MAJALENGKA fajarsatu.com- -Sosok muda inspiratif kembali lahir dari Kabupaten Majalengka. Muhammad Fawwaz Fathurahman, seorang pemuda kelahiran 27 Desember 2006, berhasil mencetak prestasi luar biasa yang membanggakan keluarga, almamater, dan tentu saja kampung halamannya. Di usianya yang baru menginjak 18 tahun, Fawwaz telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 Juz dan menjadi salahsatu santri berprestasi dari Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan bidang Tahfidz Al-Quran.
Fawwaz, begitu ia akrab disapa, adalah buah hati dari pasangan Ade Surya dan Teti Herawati yang merupakan alumni SDIT Insan Rabbani Majalengka. Sejak kecil, Fawwaz telah menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar yang tinggi. Pada tahun 2014, ia dinobatkan sebagai Siswa Berprestasi Triwulan Pertama di sekolah dasar tersebut.
Di masa kecilnya, ia aktif mengikuti berbagai kompetisi akademik dan pengembangan diri, seperti Lomba Matematika Nalaria Realistik tingkat Kabupaten Majalengka dan Lomba Mental Aritmetika yang diadakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Majalengka.
Fawwaz juga aktif dalam kegiatan kepramukaan dan sempat mewakili sekolah dalam ajang Kemah Ukhuwah Nasional IV Pramuka SIT se-Indonesia — sebuah kegiatan nasional yang mempertemukan pramuka-pramuka dari Sekolah Islam Terpadu seluruh Indonesia malasyia dan Thailand.
Pendidikan menengahnya ditempuh di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Kuningan, salah satu pesantren modern ternama yang dikenal dengan kurikulum terpadu antara pembinaan akademik dan tahfidz Al-Qur’an. Di lingkungan pesantren, Fawwaz tidak hanya dikenal sebagai hafidz yang tekun, tetapi juga sosok organisatoris yang aktif dan berprestasi. Santri yang hobinya aktif bantu-bantu melayani pasien di Klinik Pondok Pesantren Husnul Khotimah ini tercatat sebagai anggota Bulan Sabit Merah Remaja (BSMR) sebagai Organisasi Siswa Intra Sekolah yang ia jalani di Madrasah Aliyah Husnul Khotimah dan menjabat sebagai Koordinator Divisi Hubungan Masyarakat, menunjukkan kepemimpinan dan tanggung jawab yang tinggi dalam kegiatan sosial kemanusiaan.
Pencapaian istimewa Fawwaz tercatat saat ia mengikuti program intensif Abata 6 yang diselenggarakan oleh Pesantren Husnul Khotimah. Dalam program tersebut, Fawwaz berhasil mencatatkan diri sebagai santri dengan setoran hafalan terbanyak: sebanyak 130 halaman Al-Qur’an dan 42 hadits dari Arbain Nawawi dalam kurun waktu satu pekan. Capaian luar biasa ini menjadi bukti komitmen dan kecintaannya terhadap ilmu agama khususnya al-Qur’an, serta kemampuan manajemen waktu dan konsistensi belajar yang luar biasa.
Di Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Kuningan, lembaga pendidikan Islam terkemuka yang telah melahirkan ratusan Hafidz Al-Qur’an. Di sinilah Fawwaz menyelesaikan hafalan 30 juz-nya dan diwisuda sebagai lulusan Hafidz ke-719 dengan predikat Mumtaz (istiwewa/unggul) sejak tahun 2001 melalui Haflah Attakharuj wa Takrim al-Huffaz yang diselenggarakan pada Ahad, 1 Juni 2025, di Kampus MA Husnul Khotimah Kuningan.
Semua pencapaian ini mengantarkan Fawwaz meraih kesempatan langka untuk melanjutkan pendidikan tinggi melalui jalur prestasi di dua program studi bergengsi. Ia dinyatakan lolos seleksi Program Studi Kedokteran Gigi di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) dan Program Studi Farmasi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Kedua prodi tersebut dikenal memiliki tingkat persaingan tinggi dan keberhasilan Fawwaz lolos melalui jalur prestasi menjadi bukti nyata bahwa prestasi akademik dan non-akademik yang seimbang dapat membuka peluang besar bagi generasi muda.
Fawwaz kini tengah mempersiapkan diri untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi, dan dalam waktu dekat akan menentukan pilihan kampus dan jalur karier masa depannya.
Dalam wawancara singkat, ayahnya, Bapak Ade Surya, menyampaikan rasa syukur dan haru atas pencapaian sang putra. “Kami hanya mendampingi dan mendoakan, selebihnya adalah kerja keras dan kesungguhan Fawwaz sendiri. Semoga apa yang diraihnya menjadi keberkahan bagi banyak orang,” jelas Ade Surya.
Dari keberhasilan Fawwaz mengajarkan kita tentang kesungguhan, istiqamah, dan keberkahan ilmu. Semoga perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi para pemuda Muslim di seluruh penjuru negeri, bahwa dalam genggaman generasi Qur’ani-lah masa depan umat ini akan bersinar terang, tambahnya.
Keberhasilan Fawwaz menjadi inspirasi baru bagi generasi muda Majalengka dan sekitarnya, bahwa dengan iman, ilmu, dan tekad kuat, setiap anak bangsa memiliki potensi untuk berprestasi, menembus batas, dan memberi kontribusi bagi masyarakat, umat dan negara. Ini simbol bahwa generasi muda Islam tidak hanya mampu bersaing secara intelektual, tapi juga mampu menjaga dan meneladani Kalamullah dalam kehidupan nyata. Fawwaz adalah bukti nyata sekaligus role model bahwa pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman dapat melahirkan generasi unggul yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional. (eko)