BEKASI, fajarsatu – Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi dikepung Covid-19. Demikian komentar anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa, Barat H. Daddy Rohanady kepada fajarsatu. com melalui sambungan telepon selular, Jumat (9/7/2021).
Lanjutnya, Kecamatan Cibitung terdiri dari 7tujuh kelurahan/desa, yakni Cibuntu, Kertamukti, Muktiwari, Sarimukti, Sukajaya, Wanajaya dan Wanasari dengan jumlah penduduknya sekitar 300 ribu jiwa.
“Sebenarnya pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sudah diberlakukan mulai dari tingkat RT, namun yang terpapar Covid-19 masih tinggi, yakni adalah 467 orang. Angka tersebut menunjukkan bahwa pandemi belum akan berakhir,” kata Daddy.
Lebih lanjut Daddy menerangkan, menurut keterangan Camat Bitung, hal itu karena hasil pemeriksaan PCR masih lambat, maka angka hasil pemeriksaan dengan swab antigen dianggap sebagai hasil PCR.
“Keterbatasan pelayanan labkesda kedodoran karena banyaknya yang diperiksa sehingga hasil swab menjadi lambat. Langkah yang diambil bertujuan untuk mencegah penularan lebih lanjut. Khusus di Desa Warnasari saja jumlah warga yang positif Covid-19 adalah 249 orang, Desa Wanajaya 209,” ujarnya.
Ditambahkan Daddy, semua data dari kecamatan ini sudah terintegrasi di dalam Pikokabsi. Memang ada data sandingan dari Polres Metro Bekasi, tetapi angkanya tidak bereda jauh, mungkin karena selisih waktu input saja.
Sementara itu, anggota Komisi IV lainnya, Achdar Sudrajat menyoroti masalah Kali Sadang yang melintasi Kecamatan Cibitung dan penanganan masalah sampah.
Menurutnya, Kali Sadang membutuhkan penanganan semacam Banjir Kanal Timur (BKT) karena ada 11 titik banjir dan juga sampah yang kerap kali menumpuk.
Terkait masalah sampah, Achdar menambahkan, sebenarnya ada contoh bank sampah di Perumahan Bekasi Regency II, Desa Wanasari yang sudah empat tahun berjalan, sehingga bank sampah ini merupakan salah satu solusi penanganan masaah sampah.
“Solusi lainnya, Kecamatan Cibitung ini membutuhkan bantuan Pemprop Jabar untuk menyediakan pembakar sampah (incenerator) mini agar permasalahan sampah dapat segera teratasi,” kata Achdar.
Dikatakannya, Kecamatan Bitung ini bisa dijadikan pilot projek untuk penanganan sampah oleh masyarakat. “Dengan demikian, sebagian sampah bisa ditangani di hulu agar tidak semuanya harus ke TPA atau TPPAS Regional,” pungkasnya. (irgun)