KESAMBI, fajarsatu – Viral video di media sosial (medsos) terkait pemakaman jenazah Covid-19 di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. Dalam video tersebut banyak warga yang hadir dalam pemakaman merasa kaget dan histeris saat membuka peti mati ternyata jenazah masih memakai baju dan dibungkus plastik.
Melihat kondisi tersebut, keluarga dan warga setempat tidak terima atas perlakuan RSD Gunung Jati yang tidak melakukan pemulasaran jenazah sebagaimana mestinya.
Saking kesalnya, warga bahkan sempat menyandera supir ambulance RSD Gunung Jati dan merampas kunci mobil.
Untungnya pihak Bhabinsa dan Kamtibmas setempat mampu meradam amarah warga sehingga tidak terjadi keributan. Kejadian terjadi pada Minggu (4/10/2020) lalu saat akan dilaksanakannya pemakam seorang pasien Covid-19 yang meninggal di RS Gunung Jati, Kota Cirebon.
Melihat kejadian tersebut, pihak RS Gunung Jati mengadakan konferensi pers untuk mengklarifikasi kejadian sebenarnya. Direktur Utama RSD Gunung Jati Kota Cirebon Ismail Jamaludin mengatakan, pasien Covid-19 meninggal pada Sabtu (3/10/2020) sekitar pukul 14.50 WIB.
“Pasien ini berusia 37 tahun dan dirawat di RSD Gunung Jati pada 29 September 2020 rujukan dari RS Putra Bahagia tanpa diantar pihak rumah sakit dan hanya diantar istrinya. Pihak RS Putera Bahagia sebelumnya memberi informasi bahwa pasien ini reaktif rapid tes. Kemudian kami rawat dan swab dan hasilnya positif Covid-19,” jelasnya, Senin (5/10/2020) di PSC 119 Jalan Sudarsono, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Lanjutnya, selama menjalani perawatan kondisi pasien mengalami penurunan kesehatan. Pihak rumah sakit sempat memasang alat bantu pernapasan dan lainnya. Namun, nyawa pasien tak tertolong. Pasien memiliki penyakit penyerta.
“Saat pasien meninggal kami koordinasi dengan aparat, Dinkes dan pihak lainnya. Sebelum melakukan pemulasaran jenazah kita komunikasi dengan pihak keluarga, karena akan dilakukan penanganan menurut protokol Covid-19. Kita sudah jelaskan ke istri dan kakaknya,” kata Ismail.
Dirinya mengaku pihaknya melakukan pemulasaran jenazah sesuai pedoman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang penanganan protokol Covid-19. Proses pemulasaran dilakukan pada Sabtu (3/10/2020) malam. Sebab, keesokan harinya rencananya jenazah langsung dikebumikan.
“Penangan sesuai Permenkes tersebut mulai dari pembersihan dengan melakukan penyemprotan disinfeksi. Kemudian pembungkusan plastik, dilapis lagi kain kafan dan dilapis lagi dengan plastik dan dimasukkan ke peti. Kalau disebut tidak memakai kain kafan kurang tepat. Kami ada fotonya, ada buktinya,” papar Ismail.
Ismail mengaku, mamang masih ada pakaian dan popok yang dikenakan jenazah saat hendak dimakamkan.
Karena, kata dia, setelah disinfeksi ternyata masih banyak cairan yang keluar dari tubuh pasien sehingga bajunya sendiri basah karena menyerap cairan yang terus keluar dari tubuh jenazah.
“Bahkan, maaf, dari anus juga kita tutup dengan kapas tapi tidak memungkinkan, sehingga kita pakai popok. Baju tidak dibuka karena memang takut infeksius. Diperbolehkan menurut panduan permenkes kalau memang situasinya seperti itu,” jelasnya.
Keesokan harinya (Minggu, 4/10/2020), tambah Ismail, jenazah diantar sopir ambulance ke pemakaman. Namun, sesampai di pemakaman ternyata tidak ada petugas di sekitar tempat penguburan. Petugas pemakaman ada sekitar 50 meter dari lokasi pemakaman karena mereka takut karena almarhum meninggal karena Covid-19. “Mereka takut tertular,” tandas Ismail.
Para petugas pemakaman tidak mau menguburkan jenazah pada pihak ambulance yang mengantar jenazah telah menyediakan alat pelindung diri (APD) utuk dipakai petugas pemakaman saat akan menguburkan jenazah.
“Menurut warga setempat yang harus menguburkan itu dari pihak rumah sakit. Pihaknya tidak punya kewenangan untuk menguburkan,” kata Ismail menuturkan informasi dari sopir ambulance.
Dikatakannya, tugas RSD Gunung Jati jika ada jenazah Covid-19. Pihaknya hanya mengantar ke lokasi pemakaman, sedangkan yang menguburkannya petugas setempat.
Akhirnya, tambah Ismail, timbul masalah karena jenazah seharusnya segera dimakamkan. “Nah saat menunggu itulah beberapa orang nekat membuka peti jenazah dan melihat kejadian seperti yang video viral di medsos.
“Sebenarnya itu sudah sesuai SOP dan panduan protokol Covid-19. Jelas kami sangat menyesali dibukanya peti jenazah,” kata Ismail. (irgun)