LEMAHWUNGKUK, fajarsatu – Perseteruan dua kubu antara managemen lama pengelolaan Badan Pengurus Taman Air Goa Sunyaragi (BP TAGS) dan pengelola baru yang sudah diterima dan dapat mandat pengelola baru yang langsung di bawah pengawasan Patih Sepuh Keraton Kasepuhan.
Mengenai pengelolaan Badan Pengelola Taman Air Goa Sunyaragi (BP TAGS) oleh Keluarga Sultan Sepuh PRA Luqman Zulkaedin, memaksa Rahardjo Djali atau lebih dikenal Sultan Aloeda II harus turun tangan.
Sultan Aloeda II menegaskan, dirinya akan ikut membenahi kondisi yang terjadi situs cagar budaya nasional tersebut.
Dalam waktu dekat, Sultan Aloeda ll memastikan dirinya untuk berkunjung ke Taman Wisata Air Goa Sunyaragi.
Selain untuk meninjau langsung situasi Goa Sunyaragi, kedatangannya juga untuk bertemu langsung para pengelola yang selama ini telah mengabdikan dirinya secara sukarela.
“Insya Allah dalam waktu dekat ini saya akan ke Goa Sunyaragi. Terkait pengelolaanya saya juga akan membuat SK-nya. Tentu akan mengutamakan mereka yang telah lama mengabdikan dirinya di Goa Sunyaragi,” tuturnya kepada fajarsatu.com, Selasa (16/11/2021) siang tadi di Umah Kulon.
Sultan Aloeda ll menyebutkan, polemik pengelolaan yang terjadi kemarin hingga sempat ditutupnya Taman Wisata Air Sunyaragi, disesalkannya.
Ia menyebut, persoalan kisruhnya pengelolaan Goa Sunyaragi hingga tersingkir pengelola lama menjadi bukti Keraton Kasepuhan tidak profesional.
Sementara, saat dimintai komentarnya terkait akan adanya rencana digelarnya Festival Seni Budaya Nusantara yang akan mengundang para sultan dan raja-raja se-Nusantara di Taman Wisata Air Goa Sunyaragi, yang akan berlangsung selama tiga hari, pada 26-28 Nopember 2021, pihaknya dengan tegas menolak acara tersebut.
“Pertama harus dipahami dulu asal muasal nama dari Sunyaragi. Sunya mengandung arti Sunyi atau sepi dan Ragi artinya Raga, maka bisa disimpulkan tempat ini sebagai tempat menyepi raga atau menenangkan diri. Selain itu penyelenggaranya juga saya nilai tidak berkompeten,” katanya.
Menurutnya, untuk menyelenggarakan sebuah festival silahkan digekar di tempat lain saja, sebab Taman Goa Sunyaragi merupakan tempat sakral yang tak bisa digunakan keramaian. (yus)