KESAMBI, fajarsatu – Hanya tinggal hitungan hari, pelaksanaan festival seni dan budaya yang akan dilaksanakan pada 26-28 November 2021 di Situs Gua Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Rencana akan diselenggarakan festival seni dan budaya ini, mendapat tanggapan dari kuasa hukum Rahardjo Djali atau Sultan Aloeda ll.
Kuasa Hukum Sultan Aloeda ll, Tjandra Widiyanta mengatakan, acara festival seni dan budaya yang rencananya akan dihelat di Situs Gua Sunyaragi ini, tidaklah pas di tengah konflik Keraton Kasepuhan yang sedang berlangsung, bahkan akan mengundang polemik yang berkepanjangan.
Pihaknya, akan melakukan somasi pada penyelenggara kegiatan acara pagelaran seni dan budaya yang konon akan mengundang raja-raja dan sultan se-Nusantara.
Kuasa Hukum Sultan Aloeda ll menyampaikan, pihaknya berencana akan melayangkan somasi terhadap panitia festival seni dan budaya.
“Karena seperti diketahui Keraton Kasepuhan sedang dalam rangka sengketa dan sudah terdaftar di Pengadilan Negeri Kota Cirebon. Jadi tidak bisa menggunakan Gua Sunyaragi atau tempat manapun dibawah Kasultanan Kasepuhan untuk acara apapun,” katanya, Minggu (7/11/2021).
Tjandra berharap, semua pihak dapat menghormati proses hukum yang sedang bergulir supaya polemik Keraton Kasepuhan tidak memanas.
“Kami sudah mendaftarkan gugatan perdata ke PN Kota Cirebon, saatnya panggilan sidang sudah terbit maka kita semua sama-sama menghormati proses hukumya hingga inkrah nanti,” kata Tjandra.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui telepon selular, Pempinan Redaksi di PT Media Warisan Budaya Nusantara, Neni Triyatna sebagai penyelenggara acara festival seni dan budaya, merasa kaget dan heran dengan akan disomasi oleh kuasa hukum Aloeda ll.
Dikatakan Neni, pihaknya merasa heran akan disomasi kuasa hukum Aloeda ll. “Salah kami apa? Dan belum kami terima surat somasinya. Saya merasa aneh saja, apa yang akan disomasi?,” kata wanita yang akrab disapa Rosa ini berrnada heran.
Ia mengungkapkan, penyelenggaraan festival festival seni dan budaya ini berkaitan dengan HUT Majalah Media Budaya Nusantara yang ketiga dan tidak ada kaitannya dengan konflik di Keraton Kasepuhan.
Waktu itu, masih kata Neni, Majalah Media Budaya Nusantara ini diresmikan oleh Sultan Kasepuhan XIV, Alm PRA Arief Natadiningrat dan saat ini sudah menginjak tahun ketiga.
“Wajarlah kami, mengadakan acara festival ini dan rencananya kami juga akan mengundang para raja-raja dan sultan se-Nusantara, untuk membawa Kota Cirebon lebih maju lagi dalam hal seni dan budaya,” ujar Rosa. (yusfir)