“LIKE LIJAKARTA fajarsatu.com – Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) mengajak para Pramuka Berkebutuhan Khusus (penyandang
disabilitas) sebagai penggiat ekonomi masa depan untuk menjadi mandiri secara finansial.
Demikian semangat yang diusung pada acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) yang diselenggarakan Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK) di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur, Kamis.
Edukasi kepada para pelajar dan penyandang disabilitas ini merupakan wujud nyata literasi keuangan yang inklusif, di tengah peran kalangan muda sebagai investor masa depan. Kegiatan LIKE IT merupakan salah satu program dari Forum Koordinasi Pembiayaan
Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK) yang bertujuan untuk
meningkatkan literasi dan perluasan basis investor ritel dan telah secara rutin
diselenggarakan sejak tahun 2021.
Kegiatan pembukaan LIKE IT Tahun 2025, dilaksanakan dengan mensinergikan
kegiatan Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus Nasional Tahun 2025 (PPBK Nas 2025). Dalam kegiatan ini juga digelar Leaders Insight yang menghadirkan para pemimpin dari 4 (empat) lembaga anggota FK-PPPK untuk memotivasi dan mengajak peserta Pramuka untuk mulai merencanakan keuangan dengan menabung dan
memanfaatkan produk investasi.
Peserta PPBK Nas 2025 berjumlah kurang lebih 3.000 orang Pramuka Tingkat
Penegak (usia 16 s.d. 19 tahun) dan Pandega (usia 21 s.d. 25 tahun) terdiri dari pelajar dan penyandang disabilitas merupakan segmen prioritas penerima edukasi keuangan berdasarkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021-2025.
Selain itu, jumlah peserta PPBK yang masif dan rentang usia yang sudah mulai
memasuki usia dewasa diharapkan dapat menjadi sasaran upaya peningkatan
edukasi, literasi, dan basis investor retail.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan LIKE IT merupakan wujud sinergi dan kolaborasi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan LPS dalam mendukung peningkatan literasi keuangan dan peningkatan basis investor ritel serta menyiapkan generasi muda yang cerdas
keuangan.
Berdasarkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025,
indeks literasi keuangan penduduk Indonesia saat ini mencapai 66,46 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51 persen. Berdasarkan klasifikasi usia, kelompok usia 15-17 tahun memiliki indeks literasi keuangan yang tergolong rendah yakni sebesar 51,68 persen.”Program LIKE IT sejalan dengan Asta Cita pemerintah yang menekankan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kami percaya literasi keuangan merupakan salah satu fondasi penting agar generasi muda Indonesia tumbuh menjadi SDM unggul, produktif, dan siap menghadapi tantangan global,” kata Friderica.
Dalam sesi Leaders Insight, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan,
Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa tabungan merupakan salah satu produk
keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh para peserta Pramuka dalam merencanakan keuangan masa depan. Kegiatan menabung akan melatih
keterampilan keuangan dan membentuk kebiasaan keuangan yang baik sehingga
tercipta kesejahteraan finansial.
”Menabung adalah bagian dari nilai kepramukaan yang melatih disiplin, hidup
hemat, dan ketangguhan karakter. Fakta bahwa 59 juta pelajar Indonesia telah
memiliki tabungan lebih dari Rp32 triliun menunjukkan kebiasaan baik ini tidak
hanya memperkuat kemandirian generasi muda, tetapi juga mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Mahendra.
- OJK juga berupaya untuk memastikan akses yang setara bagi calon
konsumen/konsumen penyandang disabilitas. ”Hari ini merupakan bukti nyata komitmen kami bersama Kemenkeu, BI, dan LPS untuk menyiapkan generasi muda yang cerdas keuangan sekaligus mendorong kesetaraan bagi. (*)