Oleh: Syamsudin Kadir
KITA bisa mencurigai para koruptor di negeri ini adalah teroris kakap dan biadab. Mereka telah merongrong negara dalam berbagai bentuknya. Mereka melakukan tindakan korupsi secara masal, walau kadang tidak tercium lembaga penegak hukum.
Mereka benar-benar maling radikalis dan fundamentalis. Mereka adalah teroris bejat. Mereka memperkosa Pancasila dan Konstitusi negara dengan sekadar memasangnha sebagai labelitas. Tak ada upaya memahaminya dan mengamalkan isinya.
Mereka merusak tatanan berbangsa dan bernegara dalam beragam pola dan cara. Mereka adalah musuh nyata negara. Mereka main proyek ini itu dengan standar dan strategi yang tergolong jitu. Kelak bila kena OTT baru ketahuan.
Coba cek saja data para maling APBN dan APBD di negeri ini. Cek latar organisasi, parpol dan jam terbangnya. Mereka bukan si anu yang nongkrong setiap hari di sawah. Mereka bukan si anu yang setiap hari menjadi nelayan. Mereka bukan guru yang setiap hari mengajar.
Mereka adalah orang kaya dan punya perusahaan di mana-mana. Keluarga mereka juga tergolong berada alias kaya. Mereka keturunan orang hebat. Pejabat ini, pejabat itu. Kekayaan ini, perusahaan itu. Punya mobil mereka ini dan merek itu. Serba wah dan mewah.
Mereka juga rajin pidato anti korupsi. Bahkan paling getol bela Pancasila dan NKRI juga Konstitusi negara. Tapi merekalah yang malah terjerat kasus korupsi. Merekalah yang terkena OTT KPK. Lalu kelak mendekam di penjara. Jadi sampah negara!
Mereka memang maling yang sangat radikalis dan fundamentalis. Mereka adalah teroris paling nyata bagi negara. Teroris bagi keuangan negara. Bagi APBN dan APBD. Mereka telah menghambat kemajuan. Mereka merampas kemerdekaan. Mereka layak dibasmi. Bila perlu ditembak mati.
Kelompok atau mungkin juga partai politik yang menentang hukuman mati bagi para kaum teroris yang merampok ABPN dan APBD itu bisa dicurigai sebagai pelindung dan kolega mereka. Bisa jadi mereka sepaket alias punya mental yang sama. Bisa jadi mereka bagian dari alis dalam bingkai korupsi masal dalam beragam wajah. Dasar maling, kaum teroris biadab! (*)
(*) Syamsudin Kadir adalah Penulis buku “Membaca Politik dari Titik Nol”