JAKARYA, fajarsatu.com – Jakarta, 12 Agustus 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi keuangan bagi perempuan dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi salah satu segmen prioritas dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan
Indonesia (SNLKI) 2021–2025.
Sebagai wujud komitmen tersebut, OJK bersama Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menyelenggarakan edukasi keuangan melalui Training of Trainers (ToT) Program OJK Penggerak Duta Literasi Keuangan Indonesia (OJK PEDULI) bagi anggota IWAPI yang
dilaksanakan secara hybrid di Kantor OJK, Jakarta, Selasa.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya
menyampaikan bahwa sektor UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. UMKM telah terbukti menjadi pelaku utama kegiatan ekonomi, penyedia lapangan kerja terbesar, serta pencipta pasar baru dan inovasi.
“Perempuan merupakan motor penggerak perekonomian, terutama di keluarga dan
komunitasnya. Anggota IWAPI yang sebagian besar adalah pelaku UMKM perempuan
menjadi segmen prioritas kami. Ke depan, kami berharap semakin banyak anggota IWAPI
yang menjadi bagian dari OJK PEDULI, sebagai Penggerak Duta Literasi Keuangan,” kataFriderica.
Lebih lanjut, Friderica menekankan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan edukasi keuangan perempuan Indonesia demi mendorong kesejahteraan masyarakat dan inklusi keuangan yang bertanggung jawab.
“Saya yakin bahwa IWAPI merupakan mitra yang sangat strategis buat OJK, untuk bersama-sama mengedukasi perempuan Indonesia, membangun masyarakat Indonesia melalui perempuan-perempuannya, dan juga bagaimana menguatkan ekosistem UMKM ini melalui inklusi keuangan yang bertanggung jawab,” kata Friderica.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat IWAPI Nita Yudi mengapresiasi kolaborasi antara OJK dan IWAPI dalam mencetak duta literasi keuangan.
berharap agar kegiatan ini dapat menjadi langkah kita untuk memasifkan digitalisasi
keuangan di Jawa Tengah, karena dengan digitalisasi tentu saja semuanya akan berjalan
lebih efektif, efisien, dan yang jauh lebih penting adalah masalah transparansi dan
akuntasi.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan peluncuran “Pedoman Keamanan Siber Penyelenggara
Perdagangan Aset Keuangan Digital di Indonesia”. Pedoman ini bertujuan untuk
memperkuat ketahanan platform Penyelenggara terhadap berbagai ancaman siber,
memastikan pelindungan aset dan data konsumen, serta mendorong kepercayaan publik
melalui kontrol keamanan yang andal, transparansi, dan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku.
Selain itu, terdapat pemaparan dan penayangan Mockup Proyek Kerja Sama antara OJK dengan International Labour Organization (ILO) dalam Digitalisasi Ekosistem Industri Sapi Perah. Proyek ini bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi digital dalam rantai
pasok industri, mulai dari peternak, lembaga pembiayaan, hingga pasar, sehingga tercipta ekosistem yang lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan cerdas finansial, berdaya saing tinggi, dan mampu berkontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Melalui digitalisasi, pelaku usaha di sektor riil, khususnya peternak sapi perah,
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan akses terhadap sumber pembiayaan formal. Upaya ini juga menjadi bagian dari strategi inklusi keuangan OJK untuk mendorong pemberdayaan peternakan, sekaligus memperluas kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebagai rangkaian acara OJK Digination 2025, dilaksanakan talkshow strategis bertema “Peran dan Fungsi PKA & PAJK dalam Pendalaman Pasar Keuangan” yang mempertemukan OJK, asosiasi industri, pelaku usaha jasa keuangan, dan penyelenggara ITSK. Talkshow ini membahas kontribusi signifikan dua model bisnis ITSK, yaitu:• Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA), yang telah mencatat. (*)