KESAMBI, fajarsatu- Satu Pasien positif Covid-19 dengan nomor 10 yang diisolasi RSD Gunung Jati Kota Cirebon dikabarkan dalam kondisi membaik. Diketahui pasien tersebut bernama Riki Rachman Permana merupakan warga Kabupaten Cirebon yang bekerja sebagai PNS Kantor Imigrasi dan bertugas di konter diplomatik bandaran Soekarno-Hatta Tanggerang.
Saat ini Riki mulai viral setelah dia memposting surat terbuka kepada Presiden Jokowi hingga Menteri Kesehatan terkait apa yang dirasakan selama masa isolasi.
Melalui akun Instagramnya dengan nama @permanarikie dan akun twitternya @PermanaRikie, dirinya bercerita dari apa yang dirasakan selama menjadi pasien positif Covid-19.
Melihat itu, kami coba untuk menghubungi dan mendapat ijin untuk melakukan wawancara melalui sambungan telepon.
“Alhamdulillah saya sudah membaik pelayanan medis disini bagus dokternya baik ramah,” kata Riki saat dihubungi, Jumat (27/3/2020).
Pada kesempatan tersebut, dia menceritakan pengalamannya semasa diisolasi. Menurut dia, perlakuan selama diisolasi tidak seperti yang dibayangkan warga pada umumnya yakni kesan menyeramkan.
Tim dokter bahkan sesama pasien PDP saling bahu membahu memberi dukungan untuk pasien sembuh. Riki masuk ruang isolasi RSD Gunung Jati pada 8 Maret 2020 lalu.
“Saat itu saya kondisi demam saya kira gejala tipes akhirnya saya putuskan pulang ke Cirebon biar ada yang merawat. Datang ke Cirebon langsung periksa rumah sakit cek dara tidak ada masalah. Namun ketika rontgen dan ct scan ada pneumonia akhirnya saya diisolasi,” ujar dia.
Riki diantar ke rumah sakit bersama ibu dan adiknya. Saat diketahui ada gejala pneumonia, ibu dan adik Riki sempat berstatus PDP.
Namun hasil swab litbangkes Kemenkes, ibu dan adik Riki negatif. Riki pun dengan sabar mengikuti prosedur isolasi sesuai dengan protap yang sudah ditentukan.
“Manajemen rumah sakit sendiri terbuka kok pasien sampaikan keluhan dan kritik dokter langsung menindaklanjutinya. Kami juga ikuti treatmen yang ditetapkan tim medis sesuai perkembangan karena memang obatnya belum ada,” kata dia.
Bukan hanya itu, Riki juga mengaku terus berusaha tidak menjadikan beban pikiran. Minggu pertama diisolasi, Riki selalu mengikuti prosedur pengobatan dengan baik.
Selama mengikuti prosedur pengobatan, Riki memanfaatkan waktu luangnya dengan gawai. Dia mengaku tak pernah ketinggalan informasi terkini perkembangan Covid-19 di Indonesia.
“Kadang dengar musik baca berita berkabar dengan keluarga dan kerabat dekat. Pokoknya jangan sampai pasien drop,” kata dia.
Singkat cerita, pada 25 Maret 2020 kondisi Riki semakin membaik. Alat infus yang ada di tubuhnya sudah bisa dilepas.
Bahkan, Riki bersama delapan pasien lain sempat dipindahkan ke ruang isolasi baru yang dianggap lebih luas. Dia bersama rekan pasien lainnya mulai rutin beraktifitas seperti olahraga kecil dan berjemur di bawah matahari pagi.
“Tiap tiga kali sehari kita cek suhu dan saya berangsur baik. Sekarang suhu badan sudah 36 derajat,” sebut dia.
Riki salah satu pasien positif Covid-19 yang terpapar tanpa gejala pada umumnya. Riki hanya merasa demam, tanpa batuk, flu hingga nyeri persendian.
“Setelah saya berinteraksi dengan dokter dan perawat ada yang lebih bahaya daripada corona. Hanya saja ini virus kan sebarannya cepat dan sudah lintas benua dan belum ada obatnya. Kuncinya jangan panik kami disini tidak panik justru saling support,” ujar dia.
Menurut dia, saat ini pasien PDP yang masuk isolasi RSD Gunung Jati dalam kondisi membaik.
“Rata-rata disini usia produktif tapi recoverynya lebih cepat yang rentan justru yang sudah usia lanjut. Kami belum bisa keluar karena masih menunggu hasl swab litbangkes dan tim dokter juga menunggu itu biar cepat bertindak,” kata dia. (dave)