsisten menjaga warna gerakan. KAMMI merupakan gerakan mahasiswa berbasis massa muslim yang selalu dinisbatkan sebagai gerakan moral dan intelektual. Dua warna ini harus terus dijaga dalam rangka memastikan KAMMI masih berada jalur yang benar. Moralitas dan intelektualitas adalah kunci sekaligus modal penting bagi KAMMI. Kemampuan KAMMI untuk menjaganya menjadi garansi bahwa KAMMI masih konsisten. Bukan saja sebagai gerakan mahasiswa yang elegan dan relevan tapi juga gerakan mahasiswa muslim yang layak diperhitungkan. Alumni KAMMI tentu punya tanggungjawab untuk menjaga eksistensi KAMMI di ranah yang lebih praktis.
Keempat, konsisten menjalankan proses kaderisasi dan ekspansi. Kaderisasi adalah kunci maju dan mundurnya organisasi seperti KAMMI. Kemampuan KAMMI melakukan kaderisasi di berbagai perguruan tinggi dan daerah atau kota dapat menopang KAMMI untuk melakukan ekspansi organisasi. Bila kaderisasi berlangsung dengan baik maka agenda ekspansi bakal berlangsung masif. Dalam rangka itu, KAMMI harus menyusun strategi jitu, sehingga dapat dijalankan oleh seluruh elemen yang ada di KAMMI, dari pusat hingga komisariat.
Konsistensi KAMMI dalam melahirkan kepemimpinan bangsa merupakan agenda strategis KAMMI dan alumni KAMMI. Karena itu, semua elemen harus mengambil peran atau turun tangan. Berbagai struktur mesti diberi beban atau tanggungjawab untuk memastikan agenda ini berjalan dengan baik. Selebihnya, harus ada evaluasi rutin sehingga agenda ini mendapatkan masukan dan strategi yang terus menerus apik dan semakin relevan. Bila konsisten maka KAMMI dapat melakukan tugas lanjutan yaitu merawat Indonesia. Sebuah tugas yang bukan saja mulia tapi juga relevan bagi KAMMI ke depan.
Sebagai apresiasi sekaligus sumbangsih gagasan untuk menjalankan agenda semacam itu, pada momentum usia KAMMI ke-27 ini, saya menulis dan menerbitkan sebuah buku berjudul “Optimisme KAMMI Merawat Indonesia”. Buku setebal 192 ini merupakan bunga rampai makalah dan artikel saya yang pernah dimuat di berbagai media massa dan media online beberapa tahun terkahir serta saat menjadi narasumber beberapa forum KAMMI di beberapa kampus dan kota. Semoga bukunya menambah bacaan dan bermanfaat bagi kader KAMMI sekaligus alumni KAMMI di seluruh Indonesia! (*)