Oleh: Syamsudin Kadir
(Penekun Kebijakan Publik di Pascasarjana Universitas Majalengka)
NAMA lengkapnya H. Iman Budiman, S. Th.I, M.Ag, kerap disapa Kang Ibe. Sebelum terpilih menjadi anggota DPRD di Kabupaten Bandung Barat (KBB) Periode 2019-2024, sosok yang pandai bergaul ini memang sudah dikenal sebagai muballigh.
Mulai dari menjadi penceramah di majlis taklim, pekanan, bulanan dan momentum hari-hari besar Islam seperti Muharram, Ramadhan, Isra mi’raj, Maulid Nabi, Peringatan HUT RI, Sumpah Pemuda, hingga hajatan dan tasyakuran. Bisa dikatakan jadwal tablighnya di berbagai tempat selalu padat merayap.
Pengasuh Pesantren Tahfidz Al Manar Al Islami ini tidak hanya mengisi ceramah di perkampungan seputar KBB, akan tetapi juga di beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat seperti Purwakarta, Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Subang, Karawang, Bogor, Majalengka, Ciamis, dan sebagainya. Tidak cukup di situ, ternyata pengalamannya dalam berdakwah juga sampai ke luar negeri diantarnya rutin diundang sebagai penceramah di Hongkong dan Malaysia.
Beberapa perusahaan dan instansi pemerintahan juga kerap mengundang sosok yang lahir pada 19 Oktober 1980 yang bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1440 H ini untuk berceramah sejak 2016 hingga saat ini. Ia juga banyak mengisi layar kaca televisi seperti pengisi rutin program cermin hati Kuliah Subuh di GTV dan program Ramadhan di PJ TV, di samping mengisi ceramah syukuran dan pernikahan di berbagai tempat.
Alumnus S1 dan S2 UIN SGD Bandung ini pada pemilu 2019 silam ikut serta dan terpilih dalam kontestasi Pileg dari Dapil 2 KBB. Setelah dilantik sebagai anggota DPRD KBB, jadwal ceramahnya bukan berkurang malah bertambah padat. Saat di konfirmasi apakah setelah jadi anggota DPRD KBB dirinya akan berhenti ceramah? Kang Ibe menjawab tegas, “Bagi saya berdakwah adalah tugas utama setiap muslim, jadi sebagai apapun kita dan bekerja di manapun jangan berhenti berdakwah!”
Banyak pengalaman menarik dari perjalanan dakwahnya, mulai dari melewati jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan motor sekalipun, berdakwah di perbatasan, hingga harus melewati hutan. Suka dan duka dalam perjalanan dakwahnya selalu dinikmatinya sebagai bagian dari resiko seorang da’i. Tak terkecuali saat masuk era pandemi Covid-19, tidak hanya ceramah secara ofline bahkan ia juga kerap mengisi kajian-kajian yang diselenggarakn secara daring.
Ketertarikannya pada dunia dakwah sudah mulai sejak masa kecil. Kelak pada usia remaja pun ia sudah mulai bermimpi bisa menjadi peceramah yang bermanfaat bagi kemajuan ummat dan bangsa.
Hal ini berlanjut ketika suami dari Irma Rufiah Faridah, S.Psi ini menempuh pendidikan tinggi yang menunjang impiannya. Ia pun menempuh pendidikan S1 pada Jurusan Tafsir Hadits di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang kala itu masih berstatus Institut Agama Islam Negeri (IAIN), kemudian pendidikan S2 di program studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir di kampus yang sama.
Ayah dari Fariha Nur Faiza, Filza Nur ‘Aisya, Syaddad Muhammad Iman, Syahid Muhammad Iman dan Syamil Muhammad Iman ini juga menempuh pendidikan di beberapa Pesantren sekaligus Ma’had seperti: Ma’had Darul Ulum -1998, Ma’had Al Huda 1999, Ma’had Al Imarat 1999-2000, Pesantren Tinggi Muhammadiyyah Manhajut Thullab, 2000.
Di berbagai tempat inilah ilmu dan mentalnya diasah, bahkan kemampuan untuk berceramahnya sudah mulai terlihat jelas. Selain menjadi santri yang setia belajar bersama para ‘Alim, ia juga kerap menjadi Khotib Jumat dan narasumber di berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
Bahkan Kang Ibe juga mengikuti berbagai pelatihan, seperti Dauroh Bahasa Arab di Univ Ummul Qurro Makkah Saudi Arabia tahun 2007, Pertukaran Pemuda ASEAN di Beijing-China tahun 2010, Islamic Unity Symposium Ankara-Turki tahun 2013, Dauroh Islam Wasathiyyah di Kuwait tahun 2014, Ijtimak Ulama Antar Bangsa=Klantan Malaysia tahun 2017 dan Regional Dakwah Confrence di Kuala Lumpur Malaysia tahun 2016. Sehingga ia bukan saja terkenal sebagai mubaligh atau penceramah lokal dan nasional tapi juga da’i yang melanglang buana di dunia internasional.
Bahkan sosok yang beralamat di Perum Graha Padalarang Indah Jl.Mutiara VI. No 1 Padalarang-KBB dan yang akrab dengan semua kalangan ini juga berpengalaman dan aktif di berbagai organisasi mahasiswa dan kepemudaan, organisasi masyarakat (ormas) Islam serta partai politik. Misalnya menjadi Ketua DPW PUI Jawa Barat, Vice Presiden AFMY (Asian Federation of Moslem Youth) 2015 – sekarang, dan sebagainya.
Rutinitas di berbagai organisasi dan aktivitas sebagai politisi tidak membuatnya kehabisan waktu untuk berdakwah, menyebar kebaikan dan manfaat bagi banyak orang. Justru organisasi dan karir politik dijadikannya sebagai sarana untuk berdakwah dan bermanfaat lebih banyak bagi banyak orang.
Baginya, keberadaan berbagai media massa baik elektronik seperti TV maupun media online juga surat kabar mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk tujuan kebaikan. Bahkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mesti dimanfaatkan untuk menebar sebanyak-banyak manfaat bagi banyak orang.
Menurutnya, ummat Islam bukan saatnya lagi berdiam diri dari dinamika kebangsaan. Sebab peluangnya untuk mengambil bagian dalam memajukan bangsa termasuk pada level daerah terbuka luas. Berkontribusi ril bagi kemajuan daerah dan bangsa adalah cara sederhana melebarkan manfaat. Dan tentu saja secara otomatis ummat Islam sebagai mayoritas pun akan memperoleh dampak baiknya. Bila aktivitas kebaikan menjadi inspirasi bagi orang lain untuk berbuat baik maka itu pertanda kebaikan tersebut mendapat keberkahan dari Allah.
Baginya, apapun profesi seseorang, pada dasarnya ia adalah da’i. Dengan begitu semuanya punya peran dan tanggungjawab untuk menebar kebaikan sekaligus menghindarkan sebanyak mungkin orang dari berbagai keburukan.
Membaca sekaligus menelisik pengalaman Kang Ibe bisa disimpulkan bahwa siapapun kita terutama kalangan atau kaum milenial sangat layak mengikuti jejaknya, sehingga semakin bermanfaat bagi banyak orang bahkan berkontribusi nyata bagi kemajuan ummat dan bangsa tercinta Indonesia, termasuk di kabupaten/kota dimana kita berdomisili. (*)