CIREBON, fajarsatu – Kasus dugaan buku nikah asli tapi palsu (aspal) yang diajukan tim kuasa hukum FS atau Bunda Isun di Pengadilan Agama (PA) Sumber Kabupaten Cirebon, akhirnya berlanjut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung.
Istri sah IE, IL sebagai pelapor, melaporkan dugaan buku nikah asli tapi palsu (aspal) ke PTUN Bandung untuk membuktikan keabsahan dan keaslian dokumen negara tersebut.
Melalui pengacaranya, DR. H. Razman Arif Nasution, SH, S.Ag, MA, (Ph.D) menjelaskan, sidang perdana pada Kamis (12/11/2020) seluruh dokumen seperti surat kuasa, materi gugatan telah diterima majelis hakim PTUN Bandung.
“Saya sebagai pengacara dari pelapor yakni Ibu IL akan menguji keaslian dan keabsahan buku nikah yang dikeluarkan Kantor Urusan Agama (KUA) Mundu yang dipakai sebagai objek untuk mengajukan gugatan cerai di PA Sumber, oleh FS,” kata Razman usai sidang di PTUN Bandung, Kamis (12/11/2020).
Razman melanjutkan, KUA Mundu yang diwakili dua kuasa hukumnya ternyata tidak membawa dokumen asli buku nikah yang menjadi objek pelaporan di PTUN Bandung.
“Kalau tadi, kuasa hukum KUA Mundu membawa dokumen asli buku nikah yang kami laporkan di PTUN maka hari ini tidak sampai setengah jam sidang akan selesai. Dengan demikian putusan hakim bahwa pada sidang berikutnya akan masuk pada pembacaan gugatan yang dilakukan pihak kami,” tuturnya.
Menurut Razman, pihaknya melihat proses jalannya sidang di PA Sumber dan PTUN Bandung, semakin hari semakin membuka apa yang sebenarnya terjadi.
“Saya melihat semakin hari di PA dan PTUN semakin membuka tabir kebenaran. Tadi kuasa hukum KUA Mundu tidak bisa memastikan yang mana buku nikah yang sah. Sehingga dia minta waktu kepada hakim untuk mengkroscek terlebih dahulu, karena kita menghadirkan tiga buku nikah,” ungkap Razman.
Oleh karen kuasa hukum KUA Mundu tidak bisa memastikan buku nikah yang sah dari ketiga buku nikah yang dijadikan objek pelaporan, membuat majelis hakim berkeinginan untuk datang ke KUA Mundu guna memastikan buku nikah yang sah.
“Majelis hakim, sampai berniat datang ke KUA Mundu, tetapi kita jelaskan sebelum melakukan gugatan PTUN ini kami telah berkirim surat secara resmi ke KUA Mundu dan jawabnnya sudah kami serahkn ke majelis hakim” ujarnya
Razman menduga, pada 2003 mantan Kepala KUA Mundu yang menikahkan Bunda Isun dengan IE, terjadi konspirasi atau kerjasama dalam hal pemalsuan dokument buku nikah.
“Perlu diketahui pada 2003 lalu yang menikahkan itu diduga mantan Kepala KUA Mundu, maka kita patut menduga juga bahwa ada konspirasi atau kerjasama dalam hal pemalsuan. Oleh karena itu, kami minta majelis hakim untuk memanggil pihak KUA Mundu dn mantan Kepala KUA Mundu tahun 2003 begitu juga dengan pihak Bunda Isun selaku tergugat intervensi,” paparnya.
Melihat jalannya proses sidang di PTUN Bandung, Razman meyakini sidang di PTUN Bandung akan dimenangkan oleh pihaknya.
“Keyakinan kami dengan proses PTUN yang begitu cepat kami yakin akan dimenangkan. Artinya, dibatalkan buku nikah itu, maka dengan demikian gugatan di PA Sumber batal demi hukum,” tambah Razman.
Dirinya mengingatkan, walaupun di PA Sumber mengabulkan gugatan Fifi atau Bunda Isun, sementara di PTUN Bandung ternyata dibatalkan maka buku nikah tersebut palsu dan artinya ada putusan yang kontra produktif.
Selain itu, Razman juga memyinggung Bunda Isun yg diduga pernah mengatakan kepada pengacaranya bahwa dia memiliki banyak harta bersama IE adalah pernyataan yang keliru dan terkesan dipksakan.
“Harta yang mana? orang pernikahan saja siri, apalgi harta-harta semua atas nama Bu IL,” tegas Razman.
Oleh karena itu, kata Razman, akibatnya IL menjadi murka dan akan mengambil semua aset seperti lahan dan bangunan yang berlokasi di Daerah Cideng, seluas 3.000 meter persegi. Meskipun begitu, rumah yang ditempati Bunda Isun tidak akan diganggu gugat
“Rumah Cideng yang tadinya tidak diganggu dalam pengertian dikembalikan kepada yang berhaknya. Rumah yang ditempatinya tidak akan diganggu, kita masih manusiawi, tetapi tanah yang 3.000 meter plus bangunan yang ada di depan akan diambil alih oleh Ibu IL karena atas nama Bu IL, bukan Pak IE,” pungkasnya. (irgun)