KESAMBI, fajarsatu.- Direktur RSD Gunung Jati (RSDGJ), dr. H. Ismail Jamaludin, Sp.OT, Ketua Komisi III DPRD Kota Cirebon, dr. Tresnawati, Sp.B dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr. H. Edy Sugiarto M.Kes menggelar konferensi pers yang berlangsung di Graha Husada Lt. 2 Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Senin (23/3/2020).
Konferensi pers tersebut berkenaan dengan upaya penanggulangan Covid-19 di RSD Gunung Jati Kota Cirebon (RSGJ) Kota Cirebon.
Dalam kesempatan itu, Direktur RSD Gunung Jati, dr. H. Ismail Jamaludin, Sp.OT menyebutkan, RSDGJ telah ditetapkan sebagai RS Rujukan Covid-19. Disampaikan Ismail, hingga 22 Maret 2020 pukul 21.00 WIB RSDGJ telah menerima 66 warga yang memeriksakan diri (Skrining Covid-19).
“Kami mengapresiasi kesadaran dan partisipasi warga dalam penanggulangan Covid-19,” kata dia.
Lanjutnya, warga yang memeriksakan diri terbanyak dari Kabupaten Cirebon sebesar 35,3 persen, Kota Cirebon (26,5 persen), Kuningan (7,4 persen), Majalengka (4,4 persen), Indramayu (2,9 persen) dan dari daerah lainnya sebanyak 23,5 persen) dan WNA yang berasal dari Cina dan Filipina sebesar 7,4 persen.
“Dari hasil pemeriksaan tersebut, , 22 orang tidak masuk kriteria salah satu dari kategori penderita Covid-19, 35 orang kategori ODP, 8 orang kategori PDP dan 1 orang terkonfirmasi positif seperti yang telah disampaikan Pak wali kota sebelumnya,” ungkap Ismail.
Kata Ismail, satu pasien yang terkonfirmasi positif saat ini dalam kondisi sehat, tetapi baru diperbolehkan pulang apabila hasil swab sebanyak dua kali menunjukkan hasil negatif, namun tetap dilakukan pemantauan secara intensif.
Dipaparkannya, dalam penangananan Covid-19, RSGJ mempunyai ruang isolasi dengan kapasitas enam tempat tidur yang terdiri dari empat tempat tidur untuk perawatan biasa dan dua tempat tidur untuk perawatan intensif.
“Ruang isolasi saat ini penuh, terdapat enam pasien yang sedang dirawat. Pasien yang memerlukan isolasi untuk sementara ditempatkan di anteroom (ruang tunggu) ruang isolasi sebelum dirujuk ke rumah sakit lain. Sampai tadi pagi ada empat orang ditempatkan di anteroom (ruang tunggu),” terang dia
Ruang isolasi tersebut dilengkapi dengan sistem ventilasi negatif, CCTV untuk memantau kondisi pasien dan alat-alat medis untuk keperluan perawatan pasien dengan airborne disease. (dave)