KEJAKSAN, fajarsatu – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGJ Menggugat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Cirebon, Senin (13/7/2020).
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa membawa keranda mayat yang bertuliskan “Matinya Nurani Wakil Rakyat #RIP DPR RI” dan sejumlah poster. Mereka melakukan orasi tepat di depan Gedung DPRD Kot Cirebon, Jalan Siliwangi, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.
Dihapadan anggota DPRD yang langsung mendatangi para massa aksi, mereka menyampaikan empat poin tuntutan, yakni Tolak Omnibus Law, mendesak DPR RI membahas dan mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS), Bebaskan biaya pendidikan dan hentikan tindakan represif aparat.
Aksi unjuk rasa mahasiswa itu diwarnai dengan pemasangan spanduk besar di gerbang Gedung Griya Sawala bertuliskan “Gedung Ini Disita Mahasiswa dan Rakyat Indonesia”.
Usai memelakukan beberapa orasi, aksi massa bergerak memasuki halaman gedung dewan. Di sana para mahasiswa kembali berorasi dan mendesak agar anggota DPRD Kota Cirebon menyampaikan tuntutan mereka ke DPR RI dan membakar keranda mayat di halaman gedung DPRD.
Presiden Mahasiswa (Presma) UGJ Cirebon, Gilang Gemahesa mengatakan, pemerintah tidak memberi jaminan bagi masyarakatnya untuk hidup makmur. Ia menilai, wakil rakyat membuat kegaduhan dengan mencoret RUU PKS dari daftar prolegnas dan membahas RUU Omnibus Law.
“Kita bergerak menyuarakan keadilan. RUU PKS malah dicabut dari prolegnas. Ini yang menjadi atensi kami. Kami ingin RUU ini dibahas lagi dan disahkan,” tandas Gilang.
Dikatakannya, desakan pengesahan RUU PKS karena banyak kasus kekerasan seksual di Indonesia, sehingga, perlu adanya payung hukum yang bisa melindungi korban.
“Perempuan harus dijaga kehormatannya. Hukum di Indonesia ini belum cukup untuk melindungi korban, atau perempuan,” katanya.
“Selain itu, kami juga meminta pemerintah untuk meringankan biaya pendidikan. Karena dampak COVID-19 ini berpengaruh terhadap ekonomi,” kata Gilang menambahkan.
Terpisah, anggota Komisi III DPRD Kota Cirebon, Fitrah Malik mengatakan, aspirasi mahasiswa itu akan dilengkapi secara formal.
“Kita mendorong apa yang menjadi aspirasi mahasiswa dan secepatnya akan kami tindaklanjuti. Kami akan susun draftnya kemudian langsung kirimkan ke DPR RI. Ya secepatnya,” tegasnya.
Aksi unjuk rasa diakhiri dengan penandatangan surat tuntutan mahasiswa oleh sejumlah anggota dewan yang hadir dalam demo tersebut. Para mahasiswa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (irgun)