SUMBER, fajarsatu.- Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cirebon menyebutkan jika angka tertinggi bencana kebakaran terjadi pada Bulan Agustus dan September.
Kepada Dinas Damkar Kabupaten Cirebon, Iis Krisnandar menyebutkan rata-rata 80 kasus kebakaran terjadi pada Bulan Agustus dan September.
“Kalau kebakaran di Bulan Agustus dan September sangat tinggi, perbulan rata-rata terjadi 80 kasus kebakaran,” ucapnya, Senin (30/09/2019).
Dijelaskannya, potensi penyebab kebakaran disebabkan oleh musim kemarau dimana tahun ini lebih kering dibandingkan tahun lalu.
Ia pun setelah berkoordinasi dengan pihak lainnya diprediksikan musim kemarau pada tahun ini akan lebih panjang.
“Potensi penyebaran kebakaran sekarang karena musim kemarau yang berkepanjangan,” tuturnya.
Rata-rata saat ini tercatat sebanyak 60% kejadian kebakaran terjadi di lahan kosong.
Meskipun dalam penanganannya adalah tugas utama BPBD akan tetapi pihaknya pun turut tangan dalam memadamkan api.
“Kami turun karena titik lokasi kejadian rata-rata dekat perumahan dan kami harus mengamankan yang dekat-dekat hunian,” ucapnya.
Maraknya kejadian kebakaran, ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan buang puntung rokok serta jangan membakar sampah dengan kondisi angin yang kencang.
“Dengan ada api yang kecil di saat kondisi angin yang besar, hal itu yang cepat membuat api membesar,” ujarnya.
Bukan hanya itu, ia pun menyoroti soal gedung pemerintahan dan swasta yang diharuskan untuk memiliki alat proteksi pemadam kebakaran yang tercatat saat ini baru 20% gedung yang memiliki alat proteksi.
“Pemerintah daerah harus punya alat proteksi, sehingga jadi panutan bagi masyarakat yang lain. Kami peringatkan sudah dan akan kami pasang stiker bagi gedung yang belum memiliki alat proteksi. Dalam stikernya pun berisikan jika gedung ini tidak aman karena tidak memiliki alat proteksi alat pemadam kebakaran,” tutupnya. (FS-7)