LEMAHWUNGKUK, fajarsatu – Setelah hampir tiga bulan ditutup total, Sultan Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat mengumumkan mulai 30 Mei 2020 keraton objek wisata budaya yang ada di Cirebon yaitu Keraton Kasepuhan mulai menerima kunjungan wasatawan.
“Hari ini mulai 30 Mei 2020 keraton objek wisata budaya yang ada di Cirebon yaitu Keraton Kasepuhan mulai menerima kunjungan wisatawan setelah hampir tiga bulan tutup total,” kata Sultan Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat, Sabtu (30/5/2020).
Pembukaan objek wisata budaya yang ada di bawah lingkungan Keraton Kasepuhan itu terdiri dari Museum Pusaka, Dalem Agung Pakungwati, Taman Goa Sunyaragi dan Istana Gunung Jati.
Untuk memenuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, pihak keraton merencanakan menyiapkan hand sanitizer dan tempat cuci tangan di setiap pintu masuk.
“Direncanakan kita menyiapkan hand sanitizer di setiap pintu masuk atau loket masuk dan tempat perlengkapan cuci tangan sedang kita siapkan untuk memenuhi standar porotokol kesehatan pencegahan Covid-19,” katanya.
Tambahnya, petugas badan pengelola Keraton Kasepuhan maupun petugas museum juga diwajibkan menggunakan masker, begitupun dengan pengunjung diwajibkan menggunakan masker.
“Diperkirakan pengunjung masih wisatawan lokal karena hampir di semua daerah masih menerapkan program PSBB dan masih banyak tinggal di rumah. Jadi ada kemungkinan masih sedikit sehingga kita juga belum maksimal untuk penerimaan wisatawan,” ujar Sultan Arief.
Masih kata Sultan Arief, saat ini pihaknya masih beres-beres penataan lingkungan keraton dengan melakukan bersih-bersih objek wisata dan kemungkinan juga wisatawan asing sampai Desenber belum ada yang datang karena penerbangan internasional sampai sekarang belum beroperasi secara maksimal.
“Jadi itulah rencana pembukaan objek wisata budaya religius dan bersejarah di Cirebon dalam rangka juga kita menghadapi new normal atau kebiasaan yang baru, sehingga di tengah wabah wabah Covid-19 ini pariwisata tetap bisa berjalan dengan baik,” kata Sultan Arief.
Ia berharap, pembukaan objek wiaata budaya ini bisa mengangkat kembali ekonomi masyarakat yang sudah lama tutup, terutama para pengrajin, pedagang kuliner atau hotel-hotel bisa buka kembali dan berjalan normal tetapi secara ketat menerapkan prosedur protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sesuai anjutan pemerinrah. (Irgun)